Di seluruh dunia urusan Kesehatan menjadi prioritas utama, di atas urusan pendidikan, dan kemakmuran ekonomi. Pasca pandemi, sarana dan prasarana Kesehatan terasa meningkat lebih baik. Ditambah semangat “pulih lebih cepat bangkit lebih kuat,” mengalahkan segala ke-khawatir-an. Kini pemerintah menyelenggarakan program Cek Kesehatan Gratis (CKG) untuk setiap orang, dilaksanakan pada setiap hari lahir. CGK melibatkan 10 ribu Puskesmas di seluruh Indonesia, serta menyusul lebih dari 40 ribu Puskesmas Pembantu.
Uniknya CKG bisa diperoleh masyarakat bertepatan dengan hari ulangtahun. Jadi, warga masyarakat yang sedang ulangtahun, bisa memeriksakan kesehatan diri ke Puskesmas. Dengan menunjukkan KTP (Kartu Tanda Penduduk) untuk memastikan, benar-benar sedang ber-ulangtahun. Batas waktunya sampai sebulan. Bukan sekadar periksa kesehatan dengan metode ringan (mengukur tensi). Melainkan hampir menyeluruh, meliputi periksa darah komplet (asam urat, kolesterol, dan gula darah).
Bahkan pemeriksaan “penyakit berat” risiko stroke, risiko jantung, fungsi ginjal, TBC, kanker paru, kanker payudara, dan kanker rahim. Khusus lansia (di atas 60 tahun) terdapat layanan geriatri. Sedangkan khusus bayi baru lahir terdapat pemeriksaan hormon tiroid, cek enzim pelindung sel darah merah, cek hormon adrenal, dan pertumbuhan badan. Pemeriksaan serupa jika dilakukan di laboratorium kesehatan, memerlukan biaya sekitar Rp 1 juta-an.
Jika pada CKG terdapat kondisi yang membutuhkan layanan lebih kompleks, akan langsung dirujuk ke rumahsakit besar yang bekerjasama dengan BPJS. Cek kesehatan gratis merupakan inisiatif dari pemerintah mendorong masyarakat melakukan deteksi dini berbagai penyakit untuk meningkatkan potensi kesembuhan. Selanjutnya program CKG terdiri dari tiga jalur. Yakni, cek kesehatan saat ulang tahun, cek kesehatan usia sekolah (berusia 7-17 tahun), dan CKG khusus ibu hamil dan balita.
Walau tergolong PHTC (Program Hasil Terbaik Cepat), CKG bukan hal mudah, karena langsung menyasar puluhan juta jiwa rakyat Indonesia. Pemeriksaan kesehatan mulai usia 2 tahun, sudah meliputi tambahan pemeriksaan talasemia dan gula darah. Karena keduanya menunjukkan tren naik selama satu dekade terakhir. Begitu pula CKG untuk usia 18 tahun ke atas (dan lansia), terdapat 19 jenis pemeriksaan. Juga terdapat pemeriksaan khusus untuk calon pengantin yang berencana menikah. Meliputi pemeriksaan anemia, sifilis, dan HIV.
CKG telah dimulai (pada 10 Pebruari) berpusat di Surabaya, ditandai kunjungan Menteri Kesehatan di Puskesmas Manukan Kulon. Sedangkan kick-off CKG khusus lansia dilaksanakan Menteri Sosial, di Puskesmas Menganti (perbatasan dengan Surabaya). Pemeriksaan geriatri, tergolong paling rumit, dan strategis, bisa mendeteksi potensi penyakit lebih awal. Selanjutnya tidak menjadi “beban” pada periode bonus demografi pada tahun 2030. Karena biasanya lansia tidak suka periksa kesehatan.
Beberapa Menteri Kabinet Merah Putih, turut melaksanakan kick-off CKG. Menandakan CKG tergolong sebagai quick win (Program Hasil Terbaik Cepat, PHTC). Merupakan salahsatu program Asta Cita (delapan visi) Presiden Prabowo. Dilaksanakan mulai tahun 2025 dengan anggaran APBN 2025 sebesar Rp 4,7 trilyun. Sasaran awal (tahun 2025) sebanyak 60 juta jiwa. Secara bertahap akan melayani seluruh rakyat Indonesia.
Pemerintah masih perlu meningkatkan kesertaan BPJS. Bila perlu, yang tidak mampu, otomatis ditanggung negara. Tanpa ribet. Karena sesungguhnya jaminan sosial merupakan mandat konstitusi, yang diakui sebagai hak asasi manusia. Tercantum dalam UUD pasal 34 ayat (2), dinyatakan, “Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan.” Diadopsi dari falsaafah ideologi negara, Pancasila, sila ke-2, dan ke-5.
——— 000 ———