Peringatan Pekan ASI Sedunia 2024 bertema “Closing The Gap Breastfeeding Support For All” atau “Menutup Jarak, Ruang dan Waktu melalui Telekonseling Menyusui”.
Peringati Pekan Asi Sedunia Tahun 2024
Surabaya, Bhirawa
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur (Dinkes Jatim) menggelar Peringatan Pekan ASI Sedunia Tahun 2024 dengan tema “Closing The Gap Breastfeeding Support For All” atau “Menutup Jarak, Ruang dan Waktu melalui Telekonseling Menyusui” yang digelar di Dinkes Jatim, Senin (26/8).
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Prof. Dr. dr. Erwin Astha Triyono, Sp.PD-KPTI., FINASIM mengungkapkan tema tersebut menggarisbawahi pentingnya menyediakan dukungan yang menyeluruh bagi semua ibu menyusui, tanpa memandang latar belakang sosial, ekonomi, ras, atau budaya.
Melalui tema ini, diharapkan semua elemen masyarakat, mulai dari keluarga, komunitas, tenaga kesehatan, organisasi profesi, hingga pemerintah, dapat bergandengan tangan untuk memberikan dukungan yang diperlukan oleh para ibu dalam menyusui.
“Sesuai dengan arahan Presiden Jokowi untuk mewujudkan generasi emas di tahun 2045, kita harus menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul mulai saat ini dan kita harus pastikan prevalensi stunting bisa terus kita turunkan, terangnya.
Prof. Erwin menambahkan berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia tahun 2023, prevalensi stunting di Jawa Timur tahun 2022 sebesar 19,2% dan turun menjadi 17,7% di tahun 2023. Meskipun angka tersebut mengalami penurunan, namun masih perlu upaya lebih lanjut untuk menurunkan stunting menjadi 14% di tahun 2024.
“Ada dua cara untuk menurunkan stunting, yaitu intervensi spesifik dan intervensi sensitif, dimana salah satunya melalui pemberian ASI. Pada masa menyusui, seorang ibu perlu memberikan ASI eksklusif sampai bayi berusia enam bulan dan memperkenalkan MP – ASI mulai dari usia 6 bulan dengan makanan yang kaya dengan protein hewani dan akses sanitasi dan air minum yang aman, perilaku hidup bersih dan sehat serta pengasuhan dan pola asuh yang tepat bagi bayi. Kemudian, meneruskan pemberian ASI hingga usia 2 tahun atau lebih didampingi makanan pendamping yang tepat.” Jelasnya.
Menurut Prof. Erwin, dengan pemberian ASI eksklusif 6 bulan dilanjutkan hingga 2 tahun dengan makanan pendamping yang bergizi seimbang, pertumbuhan otak anak akan maksimal dan imunitas tubuhnya pun bagus.
Untuk itu, Prof. Erwin mengajak semua pihak untuk menanamkan kepada seluruh masyarakat bahwa memberi ASI itu bukan kewajiban, melainkan dijadikan sebagai gaya hidup.
“Seorang bapak juga memegang peranan penting dalam memastikan putra-putrinya mendapatkan ASI yg terbaik. Dengan mendapatkan ASI yang terbaik, putra-putri kita diharapkan akan menjadi generasi emas yang sehat, cerdas dan unggul.” Jelasnya.
Pada kesempatan tersebut, Dinkes Jatim juga memberikan penghargaan “IMPLEMENTASI RUANG ASI DI TEMPAT KERJA” kepada instansi yang menyediakan ruang laktasi di tempat kerja, antara lain peringkat pertama diraih oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sidoarjo, selanjutnya peringkat kedua diraih oleh Sekretariat Daerah Kabupaten Trenggalek, kemudian peringkat ketiga diraih oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Tuban. Sedangkan kategori unggulan diraih oleh Kelurahan Pabean Cantian Kota Surabaya dan Kelurahan Jagalan Kota Mojokerto.
Selain itu, turut hadir narasumber ahli Dr. dr. Tan Shot Yen, M.Hum yang memberikan materi tentang Pentingnya ASI dan Strategi Keberhasilan Menyusui bagi Ibu Hamil dan Ibu Bersalin serta dr. Dini Adityarini, Sp.A dari RSIA Kendangsari yang menyampaikan materi tentang Implementasi Penerapan 10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui (LMKM) di Fasyankes. [riq.hel]