Kota Pasuruan, Bhirawa.
Plt Wali Kota Pasuruan, H Adi Wibowo menegaskan stok bahan pangan (sembako) dan bahan penting di Kota Pasuruan aman saat Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025. Sehingga, pihaknya meminta masyarakat untuk tidak panic buying.
“Usai pemaparan dari Bulog untuk data ketersediaan beras, Disperindag terkait kondisi pasar hingga ketersediaan elpiji dan BBM, maka insyaallah stok sembako di Kota Pasuruan pada Nataru aman,” ujar Mas Adi sapaan akrabnya usai rapat bersama Tim Pengendali Inflasi (TPID) Kota Pasuruan, di Ruang Rapat Untung Suropati Kota Pasuruan, Kamis (5/12).
Rapat digelar sebagai langkah konkret pengendalian inflasi Kota Pasuruan jelang Nataru. Rapat dihadiri sejumlah stakeholder terkait. Mas Adi mencontohkan bagaimana Bulog menjamin ketersediaan beras Kota Pasuruan pada komplek pergudangan Gadingrejo.
Pada data yang dipaparkan, terlihat proyeksi stok beras yang diperkirakan bisa menopang kebutuhan pangan hingga April 2025. “Dan stabilitas harga dan kondisi pasar juga terjaga. Termasuk pula untuk stok elpiji dan BBM jelang Nataru juga aman,” imbuh Mas Adi.
Meski demikian, harus tetap melakukan antisipasi dan mitigasi. Terutama di sektor distribusi BBM karena Nataru biasanya mobilisasi kendaraan meningkat. “Amannya stok bahan pokok di Kota Pasuruan ini buah hasil dari sinergi berbagai pihak,” jelas Mas Adi.
Di sisi lain, pertemuan tersebut juga dijabarkan sejumlah strategi pengendalian inflasi Kota Pasuruan untuk beberapa waktu kedepan. Yakni, melalui optimalisasi operasi pasar dan pasar murah, pengembangan urban farming, penguatan koordinaasi distribusi pangan, serta komunikasi efektif antar berbagai stakeholder terkait.
Pejabat nomer satu di Kota Pasuruan ini juga meminta seluruh pihak mengantisipasi perubahan iklim dan cuaca yang sedang terjadi. Perubahan iklim biasanya diikuti oleh perubahan situasi sosial dan ekonomi. “Tentu, perubahan iklim dapat menjadi awal bencana alam yang dapat mempengaruhi stabilitas bahan pangan. Potensi bencana dan mitigasinya harus dipetakan,” jelas Mas Adi.
Diketahui, Kota Pasuruan bukanlah daerah penghasil pangan yang besar. Untuk itu diperlukan sinergi yang baik dengan berbagai pihak, termasuk daerah lain yang menjadi penghasil pangan lebih besar.[hil.ca]