31 C
Sidoarjo
Wednesday, March 12, 2025
spot_img

Wamenag: Asta Cita sebagai Pendorong Menuju Indonesia Emas


Kota Malang, Bhirawa
Dr KH Romo R. Muhammad Syafi’i SH. M.Hum Wakil Menteri Agama (Wamenag) memaparkan “Asta Cita Mendorong Pendidikan yang Inklusif untuk Mewujudkan Indonesia Emas 2045”, dihadapan civitas Akademika Universitas Brawijaya (UB), Rabu (12/2) kemarin.

“Kita tidak boleh menutup diri atas nama inklusivisme baik itu ras, agama, gender dan lainnya, seperti politik luar negeri Indonesa yang menganut sistem non blok,” ungkapnya.

Wamenag yang biasa disapa Romo Syafi’i ini menambahkan, salah satu tindakan yang sudah dijalankan Presiden Prabowo adalah kunjungan ke negera China sebagai negara tetangga. “Presiden Prabowo saat ke China sebagai negara tetangga, tampak di sana sekarang semua sudah inklusif, tidak sulit cari masjid maupun makanan halal,” tegasnya.

Pihaknya juga menyampaikan bahwa tampilan inklusivisme dalam politik Indonesia yang dianut Presiden Parabowo adalah mengusung tagline ‘satu musuh cukup banyak, sedangkan 1.000 kawan masih kurang’.

Dijelasakan dia, semuanya diarahjkan lewat 8 program Asta Cita, yang diawali dengan memperkokoh ideologi Pancasila, demokrasi dan HAM, serta memperkuat pertahanan dan swasembada pangan, energi maupun ekonomi.

“Presiden Prabowo menetapkan sistem ‘check and balance’, termasuk gemuknya kabinet Merah Putih sebagai upaya membantu presiden dalam mengelola wilayah RI yang luas. Salah satunya di bidang pendidikan dengan ‘memecah’ Kemendikbud menjadi 3 kementerian,” ungkapnya.

Wamenag yang menempuh jenjang pendidikan doktor dengan thesis di bidang waqaf ini juga berharap ke depan akan ada Kementerian khusus waqaf. Ia kembali menekankan, bahwa inklusif itu adalah standar dalam semua bidang kehidupan, agar bisa mengakses semua ilmu asal tidak bertentangan dengan Pancasila. Menurutnya hal ini penting mengingat 17 program prioritas Presiden dan Wakil Presiden adalah dimulai dengan mencapai swasembada pangan, energi dan air.

Berita Terkait :  Zefanya Wisudawan Termuda UB yang Sukses Raih Impian di Dunia Aviasi

“Omong kosong mencapai Indonesia Emas dengan anak yang kurang gizi. Jadi yang beliau kembangkan adalah demokrasi yang kolaboratif demokrasi yang akomodatif demokrasi membangun kerjasama. Poinnya yang penting mau bersama-sama bekerja untuk mensejahterakan rakyat Indonesia,” tutup Romo Syafi’i.

Sementara Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi UB, Prof Dr Unti Ludigdo SE MSi Ak menyampaikan apresiasinya atas kehadiran Wamenag dalam kuliah umum ini. Prof Unti memebeberkan keunggulan UB sebagai salah satu kampus terbesar di Indonesia dengan lebih dari 70.000 mahasiswa dan 192 program studi yang tersebar di Malang, Kediri, dan Jakarta.

“Kegiatan keagamaan di UB ini luar biasa, termasuk Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) maupun pembinaan keagamaan di Masjid Raden Patah. Selain itu, berbagai unit kegiatan mahasiswa (UKM) juga berkolaborasi dengan pusat pembinaan keberagaman, yang tentunya akan terus kami kembangkan,” tandas Prof. Unti. [mut.wwn]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru