Oleh:
Drs. H. Choirul Anam Djabar
Ketua Jam’iyah Tilawatil Qur’an Provinsi Jatim
Dalam hadis riwayat Muslim terdapat sepotong hadis yang menceritakan perihal ibadah orang munafik, termasuk ibadah puasa: “Tanda-tanda munafik tiga: Apabila berkata dia bohong, apabila berjanji dia ingkar dan apabila diberi amanah dia berkhianat, sekalipun dia puasa, salat dan mengaku dirinya muslim”. (H/R Muslim).
Di antara contoh puasa orang munafik ialah apabila seseorang yang berpura-pura berpuasa di hadapan orang lain sedangkan hakikatnya dia tidak berpuasa (berbohong) lantaran malu jika diketahui orang dia tidak berpuasa, atau terpaksa berpuasa lantaran ia duduk bersama orang yang berpuasa karena malu jika tidak berpuasa, atau beralasan sakit sehingga tidak mau berpuasa. Padahal sebenarnya dia adalah seorang yang sehat walafiat. Orang-orang seperti ini tergolong dalam golongan orang yang nifaq walaupun dia merasa dirinya seorang muslim.
Karena itu, marilah kita hindari sifat-sifat nifak ini agar Allah Swt menerima dan memberkati segala ibadah kita, termasuk ibadah puasa. Marilah kita lakukan segala ibadah yang wajib atau yang sunah semata-mata karena Allah, karena demikianlah perintah dari Allah sebagaimana firmanNya: “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan (ikhlas) kepadaNya dalam (menjalankan) agama dengan lurus”. (Al-Bayyinah, 98:5).
Rasulullah Saw bersabda: “Barangsiapa yang berpuasa Ramadan (berpuasalah dengan) penuh keimanan, dan niat yang sungguh-sungguh, berkata Aisyah ra: Nabi Saw bersabda: Mereka (yang berpuasa) akan dibangkitkan (di Hari Kiamat) menurut niat mereka”.( H/R Bukhari.). [*]