Surabaya, Bhirawa
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) mengadakan acara pengukuhan Guru Besar dalam Bidang Pendidikan Bahasa Indonesia di Auditorium Kampus B, Surabaya, Kamis (22/5).
Guru Besar dalam Bidang Pendidikan Bahasa Indonesia Prof. Dr. Syamsul Ghufron, M.Si, telah mengabdikan diri pada dunia pendidikan sejak awal 1990-an, ia dikenal sebagai akademisi yang konsisten mengembangkan kajian pragmatik, sosiolinguistik, dan pembelajaran bahasa, serta memiliki kontribusi besar dalam pengembangan kurikulum dan metodologi pengajaran Bahasa Indonesia di tingkat perguruan tinggi.
Pidato ilmiahnya berjudul: “Bahasa Indonesia sebagai Media Pendidikan Karakter Rahmatan Lil Alamin: Integrasi Nilai dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia”, berisi pentingnya peran bahasa Indonesia tidak hanya sebagai alat komunikasi, tapi sebagai media pembentuk karakter yang inklusif, humanis, dan religius.
Rektor Unusa, Prof. Dr. Achmad Jazidie, M.Eng, mengapresiasi atas kiprah Prof. Ghufron yang selama ini telah berkontribusi dalam pengembangan akademik dan moral generasi muda melalui bahasa. “Patut bangga memiliki sosok ilmuwan yang tidak hanya tajam secara keilmuan, tetapi juga bijak dalam menyampaikan nilai kehidupan melalui bahasa,” jelasnya.
Sementara itu, Prof. Syamsul Ghufron, mengatakan bahwa bahasa bukan sekadar alat komunikasi, tetapi cerminan nilai dan karakter suatu bangsa, menurut struktur fonologi, morfologi, hingga sintaksisnya, bahasa Indonesia menyimpan potensi luar biasa untuk menanamkan nilai-nilai rahmatan lil alamin.
“Pentingnya pendekatan integratif dalam pembelajaran bahasa, di mana aspek kebahasaan tidak diajarkan secara kaku, melainkan ditautkan dengan nilai-nilai etika, keagamaan, dan sosial budaya, sebagaimana telah lama dipraktikkan dalam tradisi pendidikan pesantren di Indonesia,” ujar Prof. Ghufron.
Lanjut Prof. Ghufron, menyampaikan konsep penting dalam pendidikan karakter adalah yaitu ajaran Islam tentang kasih sayang universal, Integrasi nilai RA dalam pembelajaran bahasa Indonesia tidak hanya menyentuh aspek linguistik, tapi juga pengembangan karakter, elemen Bahasa fonologi, morfologi, sintaksis berpotensi menanamkan nilai moral sesuai prinsip RA.
“Integrasi nilai RA dalam pembelajaran bahasa Indonesia sangat strategis untuk membentuk generasi yang cerdas, empatik, dan membawa kedamaian bagi sesame,” pungkasnya.
Prof. Ghufron sekarang resmi menyandang jabatan akademik tertinggi dan akan terus menginspirasi sivitas akademika Unusa untuk meneladani semangat keilmuan yang berbasis nilai, berpijak pada budaya, dan berorientasi pada kemaslahatan umat. [ren.wwn]