Kota Mojokerto, Bhirawa.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda telah mengeluarkan peringatan dini terkait potensi cuaca ekstrem yang diprediksi berlangsung pada 2 hingga 10 Januari 2025. Fenomena atmosfer seperti gelombang Low Frequency dan peningkatan La Nina menjadi penyebab utama tingginya risiko bencana hidrometeorologi di wilayah Jawa Timur, termasuk Kota Mojokerto.
Menanggapi kondisi ini, Sekretaris Daerah Kota Mojokerto, Gaguk Tri Prasetyo, mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap berbagai potensi bahaya seperti banjir, jalan licin, pohon tumbang, berkurangnya jarak pandang, hingga risiko sengatan arus listrik.
”Kami mengimbau seluruh masyarakat untuk berhati-hati dan tetap waspada. Bersihkan lingkungan, terutama selokan dan saluran air, untuk mencegah banjir. Selain itu, perhatikan keselamatan keluarga, khususnya anak – anak,” ujar Gaguk. Senin (6/1).
Pemerintah Kota Mojokerto juga telah melakukan langkah-langkah antisipatif untuk mengurangi dampak cuaca ekstrem, termasuk perapihan pohon secara berkala, pengecekan saluran air di lokasi rawan genangan, serta koordinasi dengan berbagai pihak terkait untuk memastikan kesiapsiagaan.
”Masyarakat juga diharapkan turut aktif menjaga lingkungan sekitar agar risiko kerugian akibat cuaca ekstrem dapat kita minimalkan,” tambahnya.
Cuaca ekstrem yang terjadi saat ini mengingatkan pentingnya kerja sama antara pemerintah dan masyarakat dalam menghadapi ancaman bencana.
”Mari kita bersama-sama menjaga Kota Mojokerto agar tetap aman dan kondusif di tengah tantangan cuaca yang tidak menentu,” tutupnya. [oky.fen]