Kota Batu,Bhirawa.
Kemampuan dalam menata pemerintahan yang bersih, transparan, responsif dan tangguh dalam mengelola potensi daerah menjadi tantangan besar bagi tiga pasangan calon (paslon) Kota Batu dalam debat publik ketiga pada Kamis (21/11) malam.
Debat pamungkas yang digelar di Hotel Golden Tulip kota ini juga menguji kapasitas paslon dalam masalah hukum, sosial, dan ekonomi. Seperti pada debat kedua, ketiga paslon saling beradu gagasan dalam mengatasi stunting yang saat ini lagi gencar ditangani Pemkot Batu.
“Selain tentang Tata Kelola Pemerintahan, di debat ketiga ini kita juga mengangkat tema tentang Sosial, Hukum, Ekonomi,” ujar Thomi Rusy Diantoro, komisioner KPU Divisi Teknis dan Penyelenggaraan Kamis (21/11).
Sebagai salah satu bentuk metode mendapatkan simpati masyarakat, para paslon tentu tidak menyia-nyiakan momen debat publik ini. Mereka mempersiapkan diri untuk bisa menunjukkan gagasan dan mengusulkan solusi dalam mengatasi masalah di Kota Batu. Apalagi KPU Kota Batu sudah menentukan empat tema yang akan menjadi pokok pembahasan dalam debat pamungkas.
Diketahui, empat tema yang diangkat pada debat ketiga ini berbeda dengan debat pertama dan kedua yang terselenggara pada 21 Oktober dan 8 November lalu.Pada debat pertama KPU Kota Batu mengangkat masalah pertanian, pariwisata, agraria dan lingkungan hidup.
Kemudian pada debat kedua KPU mengangkat tema pendidikan, perlindungan anak, kesehatan, dan kebudayaan. Dan tema perlindungan anak dan kesehatan ini cukup memancing para paslon dalam menelurkan gagasannya. Karena para paslon saling beradu gagasan dalam penanganan stunting di Kota Batu.
“Debat publik ketiga ini dibagi enam segmen meliputi, pembacaan visi dan misi, sesi tanya jawab dari panelis, tanya jawab antar paslon dan terakhir sesi pernyataan penutup,” jelas Tomi. Dan sesi tanya jawab antar paslon inilah yang biasa memancing keseruan dalam debat.
Adapun untuk memberikan pertanyaan kepada para paslon, KPU Kota Batu telah menggandeng akademisi untuk untuk menjadi panelis. Adapun panelis terssbut berasal dari Universitas Brawijaya, Universitas Muhammadiyah Malang, dan Universitas Negeri Malang. Namun, mengenai siapa saja nama-nama panelis tersebut, KPU baru diumumkan pada saat debat berlangsung.
Ditambahkan Komisioner KPU Kota Batu Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih dan Partisipasi Masyarakat dan Sumber Daya Manusia, Ahmad Kholil Almansur tidak ada perbedaan signifikan antara debat ketiga dengan dua debat sebelumnya. Utamanya dalam segi waktu pemaparan yang dipangkas dari debat pertama.
“Debat sebagai salah satu metode kampanye akan jadi bahan pertimbangan masyarakat untuk memilih. Untuk itu pemilih bisa melakukan penilaian berdasarkan visi-misi calon yang dianggap sesuai,” jelas Kholil.
Diketahui, ada tiga paslon bakal bertarung dalam Pilkada Kota Batu. Yaitu paslon Nurochman-Heli Suyanto nomor urut 1, Firhando Gumelar-Rudi nomor urut 2, dan paslon nomor urut 3 Krisdayanti-Kresna Dewanata Prosakh. [nas.wwn]