31 C
Sidoarjo
Thursday, September 19, 2024
spot_img

Even PON; Menggapai Prestasi di Tengah Kontroversi


Oleh :
Oryz Setiawan
Alumni Fakultas Kesehatan Masyarakat (Public Health) Unair

Pekan Olahraga Nasional (PON) 2024 yang berlangsung di Aceh dan Sumatera Utara merupakan penyelenggaraan empat tahunan yang ke-21 sejak PON pertama kali dilaksanakan pada tahun 1948 di Solo Jawa Tengah. PON yang merupakan ajang multi-olahraga nasional utama yang dijadwalkan berlangsung dari 9 hingga 20 September 2024 menjadi panggung dan palagan bagi para atlet terbaik dari berbagai provinsi di Indonesia untuk bersaing dalam beragam cabang olahraga. PON 2024 juga menandai peringatan 20 tahun gempa bumi dan tsunami Aceh yang terjadi pada 26 Desember 2004. PON kali ini diikuti sebanyak 39 kontingen, yang terdiri dari 38 provinsi, termasuk provinsi baru Papua Barat Daya, Papua Pegunungan, Papua Selatan dan Papua Tengah, serta Ibu Kota Nusantara berpartisipasi dalam even tertinggi di tingkat nasional tersebut yang diikuti sebanyak 28 cabang olahraga digelar di Sumatera Utara dan 28 cabang olahraga lainnya di Aceh. Misi yang diusung PON kali ini adalah 5 (lima) sukses PON yaitu sukses penyelenggaraan, sukses prestasi, sukses pemberdayaan ekonomi rakyat, sukses administrasi, dan sukses pemanfaatan fasilitas pasca-even serta dengan tema “Bersatu Kita Juara”.

Namun ditengah kemeriahan itu ternyata juga menyisakan sederet masalah antara lain dugaan korupsi dana, infrastruktur dan fasilitas serta akses menuju venue pertandingan yang sulit dilewati oleh para atlit, makanan untuk atlit sering terlambat dan kurang memenuhi standar gizi, bahkan sampai disebut “Pekan Olahraga Ngenes” dan dianggap terburuk sepanjang sejarah. Kondisi ini tentu akan mempengaruhi setiap atlit untuk berupaya meraih prestasi tertinggi dan berpotensi mencoreng citra negeri ini di kancah dunia. Hal ini harus segera dituntaskan sesegera mungkin oleh negara melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga, KONI dan pihak-pihak terkait serta guna menghindari dan mengarah pada kondisi yang lebih parah. Saat ini masih berlangsung berbagai ajang pertandingan dimana ketiga kotingen masih terus berpacu menjadi yang terbaik yakni kontingen Jawa Timur yang terus bersaing ketat dengan DKI Jakarta dan Jawa Barat disusul oleh kedua tuan rumah Aceh dan Sumatera Utara.

Berita Terkait :  Berdayakan Petani Lokal Melalui Program Asuransi Pertanian

Makna Olahraga
Melalui PON juga sebagai katalisator prestasi atlit untuk pondasi meraih prestasi di level yang lebih tinggi seperti Sea Games, Asian Games maupun Olimpiade. Harapannya ajang PON sesungguhnya sebagai alat ukur untuk mendongkrak prestasi atlit jauh lebih tinggi selain mencetak bibit-bibit unggul di seluruh tanah air yang kesemuanya akan membentuk jiwa nasionalisme dan keunggulan bangsa di kancah dunia. Olahraga saat ini bukanlah sekedar kegiatan atau aktivitas untuk menyehatkan badan maupun untuk meraih prestasi namun telah bertransformasi sebagai salah satu parameter kemajuan bangsa dan wajah peradaban bangsa. Makna olahraga telah berkembang luas antara lain olahraga adalah bahasa global yang mampu menjadi jembatan jarak sosial, budaya, dan agama. Olahraga dapat menjadi alat yang ampuh dalam mendorong kesepemahaman, toleransi, dan perdamaian serta menjadi jembatan emas menuju cita-cita kemerdekaan secara universal serta kekuatan untuk menyatukan umat manusia dengan cara yang tidak bisa dilakukan dengan cara yang lain. Dalam konteks pembangunan nasional olahraga sebagai instrumen pembangunan bangsa (nation and charater building), pengisi kemerdekaan, serta alat perwujudan cita-cita bangsa, maka “ekspresi” olahraga harus merdeka secara totalitas.

Embrio Kesehatan
Harus diakui bahwa salah satu unsur membentuk hidup sehat adalah aktivitas olahraga sehingga jargon memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat harus terus dibangun dan diperkuat agar masyarakat tetap sehat, produktif dan mandiri tanpa menjadi beban negara sehingga inilah yang menjadi salah satu modal dasar dalam upaya akselerasi pembangunan bangsa yang lebih berkemajuan. Mens sana in corpore sano, “Jiwa yang sehat dalam tubuh yang sehat” yang dahulu pernah menjadi motto bangsa serasa masih relevan tentu dalam kondisi era yang berbeda seperti sekarang. Apalagi saat ini negara dihadapkan oleh sederet permasalahan kesehatan yang salah sartunya dapat diurai oleh perilaku hidup sehat dengan berolahraga. Bahkan di dalam Udang-Undang Nomor 11 Tahun 2022 tentang Keolahragaan, mengamanatkan bahwa segala kegiatan yang melibatkan pikiran, raga, dan jiwa secara terintegrasi dan sistematis untuk mendorong, membina, serta mengembangkan potensi jasmani, rohani, sosial, dan budaya. Oleh karena itu momen PON Aceh-Sumut dijadikan tonggak awal prestasi sekaligus evaluasi menyeluruh atas dunia keolahragaan di negara kita sehingga dapat mengangkat harkat dan martabat bangsa Indonesia di mata dunia internasional, semoga.

Berita Terkait :  Kontroversi Dokter Asing

———- *** ————

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Berita Terbaru

spot_imgspot_imgspot_img