Surabaya, Bhirawa
Aksi massa mengatasnamakan warga berorasi dalam aksi mengawal putusan Mahkamah Konstitusi (MK) di Monumen Tugu Pahlawan, Kota Surabaya.
Memakai pakaian serba hitam, mereka menyuarakan penolakan terhadap revisi UU Pilkada. Massa aksi membentuk barisan dan membawa sejumlah poster bertuliskan #tolakRUUPilkada, #KawalPutusanMK #LawanDinastiPolitik, ‘Cari kerja susah kecuali bapakmu Jokowi’.(22/8)
Salah satu massa demo, Mochammad Thanthowy Syamsuddin, menjelaskan kali ini massa menuntut tiga hal, Pertama, yakni mengawal putusan Mahkamah Konstitusi (MK) 60 dan 70 tentang ambang batas pencalonan dan batas usia. “Tidak boleh ada kelompok orang, keluarga yang harus diutamakan atau dibolak balik kepentinganya, untuk mengakomodir tidakan mereka” Ucapnya
Kedua, melawan dinasti politik yang terjadi baik di tingkat nasional maupun daerah. Ketiga, tolak RUU Pilkada yang sedang berusaha disahkan DPR dan pemerintah.
“Lawan dinasti politik, baik dari Jokowi, Prabowo, dari kabupaten/kota, tidak boleh ada keistimewaan, setiap anak bangsa memiliki hak yang sama terhadap akses politik, ekonomi, sosial,” Ujarnya.
Thanthowy berharap semoga para elit sadar, serta masyarakat Indonesia terus melawan ketidak adilan. “Dengan aksi ini berharap semoga para petinggi elit sadar atas tindakan!nya dan masyarakat Indonesia terus melawan ketidak adilan politik saat ini” ucapnya.
Sementara itu, Anggota DPRD Jatim, Deni Wicaksono, merespon tentang BEM mahasiswa belum bergerak dengan gejolak isu Pilkada sekarang berbarengan dengan ospek di bulan ini.
“Sikap kritis terhadap perkembangan negara harus tetap di ke depankan bagi mahasiswa baru sekarang” Papar Deni.
Deni menambahkan kalo perlu teman-teman ospek dilatih bersuara, tidak harus berkumpul di suatu tempat, tetapi kawan-kawan BEM bisa melempar isu ini, kepada mahasiswa baru yang sedang berkumpul di masing-masing kampus.
“Jadi tidak ada alasan sibuk dengan ospek terus tidak bisa bersuara, tetapi ruang dan caranya bisa di kompromikan, yang penting sikap kawan-kawan mahasiswa yang peting” Tuturnya. [ren.fen]
