Surabaya, Bhirawa
Tim dosen Universitas Dr. Soetomo (Unitomo) Surabaya dan Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya melaksanakan Program Pemberdayaan Masyarakat Usaha Produk Unggulan Daerah (PM-UPUD) untuk mendampingi dua sentra batik tulis di Kecamatan Tanjungbumi, Kabupaten Bangkalan, Madura.
Program didanai oleh DPPM Kemendiktisaintek ini mengusung tema “Optimalisasi Diversifikasi Produk Batik Tulis Tanjungbumi Berbasis Inovasi Teknologi Siap Bersaing dalam Tren Mode Kekinian”, Kegiatan tersebut melibatkan UD Zulpah Batik Madura dan CV Naraya Batik sebagai mitra utama, bertujuan meningkatkan kualitas produksi serta daya saing batik tulis khas Madura. Selasa, (23/9/2025)
Ketua Tim PM-UPUD Unitomo, Dr. Dra. Ully R. Tampubolon, MM, mengatakan produk Batik tulis Tanjungbumi terdapat keunikan tersendiri, diamana merupakan salah satunya batik tulis gentongan yang hanya diproduksi di kawasan Madura.
“Proses pembuatannya membutuhkan waktu hingga 1 sampai 3 tahun sebab menggunakan gentong tanah liat yang ditanam di dalam tanah, ini yang membuat batik mempunyai nilai eksklusif karena batik tulis gentongan hanya diproduksi 20 persen dari total produksi kedua mitra sedangkan sisanya 80 persen berupa batik tulis dengan pewarnaan alam maupun sintetis, namun, di tengah persaingan ketat dengan batik dari Yogyakarta dan Pekalongan yang sudah berinovasi dengan desain dan produk fashion modern, Zulpah Batik dan Naraya Batik menghadapi tantangan berat untuk tetap bersaing di pasar batik nasional,” jelasnya.
Lanjut Ully menjelaskan pada mitra pertama, Zulpah Batik, telah melatih pada mitra penggunaan mesin jahit digital bertujuan meningkatkan kualitas dan variasi model busana batik tulis fashion dan hasilnya, pengrajin mampu memproduksi lima model baju fashion yang diminati pasar dan menembus pesanan baru.
“Mitra kedua, Naraya Batik, difokuskan peningkatan kualitas proses pelorotan malam yang selama ini masih menggunakan cara konvensional, diamana tim menyerahkan satu unit bak pelorot tembaga yang terbukti mampu melarutkan malam hingga 99 persen tanpa merusak kain,serta diberikan pula pelatihan dan praktik pendampingan pengurusan Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) untuk motif batik,”pungkas Ully.
Melalui pelatihan, pendampingan, dan praktek pengurusan HAKI, tambah Ully, berharap Naraya Batik semakin percaya diri dalam melindungi motif khasnya sekaligus meningkatkan nilai jual produk. “Tidak hanya aspek produksi, program juga menyentuh strategi pemasaran, Zulpah Batik mendapat pendampingan pembuatan konten kreatif untuk media sosial seperti Instagram dan YouTube, supaya promosi lebih efektif menarik minat generasi muda, batik tulis Tanjungbumi diharapkan tidak hanya bertahan menghadapi persaingan, tetapi juga berkembang menjadi produk unggulan daerah yang mampu bersaing di pasar nasional dan internasional,” imbuhnya.
Ully mengucapkan apresiasi dan terima kasih yang mendalam kepada DPPM Kemdiktisaintek yang telah mendanai program PM-UPUD tahun anggaran 2025, Dukungan tersebut menjadi bukti nyata kepedulian pemerintah terhadap pelestarian warisan budaya sekaligus penguatan daya saing UMKM batik tulis di Madura.[ren.ca]


