28 C
Sidoarjo
Friday, December 5, 2025
spot_img

Tim DVI Polda Jatim Identifikasi Jenazah Korban Robohnya Ponpes Al-Khoziny


Polda Jatim, Bhirawa
Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur terus melakukan proses identifikasi korban robohnya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny di Buduran, Sidoarjo. Identifikasi ini dilakukan terus dan secara intensif oleh Tim DVI.

Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Jules Abraham Abast mengatakan, sejak Jumat (3/10) pagi hingga malam, Polda Jatim telah mempersiapkan langkah identifikasi terhadap jenazah korban. “Mulai pagi tim DVI sudah menerima dan memproses jenazah yang masuk ke Posko DVI RS Bhayangkara Surabaya,” kata Kombes Pol Abast di Posko DVI RS Bhayangkara Surabaya pada Jumat (3/10).

Dijelaskannya, Tim DVI ini terdiri dari Biddokkes Polda Jatim, Pusdokkes Polri dan Persatuan Dokter Forensik Indonesia (PDFI). Di lokasi yang sama Kabid Dokkes Polda Jatim, Kombes Pol Mohammad Khusnan Marzuki didampingi oleh Kasubbid Dokpol Biddokkes Polda Jatim, AKBP Adam Bimantoro memaparkan bahwa pada Jumat (3/10) sebanyak 8 kantong jenazah telah diterima untuk dilakukan proses identifikasi.

Dari jumlah tersebut, Lima jenazah telah melalui tahap identifikasi, meski masih membutuhkan pendalaman lebih lanjut. “Dari Lima jenazah yang sudah kami identifikasi, masih diperlukan data tambahan dari pihak keluarga,” jelasnya.

Untuk membantu proses pencocokan, Tim DVI berharap keluarga korban bisa menyerahkan data sebanyak mungkin, seperti foto terakhir, ciri-ciri pakaian, hingga barang berharga yang terakhir dipakai korban. Selain itu, tim DVI juga telah menyiapkan pemeriksaan DNA untuk memperkuat hasil identifikasi.

Berita Terkait :  Pemkot Surabaya Sambut Tim Verifikasi Akhir KLA

Selanjutnya sampel DNA akan segera kami kirim ke Pusdokkes Polri,” tambah Kombes Pol Mohammad Khusnan.

Khusnan menambahkan, saat ini sudah ada 57 sampel yang siap diperiksa, setelah sebelumnya diverifikasi dari 58. “Jumlah ini bisa saja bertambah seiring laporan keluarga yang masuk,” tambahnya.

Menurutnya, identifikasi paling akurat biasanya melalui catatan gigi, terutama bagi korban yang memiliki rekam medis panoramik gigi. Dalam hal ini metode sidik jari dinilai sulit dilakukan karena kondisi jenazah sudah lebih dari Tiga hari.

“Tes DNA merupakan metode yang diakui internasional dan tidak terbantahkan. Prosesnya bisa cepat, sekitar Tiga hari, namun juga bisa lebih lama tergantung kondisi sampel,” jelasnya.

Kabid Dokkes Polda Jatim juga menekankan pentingnya kelengkapan data antemortem dari keluarga korban. Tim Polda Jatim bahkan telah menurunkan petugas ke lokasi pesantren untuk membantu pengumpulan data tersebut.

“Kami memahami betapa beratnya keluarga menunggu hasil identifikasi, karena itu seluruh prosedur dipercepat agar kepastian dapat segera diberikan,” pungkasnya. [bed]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru