Faktor tingginya pelamar juga diakui Yuyun karena faktor apresiasi kinerja berupa pendapatan yang setara pendapatan BUMN. Melalui laman pendaftaran CPNS, Pemprov Jatim merilis pendapatannya sebesar Rp 5,22 juta hingga Rp 13,28 juta per bulan untuk lulusan sarjana 1.
Nilai pendapatan ini cukup tinggi jika dibandingkan provinsi sekitarnya seperti Jawa Tengah yang mematok pendapatan per bulan sebesar Rp 2,23 – Rp 8,08 juta, Pemprov DIY Rp 2,5 – 5 juta dan Jawa Barat sebesar Rp 3 – 5 juta. Sementara Pemprov DKI Jakarta menawarkan pendapatan yang lebih tinggi dibanding Pemprov Jatim dengan nilai Rp 7,09 – Rp 21,51 juta per bulan.
“Jadi ada kepercayaan yang tinggi dari lulusan perguruan tinggi untuk menjadi bagian dari Pemprov Jatim. Karena didukung sarana dan iklim iklim kerja serta penghasilan yang sesuai dengan kinerja mereka,” jelas Yuyun.
Untuk diketahui, BKN merilis 10 top instansi daerah yang diburu pelamar CPNS dan 10 bottom instansi daerah yang paling sedikit pelamarnya. Tertinggi ialah Pemprov DKI Jakarta dengan formasi 4.413 lowongan dan 41.369 pelamar CPNS. Sedangkan paling sedikit pelamarnya ialah Pemprov Sulawesi Selatan dengan 6 formasi dan 173 pelamar CPNS.
Lebih lanjut Yuyun mengungkapkan, hingga hari terakhir pendaftaran CPNS pukul 17.00 WIB kemarin, tim verifikasi telah melakukan verifikasi terhadap sekitar 17 ribu dari 27.929 ribu pendaftar yang sudah submit. Dari jumlah tersebut, 15.574 pelamar dinyatakan memenuhi syarat dan 2.049 pelamar lainnya tidak memenuhi syarat. Pada jam yang sama, update pelamar yang masuk mencapai 31.351 orang.