27 C
Sidoarjo
Wednesday, December 4, 2024
spot_img

Kota Malang November 2024 Masih Terkendali, Harga Komoditas Pangan Dorong Inflasi

Kota Malang, Bhirawa.
Inflasi Kota Malang pada November 2024 tercatat masih terkendali, meskipun agak tertekan. Hal ini tidak terlepas dari koordinasi solid yang dilakukan TPID yang diwujudkan melalui sinergi kolaboratif dalam pengendalian inflasi.

Di antaranya, pelaksanaan sidak pasar dan distributor untuk pemantauan harga dan stok bahan pokok menjelang Pilkada dan Nataru yang telah dilaksanakan pada 26 November 2024. Pelaksanaan Gerakan Pangan Murah selama bulan November 2024 di Kota Malang. Pemantauan harga bahan pangan pokok selama bulan November 2024, dan tindak lanjut rakor rutin mingguan pengendalian inflasi bersama Kemendagri tanggal 4, 11, 18, 25 November 2024.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Malang pada bulan November 2024 mengalami inflasi bulanan sebesar 0,24% (mtm) meningkat dibanding bulan sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 0,20% (mtm).

Kepala Bank Indonesia (BI) Malang, Febrina, menyampaikan, dengan capaian tersebut, Kota Malang tercatat mengalami inflasi tahunan sebesar 1,22% (yoy) atau 0,89% (ytd). “Inflasi periode November 2024 terutama didorong oleh kenaikan harga pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil 0,17% (mtm), kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan andil 0,05% (mtm), kelompok transportasi dengan andil 0,12% (mtm), dan kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga dengan andil 0,01% (mtm),” tutur Febrina.

Ia menyebut, berdasarkan komoditas penyebabnya, inflasi terbesar Kota Malang didorong oleh kenaikan harga komoditas bawang merah, emas perhiasan, daging ayam ras, tomat, dan minyak goreng masing-masing dengan andil 0,11%, 0,05%, 0,05%, 0,03%, dan 0,01% (mtm). “Kenaikan harga bawang merah dan tomat terjadi seiring dengan masa panen holtikultura yang telah usai sehingga mempengaruhi jumlah pasokan,” tambahnya.

Berita Terkait :  Dana Silpa Kabupaten Sampang Rp20 Miliar Tak Sesuai Target

Adapun kenaikan harga daging ayam ras disebabkan oleh kenaikan harga pakan unggas. Selanjutnya peningkatan komoditas minyak goreng dipicu oleh peningkatan harga CPO dunia serta berakhirnya DMO yang berdampak pada kenaikan harga minyak curah. Sementara itu, peningkatan harga komoditas komoditas emas terjadi sejalan dengan peningkatan harga komoditas emas di pasar global seiring situasi geopolitik yang masih belum stabil.

Febrina menyebut Inflasi yang lebih tinggi tertahan oleh deflasi pada komoditas beras, cabai rawit, kentang, cabai merah, dan pisang masing-masing dengan andil -0,03%, -0,02%, -0,02%, -0,02% dan -0,02% (mtm). “Penurunan harga komoditas beras terjadi seiring stok beras yang masih mencukupi. Demikian halnya pada komoditas cabai rawit, cabai merah, kentang, dan pisang yang pasokannya meningkat di tengah panen yang masih berlangsung di sentra produksi,” tambahnya.

Disampaikan Febrina sinergi kebijakan antara Pemerintah Pusat dan Daerah dengan BI akan terus diperkuat melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) dan penguatan program 4K (Keterjangkauan harga, Ketersediaan pasokan, Kelancaran distribusi serta Komunikasi efektif) untuk menjaga level inflasi berada dalam rentang sasaran 2,5 ± 1%.[mut.ca]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Berita Terbaru

spot_imgspot_imgspot_img