Kota Batu, Bhirawa
Dari 197 Jemaah Calon Haji (JCH) Kota Batu yang telah dilepas walikota, tercatat 135 orang yang merupakan warga asli kota ini. Dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batu telah melakukan Penyelenggaraan Kesehatan Haji dan menemukan sebanyak 83 jemaah yang memiliki kendala kesehatan sehingga mendapatkan status Resiko Tinggi (Resti). Dinkespun mengidentifikasi kendala jamaah dengan resti tersebut, dan menempatkan Tenaga Kesehatan khusus untuk mendampingi selama melaksanakan ibadah haji di Tanah Suci.
Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan, Pengendalian Penyakit, dan Penanganan Bencana di Dinkes Kota Batu, dr Susana Indahwati menjelaskan jemaah haji risiko tinggi kesehatan (Risti) merupakan calon jemaah haji yang berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan memiliki kondisi tertentu yang membuatnya lebih rentan mengalami masalah kesehatan selama ibadah haji. “Mereka diidentifikasi memiliki peluang lebih besar untuk sakit atau kondisi kesehatannya memburuk dibanding jemaah normal,” ujarnya, Kamis (22/5).
Ia menjelaskan bahwa pihaknya telah mengidentifikasi kendala kesehatan yang membuat 83 jemaah memiliki resiko tinggi kesehatan. Dari jumlah tersebut tercatat ada sebanyak 29 jemaah yang memiliki riwayat penyakit jantung. Akibatnya, mereka dikategorikan dalam kelompok Resiko Tinggi Berat.
Kemudian ada juga 12 orang yang kedapatan mengidap penyakit gagal ginjal kronik. Akibatnya, mereka dikategorikan dalam kelompok Resiko Tinggi Sedang. Dan ada juga 42 orang yang mengidap penyakit gagak ginjal ringan sehingga mereka masuk dalam kategori Resiko Tinggi Ringan.
“Dengan teridentifikasi kendala penyakit jemaah calon haji, maka tercatat ada 52 orang yang tidak memiliki resiko tinggi kesehatan karena mereka tidak memiliki komorbid atau gangguan kesehatan,” jelas Bu Susan, panggilan akrab dr Susana Indahwati. Dan untuk memberikan pelayanan dan pemantauan kepada jemaah debgan resiko tinggi ini maka Dinkes Kota Batu menugaskan 2 Tenaga Medis kepada JCH Kota Batu.
Selain itu, dari total 135 JCH Kota Batu yang dengan usia di atas 60 tahun mencapai 34 persen atau berjumlah 46 orangi. Adapun prosentase tertinggi ditempati kelompok usia 45-59 tahun yang mencapai 56 persen atau 66 orang. Adapun kelompok umur 20- 44 tahun sebesar 17 persen atau sebanyak 23 orang.
Kemudian untuk JCH dengan usia paling tua dipegang Muhammad Said Bin Paimin yang berusia 86 tahun. Uniknya dan sekaligua istimewa, meskipun menjadi JCH tertua, Said merupakan salah satu jemaah yang terbebas dari resiko tinggi kesehatan. “Dalam pemeriksaan kesehatan, pak Muhammad Said dinyatakan sehat tanpa memiliki keluhan medis,” tambah Susan.
Hal ini bertolak belakang dengan JCH termuda yang dipegang oleh Akhdan Zafran. Jemaah yang masih berusia 24 tahun ini justru memiliki kendala karena ybs memiliki kelebihan berat badan atau obesitas. Namun demikian Akhdan bersama 196 JCH Kota Batu telah memenuhi Istitha’ah Kesehatan Haji. Dengan demikian mereka dinyatakan memiliki kemampuan dari aspek kesehatan, baik fisik maupun mental yang terukur dan dapat dipertanggungjawabkan. Dengan demikian mereka dipastikan dapat menjalankan seluruh rangkaian ibadah haji sesuai tuntunan agama Islam dengan aman dan nyaman.
Namun demikian ada beberapa kondisi kesehatan yang dapat menyebabkan seorang JCH dinyatakan tidak memenuhi istitha’ah kesehatan. Dan yang paling tinggi untuk mendapatkan pengawasan media yaitu, penyakit jantung kronis dengan gejala saat istirahat atau aktivitas ringan,penyakit paru kronis yang membutuhkan oksigen terus-menerus, gagal ginjal yang memerlukan hemodialisis atau dialisis peritoneal, sirosis hati dengan tanda gagal fungsi, dll. “Karena itu untuk mengawasi JCH Kota Batu yang memiliki resiko tinggi kesehatan kita menugaskan dua tenaga medis untuk melakukan pengawasan selama melaksanakan rangkaian ibadan haji,” tandas Susan.[nas.ca]


