28 C
Sidoarjo
Friday, September 20, 2024
spot_img

Gandeng MAFINDO, Prodi Komunikasi Untag Surabaya Gelar Sekolah Kebangsaan Tular Nalar 3.0

Fasilitator dan peserta kelas Sekolah Kebangsaan Tular Nalar 3.0 hasil kerja sama Mafindo dengan Prodi Ilmu Komunikasi Untag Surabaya saat berfoto bersama.

Surabaya, Bhirawa.
Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya bekerja sama dengan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) gelar Kegiatan Sekolah Kebangsaan Tular Nalar 3.0, Selasa (17/9).

Kegiatan ini bertujuan mengidentifikasi hoax melalui literasi media dan pemikiran kritis bagi para pemilih pemula sebelum dilaksanakannya Pilkada 2024. Kelas Sekolah Kebangsaan ini menghadirkan 10 fasilitator yang akan memandu dan memberikan materi mengenai identifikasi Hoax pada masing-masing kelompok. Fasilitator tersebut adalah A.A.I Prihandari Satvikadewi, M.Med.Kom., Dr. Yudiana Indriastuti, S.Sos, M.Si., Pravinska Aldino, S.I.Kom, M.I.Kom., Dey Prayogo, S.I.Kom, M.I.Kom., Kun Muhammad Adi, S.I.Kom, M.I.Kom., Maulana Arief, S.Sos, M.I.Kom., Dr. Merry Fridha Tri Palupi, M.Si., Mohammad Insan Romadhan, S.I.Kom, M.Med.Kom., Farikha Rachmawati, S.I.Kom, M.I.Kom., dan Almira Amadea.

Salah seorang fasilitator bernama Almira Amadea menyampaikan materi dengan mencontohkan distorsi informasi dengan bermain game yang dilakukan dengan cara menebak kalimat dengan gerakan tanpa suara.

Kaprodi Ilmu Komunikasi Untag Surabaya Mohammad Insan Romadhan, S.I.Kom, M.Med.Kom saat membuka acara mengingatkan agar mahasiswa lebih mempersiapkan untuk lebih melek soal literasi digital.

Pada saat kegiatan sekolah kebangsaan dilaksanakan, peserta dibagi menjadi beberapa kelompok secara merata agar proses penyampaian materi dapat dijalankan secara maksimal.

Berita Terkait :  Magang di BSIS, Mahasiswa Untag Ajak Warga Surabaya Ikut Program Bebas Jelantah

Kegiatan sekolah kebangsaan pada acara kali ini dibagi menjadi 4 segmen, dengan segmen pertama dimulai dengan pengisian pre-test sebelum penyampaian materi yang dilanjutkan dengan membahas terkait pemilu secara umum kepada para pemilih pemula, lalu dilanjutkan dengan segmen kedua yang bertemakan distorsi informasi, yang dibalut dalam bentuk games menyampaikan pesan tanpa bersuara, mengisyaratkan perubahan informasi di masyarakat dapat berbeda beda tergantung interpretasi dari penyampai informasi dan penerima informasi tersebut. Lalu pada segmen ketiga dijelaskan bagaimana cara mengidentifikasi hoax di lingkungan sekitar, dimulai dengan crosscheck fakta di lapangan untuk mendapatkan informasi secara konkret, lalu ditutup dengan segmen keempat yang berisi post-test setelah menerima materi pada kelas kebangsaan hari ini.

Zikri, Selaku Mahasiswa Ilmu Komunikasi semester 3 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya yang pada hari ini menjadi peserta kegiatan sekolah kebangsaan Tular Nalar menyampaikan kalau kegiatan tersebut memberikan sangat banyak manfaat bagi kami para pemilih pemula sebelum dilaksanakannya pilkada pada bulan november besok. Zikri juga menambahkan bahwa kegiatan ini juga menjadi salah satu langkah yang apik untuk meminimalisir penyebaran hoax di masyarakat sebelum pemilu dilaksanakan, sehingga dapat mengurangi kegaduhan yang seringkali terjadi di masyarakat.

Peserta lain juga memiliki komentar atas kegiatan ini, Iyal, peserta kegiatan sekolah kebangsaan Tular Nalar dari Mahasiswa Ilmu Komunikasi semester 3 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya menyampaikan dengan adanya sekolah kebangsaan tular nalar hari ini memberikan benefit yang sangat signifikan bagi kami para mahasiswa semester muda yang juga pemilih pemula untuk menjadi bijak dalam bersosial media dan menanggapi segala informasi yang ada disana.

Berita Terkait :  Dorong Pemanfaatan Teknologi AI, Tim Dosen UPN Veteran Ajari Guru Memproses Asesmen Pembelajaran

“Kami harap kegiatan ini dapat berlangsung secara rutin untuk memberikan edukasi kepada masyarakat terkait literasi media khususnya media social,” jelasnya.

Sebagai catatan Tular Nalar, program pelatihan literasi digital yang diinisiasi oleh MAFINDO dan didukung oleh Google.org, dengan Love Frankie sebagai mitra pelaksana, telah muncul sebagai platform online pembelajaran utama yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengidentifikasi dan menyikapi hoaks melalui literasi digital dan pemikiran kritis.

Dikembangkan bekerja sama dengan Institut Kebudayaan dan Kemanusiaan MAARIF pada tahap awal, Tular Nalar telah mengalami pertumbuhan yang pesat dalam tiga tahun ini, dengan preferensi khusus untuk melibatkan first-time voters pre-lansia, dan lansia.

Sementara itu, Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) adalah organisasi nirlaba yang didedikasikan untuk memerangi misinformasi dan hoaks. Berdiri pada tahun 2016, MAFINDO memiliki lebih dari 95.000 anggota online dan 1.000 sukarelawan. MAFINDO memiliki 20 kantor yang tersebar di seluruh Indonesia dan mencakup berbagai bidang, termasuk namun tidak terbatas pada pencegahan hoax, hoax busting, edukasi publik, seminar, lokakarya, advokasi, pengembangan teknologi anti-hoax, penelitian, dan keterlibatan sosial di tingkat akar rumput. (why.hel)

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Berita Terbaru

spot_imgspot_imgspot_img