Warga Kecamatan Kesamben, Jombang saat mengunjungi Prasasti Kusambyan, Sabtu (20/09). foto: arif yulianto/bhirawa.
Jombang, Bhirawa.
Sejumlah warga Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang yang juga para pegiat sejarah dan budaya, melakukan kunjungan ke Prasasti Kusambyan atau Prasasti Grogol yang berada di Desa Katemas, Kecamatan Kudu, Kabupaten Jombang, Sabtu (20/09).
Warga Kesamben tersebut meyakini bahwa Prasasti Kusambyan adalah salah satu situs tua yang merupakan bagian dari identitas Kesamben.
“Berdasarkan literatur yang ada, dalam Prasasti Kusambyan ini menjelaskan tentang pemberian status Sima atau ‘Pardhikan’ oleh Raja Airlangga kepada masyarakat Kusambyan atau Kesamben,” ujar Isma Hakim, salah seorang warga Kecamatan Kesamben yang datang ke Situs Kusambyan.
Lebih lanjut pegiat sejarah dan budaya asal Desa Jatiduwur, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang itu menuturkan, pemerintah juga diharapkan dapat melestarikan keberadaan situs tersebut agar generasi mendatang tetap dapat mengetahui dan belajar sejarah dari situs tersebut.
Senada dengan Isma Hakim, pegiat budaya, Ari Hakim juga mengajak warga Kesamben untuk mempelajari Prasasti Kusambyan.
“Kita bisa mengambil spirit dari Prasasti Kusambyan. Tidak semua desa ditetapkan menjadi Sima pada masa lalu. Berarti ada yang spesial dari daerah Kesamben,” ulas Ari Hakim.
“Kami berharap lebih banyak lagi pihak yang mau ‘uri-uri’ sejarah dari situs ini,” ujar Ari Hakim.
Untuk diketahui, di utara Sungai Brantas di Kabupaten Jombang, terdapat beberapa prasasti peninggalan masa Raja Airlangga.
Di antaranya seperti Prasasti Kusambyan di Desa Katemas Kecamatan Kudu, Kabupaten Jombang. Lantas, Prasasti Sumber Gurit yang juga berada di Desa Katemas.
Lalu, ada pula Prasasti Katemas yang pernah ditemukan dari Desa Katemas dan kini disimpan di Trowulan, Mojokerto. Bahkan, Prasasti Pucangan yang kini berada di Calcutta, India, diduga kuat juga berasal dari sekitar Gunung Pucangan di utara Sungai Brantas di Kabupaten Jombang.(rif.hel)