Surabaya, Bhirawa
Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengadakan penganugerahaan untuk mendorong transformasi pelayanan publik melalui ajang Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (Kovablik) 2025 di Ballroom Fairfield Hotel by Marriot, Surabaya.
KOVABLIK sebuah ajang untuk mendorong, menyeleksi, dan memberikan penghargaan kepada inovasi pelayanan publik terbaik dari kabupaten/kota di Jawa Timur, dengan tujuan meningkatkan kualitas layanan publik dan memotivasi pemerintahan yang inovatif. Jumat, (12/12/2025)
Penghargaan diserahkan langsung oleh Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak kepada 45 inovasi terbaik dari total 260 inovasi yang diajukan oleh perangkat daerah provinsi maupun kabupaten/kota se-Jawa Timur.
Wagub Emil dalam sambutanya menyampaikan penganugerahan semacam ini bukan sekadar lomba atau ajang mencari penghargaan, tetapi menjadi momentum yang mampu mempercepat lahirnya terobosan-terobosan baru.
“Banyak inovasi tidak muncul lantaran hadiah atau kompetisi, namun karena adanya dorongan, tantangan, serta kesempatan untuk menunjukkan karya di hadapan publik agar inovasi tidak berhenti dan terus tumbuh,” jelasnya.
Emil megatakan pentingnya memberikan dasar regulasi bagi inovasi yang telah berjalan supaya tidak terhenti ketika terjadi pergantian pemerintahan, dengan adanya kebijakan yang kuat, inovasi dapat berlanjut dan tetap memberi manfaat jangka panjang.
“OPD yang menang, silakan minta anggaran, Jangan sampai inovasinya berhenti hanya menjadi laporan, Implementasikan agar manfaatnya dirasakan masyarakat,” ucapnya.
Wagub berharap inovasi yang telah dirintis dapat terus dikembangkan dan disempurnakan, termasuk membuka ruang bagi inovasi lanjutan seperti versi two point-o atau three point-o selama mampu menjawab persoalan baru dan meningkatkan kinerja pelayanan.
“Teruslah berinovasi, Jangan berhenti hari ini saja, Jawa Timur dengan 38 kabupaten/kota dan 42 juta penduduk harus menjadi wilayah yang dilayani lebih baik karena inovasi,” pungkas Emil.
Sementara itu, Kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Jawa Timur, Dr. Andriyanto, S.H., M.Kes, menjelaskan agenda penghargaan hari ini bukan sekadar call for entry, namun menjadi “ajakan revolusi” untuk membuktikan bahwa di balik rutinitas kerja ASN tersimpan potensi besar untuk menghadirkan pelayanan publik yang adaptif dan memberi dampak nyata bagi masyarakat.
“Ratusan inovasi yang masuk tahun ini berani menjawab tantangan strategis daerah, mulai dari percepatan perizinan usaha hanya dalam hitungan jam, hingga perluasan akses layanan kesehatan bagi masyarakat terpencil melalui pemanfaatan teknologi digital, seluruh karya dinilai oleh dewan juri yang terdiri dari akademisi dan praktisi lintas bidang untuk memastikan inovasi tidak hanya baik di atas kertas, tetapi teruji di lapangan,” ungkapnya.
Andriyanto menambahkan bahwa Penganugerahan Kovablik 2025 menandai bukan hanya penutupan kompetisi tahunan, tetapi pembukaan komitmen baru Pemprov Jatim untuk menjadikan inovasi yang terpilih sebagai kurikulum standar pelayanan publik di seluruh perangkat daerah.
“Dengan dukungan seluruh kepala daerah, juri, dan para inovator, Jawa Timur siap melanjutkan tradisi sebagai salah satu pusat inovasi pelayanan publik terbaik di Indonesia, dan ribuan inovasi akan dihimpun dalam repositori digital sebagai legacy yang dapat dimanfaatkan oleh dunia usaha, perguruan tinggi, dan pemerintah daerah,” imbuhnya.
Dua Produk Baru: Podokaya In Jatim & Orbit Jatim
Pada kesempatan yang sama, Andriyanto meluncurkan dua platform digital strategis sebagai kelanjutan ekosistem inovasi daerah, yakni Podokaya In Jatim dan Orbit Jatim.
“Podokaya In Jatim merupakan aplikasi digital yang mempermudah pengajuan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) bagi para inovator, mulai dari proses pendaftaran, verifikasi hingga penerbitan sertifikat resmi,” ujarnya.
Melalui platform tersebut, tambah Andriyanto, Pemprov Jatim menargetkan lebih dari 100 sertifikat HKI dapat diterbitkan tahun depan. platform kedua ialah Orbit Jatim ialah integratif yang menjembatani inventor, industri, investor, dan pemangku kebijakan dalam satu ekosistem hilirisasi inovasi.
“Sistem untuk memuat manajemen portofolio inovasi, pemetaan kebutuhan industri, hingga pusat informasi berbasis data real time, jadi melalui platform ini perjalanan inovasi dari laboratorium menuju pasar menjadi lebih cepat, terukur, dan memberikan manfaat ekonomi,” pungkasnya. [ren.gat*]


