29 C
Sidoarjo
Sunday, September 8, 2024
spot_img

Misi Sosial dan Idealisme Haji Her

Judul Buku : Catatan si Mujur; Memoar Haji Her
Penulis : Esa Arif AS
Penerbit : Duta Media Publshing
Cetakan : 1. Maret 2024
Tebal : 171 Halaman
ISBN : 978-623-8284-28-2
Presensi : Ahmad Wiyono, Ketua Lakpesdam PCNU Pamekasan

Dalam beberapa tahun terkahir nama H. Khairul Umam (Haji Her) menjadi buah bibir masyarakat Madura, bahkan hingga ke level nasional. Popularitasnya memuncak saat dirinya mulai disebut sebut sebagai sultan Madura.

Terkenalnya Haji Her tersebut tentu bukan sesuatu yang tiba tiba, tetapi lebih sebagai buah manis dari kegigihannya dalam membangun usaha selama bertahun tahun. Dan setelah usahanya mulai melejit, maka dia jadikan sebagai media untuk merangkul masyarakat dengan berbagai cara yang dia tempuh, itu kemudian yang membuatnya dikenal baik oleh banyak orang.

Dalam konteks inilah Haji Her disebut sebagai sosok yang memiliki Idealisme, karena dia hidup bukan hanya untuk dirinya sendiri melainkan untuk memberi kemanfaatan bagi orang lain. KH. Afifuddin Thaha (Pengasuh Pondok Pesantren Al-Falah Sumber Gayam) menegaskan bahwa Idealisme Haji Her adalah mengangkat Kehidupan Masyarakat (Hal. 143).

Awal mula lahirnya idealisme seorang Haji Her adalah saat dirinya melihat langsung penderitaan para petani tembakau, sisi gelap ketidakadilan yang sering kali menimpa para petani tembakau akibat kebijakan yang tidak berpihak pada mereka menjadikannya berfikir keras untuk hadir sebagai penyelematan petani.

Berita Terkait :  Mengisi Marwah Merdeka

Itu yang menjadikan dirinya harus memberanikan diri membeli tembakau petani, padahal keputusannya itu sangat beresiko bagi dirinya, karena jelas dia akan berhadapan dengan kelompok kelompok besar (pemodal) yang selama ini sudah menjadi pembeli tembakau petani. Tapi itu tak menjadi soal, karena mimpi besar Haji Her adalah menyelamatkan para petani.

Saya hanya ingin membantu petani, memuliakan petani dan tidak mau melihat petani selalu dipermainkan oleh mafia tembakau. (dalam pembelian tembakau) saya tidak peduli untung atau rugi. (Hal. 55).

Kegigihan dan spirit idealisme Haji Her tersebut rupanya tak sia sia, ibarat pepatah “tak ada hasil yang mengkhianati proses”, itulah yang didapat oleh seorang Haji Her, dalam waktu yang tak begitu lama dirinya sudah berhasil mengembangkan usahanya yang secara langsung berimplikasi pada kesejahteraan petani. Dan dari hasil usahanya tersebut dia kembangkan juga sebagai ladang ibadah melalui kegiatan sosial yang dilakukan secara rutin.

Sementara itu, sebagaimana lazimnya proses perjalanan hidup setiap orang, Haji Her juga tidak luput dari realitas pahit manisnya kehidupan, buku terbitan Duta Media Publishing ini juga berhasil merekan jejak kehidupan haji Her di masa kecil hingga proses menata sukses. Latar belakang keluarganya yang meruakan petani menjadi potret nyata bahwa Haj Her kecil pernah ditempa dengan proses yang berdarah darah.

Saya ini orang biasa, dari keluarga yang biasa saja, bahkan orang susah, bukan dari keluarga orang kaya. Ya sama seperti orang-orang lainnya. (hal. 2). Namun demikian, situasi itulah yang rupanya menjadikannya memiliki tekad kuat untuk merubah semuanya, terutama dalam mengangkat nasib para petani saat dihadapkan pada realitas pertanian yang nyaris tang ramah pada petani.

Berita Terkait :  Polemik Kebijakan Cleansing Guru Honorer

Setelah proses Panjang dia lakukan dan akhirnya bisa meraih apa yang dia inginkan, Haji Her kemudian tak lantas lupa daratan, meski dirinya oleh orang sudah disebut sebagai Sultan Madura bukan lantas dia acuh dengan kehidupan sosial. Justru sosoknya dikenal baik oleh masyarakat lantaran secara rutin dirinya hadir ke masyarakat untuk berbagi dan memberikan apa yang dia punya.

Dalam buku setebal 171 halaman ini, Haji Her digambarkan sebagai sosok Filantropi yang selalu mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan terutama bagi mereka yang kurang beruntung. Hal itu dia wujudkan dalam beberapa kegiatan rutin yang diorganizer oleh timnya, seperti Bantuan sosial, bedah rumah, Beasiswa, serta bantuan hukum untuk masyarakat miskin.

Sebaik baik manusia adalah yang paling bermanfaat untuk manusia (lainnya). Saya ini belum apa-apa disbanding almarhum Bapak, saya sering mendengar cerita, dulu Bapak sering membantu orang meskipun tidak punya apa apa, sementara saya ini memberi karena memang sudah punya. (hal. 66).

Spirit idealisme Haji Her tersebut ternyata juga menjadikannya dikenal sebagai sosok pemimpin yang berwibawa, hal tersebut tidak hanya diakui oleh masyarakat Madura, tetapi juga oleh institusi-institusi lainnya. Pemberian gelar Kanjeng Raden Tumenggung Khairul Umam Hadinagoro dari Keraton Surakarta menjadi bukti kuat bahwa sosoknya sudah diakui oleh banyak pihak. Gelar tersebut menunjukkan pengaruh dan peran pentingnya dalam memperjuangkan hak-hak masyarakat. (hal. 109).

Berita Terkait :  Perkuat Regulasi dan Transformasi Digital Logistik Nasional

Sebagai naskah profil, buku ini memang masih belum sempurna, penulis perlu melakukan penyuntingan ulang untuk merekam lebih dalam sosok dan denyut nadi perjuangan Haji Her. Namun demikian, secara umum pembaca sudah bisa menemukan informasi tentang idealisme Haji Her terutama dalam ikhtiarnya mengangkat kesejahteraan petani Tembakau di Madura. Selamat membaca.

———— *** ————-

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Berita Terbaru

spot_imgspot_imgspot_img