Kota Madiun, Bhirawa.
Penataan Pedagang Kaki Lima (PKL) di kawasan Jalan Sentot Prawirodirjo mulai dilakukan. Bukan dari petugas, penataan dilakukan PKL sendiri yang dibantu petugas.
Ya, penataan kawasan tersebut memang sudah menjadi kesepakatan bersama pada pertemuan beberapa waktu sebelumnya.
”Jadi ini sesuai dengan kesepakatan dengan teman-teman PKL dan sesuai dengan aturan yang berlaku baik Perda maupun Perwal. Hari ini kita mulai dengan penataan sarana berjualan,” kata Kasatpol PP dan Pemadam Kebakaran Kota Madiun, Sunardi Nurcahyono, Rabu (4/9/2024).
Dalam pertemuan sebelumnya tersebut mengemuka kesepakatan untuk tidak meninggalkan sarana jualan di lokasi. Bukan hanya gerobak, tetapi juga kursi, meja, hingga tenda terpal sebagai penutup.
Selama ini, selain gerobak kebanyakan sarana berjualan dibiarkan tetap di lokasi. Tak heran, Jalan Sentot Prawirodirjo tampak kumuh dan semerawut. Padahal jalan tersebut juga dimanfaatkan untuk berolahraga saat pagi. Komplain dari masyarakat pengguna jalan pun mengemuka.
”Untuk kursi nanti maksimal dua. Karena ke depan kursi akan ditiadakan karena pedagang sepakat untuk berkonsep lesehan semua. Jadi selain itu harus disimpan,” ujarnya sembari menyebut hanya boleh satu meja.
Sementara untuk tenda terpal tidak boleh lagi ditinggal begitu saja. Tenda harus digulung dan disimpan dengan baik. Selain itu, Sunardi menyebut juga akan melakukan pengukuran panjang luasan untuk PKL tersebut. Total ada 64 PKL. Hal itu dilakukan juga untuk menyiapkan lahan parkir.
Seperti diketahui, saat ini parkir di kawasan tersebut juga belum tertata dengan baik.”Prinsipnya silahkan digunakan untuk berjualan, pemerintah tidak melarang. Tetapi harus dijaga ketertiban dan keindahannya,”katanya. [dar.dre]
