Ajak Refleksikan Tugas dan Tanggung Jawab
Dindik Jatim, Bhirawa
Dinas Pendidikan (Dindik) Jawa Timur menyerahkan penghargaan Satyalancana Karya Satya untuk 450 guru dan tenaga kependidikan (tendik) di Jawa Timur. Penghargaan ini diberikan pemerintah kepada ASN. Khusus di kalangan Pendidikan, Pemerintah Provinsi Jawa Timur menyerahkan kepada Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur untuk menyematkan secara langsung kepada guru dan tenaga dengan masa pengabdian 30 tahun, 20 tahun dan 10 tahun di bidang pendidikan.
Selain menyematkan Satyalancana Karya Satya, bertepatan dengan Hari Guru Nasional (HGN), Kepala Dindik Jatim juga memberikan sekuntum bunga mawar sebagai tanda apresiasi pemerintah kepada pengabdian guru selama ini yang sudah mendidik anak-anak Indonesia menjadi cerdas berakhlak.
Kepala Dindik Jatim, Aries Agung Paewai mengungkapkan penghargaan ini diberikan atas intruksi Pj Gubernur Jawa Timur, Adhy Kartono sebagai apresiasi terhadap kinerja dan masa pengabdian para ASN guru dan tendik. Ada sebanyak 450 guru dan tendik yang menerima penghargaan ini, yang terbagi dalam tiga sesi. Aries juga mengajak kepada guru untuk merefleksikan kembali peran, tugas dan tanggung jawab sebagai guru dan tendik.
“Bahwa penghargaan yang diberikan bukan semata-mata apresiasi, maknanya sebagai pembangkit semangat dan motivasi. Agar para guru dan tendik kita terus mengabdikan diri dibidang pendidikan,” ujar Aries usai penyerahan, Senin (25/11).
Untuk para guru terutama, lanjut Aries, harus punya semangat juang dan jangan pernah lelah untuk memberikan pendidikan terbaik kepada anak-anak baik untuk kecerdasan maupun akhlaknya dan adab para siswa.
Pj Wali Kota Batu juga menegaskan komitmen Dindik untuk melindungi guru terkait kekerasan yang kerap melibatkan guru. Hal ini kata Aries diperkuat dengan komitmen PGRI yang akan melakukan pembahasan undang-undang perlindungan guru.
“Kita berharap dengan itu guru semakin memberikan dampak yang positif terhadap tugas dan tanggung jawabnya. Tanpa adanya itu, saya khawatir akan ada banyak hal-hal yang menjadi kemunduran motivasi guru untuk terus memberikan pengabdian dibidang pendidikan,” jelasnya.
Sementara itu, terkait tren guru yang mengisi konten hiburan di sosial media mereka, Aries menilai seharusnya dengan berkembangnya teknologi digital dan arus sosial media guru sebaiknya memanfaatkannya dengan mengisi konten pembelajaran.
“Saya berharap begini, saat ini memang dunianya sudah digitalisasi namun sudah seharusnya tidak mengenyampingkan bagaimana cara kita memberikan pendidikan untuk anak-anak kita. Harus ada human touch. Harus ada bagaimana tatap muka dengan anak, bagaimana memberikan ilmu secara face to face dengan cara itu akan terlihat bagaimana sejatinya guru,” terangnya.
Sebab, masyarakat akan menilai penggunaan sosial media dengan penyampaian pembelajaran secara langsung yang akan menimbulkan presepsi berbeda, bisa negatif dan positif. Jika sosial media digunakan dengan bijak, tegas Aries akan menjadi bagian dari pembelajaran positif.
Tapi jika hanya untuk mempromosikan dirinya ini akan dinilai secara negatif.
“Artinya jika guru lebih sibuk dengan sosmed dibanding mengajar Ini penting bagi kita agar mengevaluasi nya. Mangkanya kita membuat program Gempita agar bakat guru bisa disalurkan. Tapi tdk dicampur adukkan antara profesinya dengan kehidupan pribadi,” tandasnya. [ina.fen]