25 C
Sidoarjo
Friday, December 5, 2025
spot_img

Belajar Pelestarian Lingkungan, 50 Siswa PKBM Budi Utama Ikuti Sekolah Aliran Sungai


Pemprov, Bhirawa
Suara tawa dan sorak anak-anak memecah keheningan pagi di belakang di Kantor Divisi Jasa ASA WS Brantas Perum Jasa Tirta I, Jalan Karah, Surabaya Kali ini 50 siswa dari PKBM Budi Utama Surabaya belajar langsung dari alam dalam kegiatan Sekolah Aliran Sungai, Kamis (24/7)

Kegiatan ini bukan sekadar jalan-jalan. Mereka menyusuri sungai dari Kantor Divisi Jasa ASA WS Brantas Perum Jasa Tirta I di Jalan Karah, hingga ke bawah tol arah ke Kedurus, sambil membawa pelajaran penting tentang lingkungan hidup, terutama tentang menjaga ekosistem sungai.

“Ini pengalaman kedua saya ikut susur sungai. Sekarang sungainya lebih bersih dari sebelumnya. Saya berharap sungainya selalu bersih,” ujar Rafi, salah satu siswa kejar paket A dengan mata berbinar.

Bersama teman-temannya, seperti Novan dan Annisa, Rafi merasa pembelajaran di sungai jauh lebih menyenangkan dan membekas dibanding duduk berjam-jam di dalam kelas.

Ketua PKBM Budi Utama, Imam Rochani, menjelaskan bahwa sekolah mereka memang berada tepat di tepi sungai. Hal itulah yang mendorong inisiatif untuk mendekatkan siswa dengan realitas lingkungan sekitar.

“Kami ingin anak-anak mengenal sungai bukan sebagai tempat sampah, tapi sebagai sumber kehidupan. Mereka harus paham bahwa air sungai sangat penting, misalnya pemanfaatan PDAM untuk kebutuhan hidup masyarakat,” katanya.

“Selain banyak biota sungai yang harus diketahui oleh pasa siswa tersebut. Karena itu, kegiatan ini jadi bagian dari pembelajaran terintegrasi di paket A, B, dan C,” imbuh Imam.

Berita Terkait :  Dukung Mahasiswa Baru Terus Berenergi, NestlĂ© MILO Hadirkan MILO PRO University Roadshow

Materi kegiatan tak main-main, karena hadir perwakilan dari PJT, BPBD Jatim, DLH Kota Surabaya, Garda Lingkungan, hingga KLH. Semuanya berperan memberi pemahaman tentang fungsi sungai, ancaman pencemaran, serta cara melestarikannya.

“Minimal, anak-anak belajar untuk tidak membuang sampah sembarangan dan hemat air,” tambah Imam. Kegiatan seperti ini direncanakan akan berlangsung rutin, setidaknya dua kali dalam setahun, bertepatan dengan masa libur semester.

Koordinator Garda Lingkungan, Didik Harimuko, melihat kegiatan ini sebagai bagian dari transformasi pemahaman lingkungan pada generasi muda. “Mereka harus tahu fakta lapangan. Melihat langsung sungai yang kotor atau rusak akan membuat mereka berpikir ulang sebelum buang sampah sembarangan. Harapannya, mereka jadi agen perubahan di lingkungan terdekatnya,” jelasnya.

Didik juga menyoroti pentingnya sinergi masyarakat dan lembaga. “Kalau hanya mengandalkan PJT atau pemerintah, ya tidak cukup. Kesadaran masyarakat itu vital. Untuk itu prose penyadaran harus terus menerus dilakukan,” tegasnya.

Tak ketinggalan, Integrated Terminal Manager PT Pertamina Patra Niaga IT Surabaya melalui program CSR-nya, mendukung pelaksanaan Sekolah Aliran Sungai sebagai wujud nyata kepedulian terhadap pelestarian lingkungan.

“Kami tidak hanya ingin anak-anak memanfaatkan sungai, tapi juga punya kesadaran untuk menjaga. Ke depan, kami akan dorong agar anak-anak tidak hanya ikut susur sungai, tapi juga ada pelajaran untuk sama sama membersihkan bantaran sungai dan belajar mengolah sampah,” ujar Integrated Terminal Manager PT Pertamina Patra Niaga IT Surabaya, Jefri Marsal.

Berita Terkait :  Ancak Agung Jember 2025 Catat Rekor MURI, Budaya, Religi, dan Semangat Persatuan Menyatu

Kegiatan ini bukan sekadar program sesaat. Kembali Imam Rochani berharap Sekolah Aliran Sungai menjadi bagian dari pendidikan lokal yang bisa diikuti di sekolah lain terutama sekolah yang berada di bantaran sungai maupun dekat wilayah sungai.

“Kalau ini bisa dijalankan bersama sama, maka dampaknya bisa luar biasa. Anak-anak jadi tahu bahwa sungai bukan tempat membuang sampah, tapi sumber kehidupan yang harus dijaga,” pungkas Imam.

Dengan semangat gotong royong dan pendekatan nyata ke lapangan, Sekolah Aliran Sungai ini menjadi bukti bahwa pendidikan tidak selalu harus di balik meja dan papan tulis. Kadang, pelajaran terpenting justru ditemukan di tepian sungai yang mengalir di mana anak-anak belajar mencintai bumi lewat air yang menghidupi. [rac.wwn]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru