Kota Malang, Bhirawa
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) terus mendorong mahasiswanya ambil bagian dalam membangunan masyarakat. Diantaranya, melalui program Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM). Sebanyak 4.747 mahasiswa dari berbagai fakultas UMM dilepas Rektor UMM Prof Nazarudin Malik, ke 17 Provinsi, Rabu (17/7) kemarin.
Sebanyak 4.747 mahasiswa yang terbagi menjadi 900-an kelompok. Mereka akan melakukan pengabdian dengan tema desa sejahtera dan mandiri.
Menurut Rektor UNM, Nazarudin Malik, kerangka besar konsep dari PMM adalah pengabdian kepada masyarakat. Program ini penting untuk mengondisikan para calon pemimpin bangsa pada situasi tertentu di masyarakat. Apa yang bisa kita rasakan dan lakukan? Seberapa tinggi tingkat keterlibatan kita, emosi, maupun perasaan ada pada kondisi masyarakat saat itu
Nazarudin Malik menjelaskan, memahami permasalahan yang ada di masyarakat lebih kuat dibandingan dengan pemahaman mengenai kompetensi teknis yang didapat dari perkuliahan. Sehingga mahasiswa harus dapat melihat masalah yang terjadi kemudian bergerak memberikan solusi terbaik.
Sebagai informasi, PMM merupakan program wajib bagi mahasiswa UMM yang dulunya dikenal sebagai Kuliah Kerja Nyata (KKN). Program pengabdian ini pada awalnya diberhentikan sementara akibat pandemi Covid 19. Setelah pandemi Covid 19 mereda, KKN kemudian digantikan oleh PMM dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.
Sementara itu, Muhamad Salis Yuniardi MPsi PhD, Wakil Rektor IV Bidang Riset, Pengabdian, dan Kerjasama juga menyampaikan, makna pengabdian pada program ini. Mahasiswa yang dilepas kepada masyarakat ini harus mengetahui makna dari PMM sendiri itu apa. Mahasiswa harus siap lahir dan batin untuk memberikan kontribusi terbaik ke masyarakat secara langsung.
Selain itu, mahasiswa PMM juga harus menunjukkan seperti apa figur dari mahasiswa yag menjalani pendidikan tinggi. Selain memberikan kontribusi, mahasiswa juga harus bisa belajar kesederhanaan, gotong royong, kerja keras, dan rasa syukur dari penduduk desa. Jangan sampai datang dengan kesombongan bahwa mahasiswa itu paling pintar.
Hal ini diamini Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UMM Prof Dr Ir Sutawi MP, berharap para mahasiswa dapat memanfaatkan ilmu yang diperoleh di UMM untuk mensukseskan kegiatan pembangunan di desa. Tak lupa juga untuk mempelajari kearifan lokal di desa seperti kerja keras, gotong royong, dan kesederhanaan.
“Seperti tagline UMM yaitu Muhammadiyah Untuk Bangsa, mahasiswa yang akan mengabdikan diri ke masyarakat juga harus seratus persen memberikan solusi atas permasalahan yang terjadi di masyarakat. Mudah-mudahan program ini dapat meningkatkan pengetahuan dan pengalaman saudara sehingga lebih siap setelah lulus dan kembali ke masyarakat,” tegasnya. [mut.fen]