Surabaya, Bhirawa
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) mengukuhkan mahasiswa baru tahun dalam kegiatan Pengukuhan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) 2025. Terdapat 4.875 mahasiswa baru, dalam jumlah tersebut 3.000 merupakan mahasiswa Program Profesi Guru (PPG), sedangkan 1.875 lainnya mahasiswa non-PPG, termasuk ratusan penerima beasiswa Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIPK), Senin (8/9).
Rektor Unusa, Prof. Dr. Ir. Achmad Jazidie, M.Eng., menjelaskan bertingkatnya jumlah mahasiswa baru jadi bukti kepercayaan masyarakat kepada Unusa. “Sukur jumlah meningkat sangat signifikan dibandingkan tahun sebelumnya sekitar 1.400 mahasiswa non-PPG, tahun ini mencapai 1.800 lebih,” jelasnya.
Lanjut Prof. Jazidie menyapikan bahwa momentum pengukuhan mahasiswa baru adalah anugerah yang patut disyukuri, termasuk mahasiswa asing dari Filipina, Malaysia, dan Timor Leste, Jumlah pastinya akan bertambah karena ada yang baru melakukan pendaftaran ulang.
“Perjalanan mahasiswa seperti proses melukis kehidupan, mulai hari ini kalian akan memulai kehidupan baru, mulai melukis masa depan, lukisan itu bisa diperbaiki, direvisi, hingga menjadi karya indah hasil jerih payah kalian, PKKMB akan membantu kalian beradaptasi dengan dunia kampus, membangun visi yang jelas dengan nilai moral dan agama sebagai pijakan utama,” pungkas Prof. Jazidie.
Pembelajaran di Unusa tidak berfokus pada peningkatan hardskill, tambah Prof. Jazidie, tapi softskill melalui berbagai kegiatan intra maupun ekstrakurikuler, mahasiswa Unusa harus membangun habit untuk terus mengembangkan potensi terbaiknya, baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
“Pengukuhan Unusa semakin meneguhkan komitmennya mencetak generasi unggul yang tidak hanya berprestasi di bidang akademik, tapi juga mampu berkontribusi nyata kepada sekitar,” ucapnya.
Sementara itu, mahasiswa baru KIP-K Kedokteran dari Sumatra Selatan, Putri Yanti, menceritakan bahwa selama dua tahun, sempat merasa terpuruk karena tidak lolos di berbagai jalur pendaftaran baik nasional maupun mandiri dari perguruan tinggi tertentu, perjuangannya untuk bisa kuliah dia juga sempat bekerja untuk membantu memenuhi kebutuhan keluarga, mengingat sang ibu pedagang yang pendapatannya tidak pasti.
“Saya tidak menyerah, dirinya mencoba mencari tahu informasi beasiswa KIP-K dan menemukan Unusa menerima mahasiswa KIP-K Kedokteran, semangat belajar kembali tumbuh, ada harapan lain karena dari kecil pengen banget jadi dokter spesialis Kandungan, lewat beasiswa ini kasih berharapan baru buat aku sama ibu dan adek,” pungkasnya. [ren.wwn]