Di sebuah rumah sederhana di Desa Bogo, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro, tangan-tangan terampil milik seorang ibu rumah tangga tengah merajut benang menjadi karya yang bukan hanya indah, tapi juga bernilai ekonomi tinggi.
Oleh :
Achmad Basir, Kab Bojonegoro
Dialah Zulfa Nurin Hasnawati, perempuan yang membuktikan bahwa hobi yang ditekuni bisa menjadi sumber rezeki dan pintu menuju kesuksesan.
Perjalanan Zulfa dimulai pada tahun 2014. Saat itu, ia hanya menjalani tugas kerajinan sekolah dengan mencoba merajut. Namun siapa sangka, aktivitas sederhana itu menumbuhkan rasa cinta yang tak pernah padam.
Merajut menjadi bagian dari keseharian Zulfa bukan hanya sebagai hiburan, tetapi juga pelarian dari rutinitas rumah tangga.
Tahun 2020 menjadi titik balik. Sebuah pesanan tas rajut dari tetangga menjadi awal dari perjalanan bisnis kecilnya. Dari situ, Zulfa mulai serius memproduksi berbagai jenis kerajinan berbahan benang rajut. Perlahan, pesanan datang silih berganti, dan sebuah nama pun lahir: Lilac Rajut.
Dengan mengandalkan kreativitas dan ketekunan, Zulfa membangun brand Lilac Rajut. Produk-produknya mulai dari tas, dompet, hingga boneka amigurumi tak hanya laku di pasar lokal Bojonegoro, tapi juga diminati pelanggan dari berbagai daerah di Indonesia. Bahkan, beberapa karyanya telah dikirim hingga ke luar negeri.
“Awalnya hanya iseng, tapi lama-lama serius. Alhamdulillah, sekarang bisa jadi penghasilan tambahan untuk keluarga,” tutur Zulfa, kemarin (15/10).
Setiap bulan, Zulfa mampu meraih omzet lebih dari Rp 3 juta. Produk tas rajutnya dijual dengan harga bervariasi, antara Rp 100 ribu hingga Rp 250 ribu, tergantung model dan tingkat kesulitan.
Zulfa tak berhenti hanya di balik layar media sosial. Ia aktif mengikuti berbagai event dan pameran, dari Car Free Day di Bojonegoro hingga INACRAF di JCC Jakarta. Bahkan pada tahun 2023, Zulfa ikut serta dalam pameran internasional di Dubai, membawa nama Bojonegoro ke panggung dunia.
“Dukungan dari Pemkab Bojonegoro sangat besar. Saya juga ikut kurasi produk di ruang prasmanan bupati untuk bisa tampil di pameran luar daerah,” jelasnya.
Pemerintah Kabupaten Bojonegoro melalui Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disperinaker) memberikan fasilitas berupa pelatihan, bantuan legalitas usaha seperti NIB dan sertifikasi merek dagang, serta pendampingan untuk meningkatkan kualitas produk.
Tak hanya itu, Zulfa juga mengikuti pelatihan konten kreator yang digelar oleh Dinas Pemuda dan Olahraga (Dinpora) Bojonegoro, di mana ia belajar memanfaatkan teknologi dan AI untuk promosi produk di media digital.
Meski telah sukses membawa Lilac Rajut dikenal luas, Zulfa belum merasa puas. Ia memiliki mimpi besar: memberdayakan ibu-ibu rumah tangga di sekitarnya.
“Harapannya, produkku bisa dikenal lebih luas. Tapi lebih dari itu, aku ingin bisa bantu ibu-ibu sekitar untuk punya penghasilan sendiri, bisa mandiri, dan punya semangat,” ujarnya penuh harap.
Kisah Zulfa Nurin Hasnawati adalah potret inspiratif perempuan desa yang mengubah hobi menjadi sumber penghidupan. Di tengah keterbatasan, ia mampu melahirkan karya yang melintasi batas negara.
Zulfa telah membuktikan bahwa ketekunan, kreativitas, dan dukungan lingkungan yang tepat mampu mengubah hidup. Dari benang-benang rajut di tangan seorang ibu rumah tangga, terajut pula mimpi-mimpi besar yang kini mulai terwujud satu per satu. [bas.gat]


