BPBD Jatim Koordinasikan Langkah Penyelamatan
Lumajang, Bhirawa
Aktivitas Gunung Semeru meningkat tajam pada Rabu (19/11) dengan terjadinya erupsi disertai awan panas guguran.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) kemudian menaikkan status Semeru dari Level II (Waspada) menjadi Level III (Siaga) pukul 16.00 WIB, dan pada laporan pengamatan berikutnya ditetapkan berada pada Level IV (Awas).
Erupsi terjadi pukul 16.00 WIB dengan tinggi kolom abu sekitar 2.000 meter di atas puncak. Kolom abu berwarna kelabu dengan intensitas tebal dan condong ke arah utara hingga barat laut.
“Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 40 mm dan durasi 16 menit 40 detik,” tulis laporan MAGMA ESDM.
Awan panas guguran masih berlangsung saat laporan dibuat. Pada periode pengamatan 12.00-18.00 WIB, tercatat jarak luncur awan panas mencapai lebih dari 13 kilometer ke sektor tenggara dan selatan melalui Besuk Kobokan.
“Teramati awan panas guguran dengan jarak luncur lebih dari 13 km,” tulis petugas Pos Pengamatan Semeru, Yadi Yuliandi, dalam laporan aktivitas gunungapi.
Sebelumnya, pada pukul 14.13 WIB, pos pengamatan mencatat awan panas guguran awal dengan jarak luncur 8,5 kilometer. Arah angin dominan ke utara, sementara cuaca di sekitar gunung terpantau mendung dan hujan. Aktivitas kegempaan menunjukkan tujuh letusan, satu awan panas guguran, 13 guguran, dan satu tremor harmonik.
Dalam status Level IV (Awas), PVMBG menetapkan larangan aktivitas pada sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan hingga 20 kilometer dari puncak. Masyarakat juga diminta tidak beraktivitas dalam radius delapan kilometer dari kawah.

“Mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sungai-sungai berhulu Semeru,” kata PVMBG dalam rekomendasinya.
Sementara Kalaksa BPBD Jatim, Gatot Soebroto mengatakan, pihaknya telah melakukan sejumlah indakan dan koordinasi dengan berbagai pihak terkait untuk penanganan kebencanaan terutama evakuasi masyarakat di wilayah terdampak.
“Pusdalops PB BPBD Jatim melanjutkan koordinasi dengan PPGA Semeru dan BPBD Kabupaten Lumajang terkait perkembangan aktivitas Gunung Api Semeru. Serta TRC BPBD Kabupaten Lumajang juga melakukan patroli dan membantu mengevakuasi lansia ke tempat yang lebih aman,” kata Kalaksa Gatot Soebroto.
Selain itu, masih kata Gatot, Tim BPBD Kabupaten Lumajang memonitoring aktivitas Gunung Api Semeru di sekitar lokasi kejadian. Serta sudah ada petugas yang berjaga dan memantau dilapangan, baik dari BPBD Jatim maupun BPBD Kabupaten Lumajang.
“Masyarakat diimbau untuk terus mengikuti perkembangan informasi yanh dikeluarkan oleh PVMBG dan instansi terkait (BPBD, TNI, Polri). Serta terus berhati-hati dalam berkegiatan disekitar sungai dan area Semeru,” imbaunya.
Sementara dikonfirmasi terpisah, Bupati Lumajang Indah Amperawati Masdar meminta warga Lumajang diminta waspada. Warga yang berada di zona merah segera mengungsi.
“Warga desa Sumberwuluh, Jugosari Kecamatan Candipuro dan Kecamatan Pronojiwo yang berada dalam zona merah segera mengungsi kr tempat yang telah ditentukan pemerintah,” kata Indah kepada Bhirawa, Rabu (19/11) malam.
Menyikapi kondisi kritis tersebut, Wakil Ketua DPRD Jawa Timur, Sri Wahyuni, mengimbau tegas kepada masyarakat agar segera mengambil langkah penyelamatan. Menurutnya, keselamatan warga harus menjadi prioritas utama di tengah ancaman awan panas, guguran lava, dan aliran lahar.

Politisi Partai Demokrat ini menekankan agar warga di wilayah rawan terdampak untuk segera meninggalkan area tersebut dan menuju lokasi aman yang telah ditetapkan pemerintah daerah serta BPBD. Aktivitas di zona bahaya dilarang keras.
Dengan luncuran awan panas mencapai 14 km, Sri Wahyuni mengingatkan warga untuk tidak beraktivitas di seluruh area sungai dan lembah yang berhulu di puncak Semeru.
DPRD Jatim juga mendesak Pemkab Lumajang, TNI-Polri, dan semua instansi terkait untuk melakukan evakuasi cepat, menyiapkan jalur aman, serta memastikan lokasi pengungsian memiliki fasilitas memadai.
“Kebutuhan logistik, kesehatan, hingga perlindungan bagi kelompok rentan harus menjadi prioritas utama,” tegasnya.
Dalam situasi krisis ini pun, lanjutnya, masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh kabar bohong. Informasi resmi harus diakses melalui PVMBG, BPBD Lumajang, Pemerintah Provinsi Jawa Timur, serta jalur komunikasi pemerintah lainnya.
Sri Wahyuni juga mengapresiasi banyaknya relawan yang sigap membantu proses evakuasi. Namun ia menegaskan pentingnya koordinasi yang jelas agar penanganan bencana tetap aman, terstruktur, dan tidak memperbesar risiko bagi warga maupun relawan.
Ia berharap besar agar seluruh warga di sekitar Semeru mendapatkan perlindungan. “Kami meminta semua pihak tetap waspada, tetap tenang, dan mengutamakan keselamatan. Pemerintah Provinsi dan DPRD Jatim akan terus memantau dan memastikan seluruh kebutuhan darurat tertangani dengan baik,” pungkasnya. [fir.bed.geh]
Data Pengungsi Sementara di SD Sumberurip 2 Lumajang:
Laki-laki 50
Perempuan 56
Dewasa 87
Lansia 7
Bumil 1
Bayi 2
Balita 9


