29 C
Sidoarjo
Monday, March 31, 2025
spot_img

Produksi Program Televisi di Era Digital: Menavigasi Perubahan Format dan Konsumsi Media

Oleh:
Haryo Kusumo Aji, S.I.Kom., M.I.Kom
Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Slamet Riyadi Surakarta

Perubahan besar yang terjadi dalam dunia televisi Indonesia seiring dengan transisi dari penyiaran analog ke digital telah mengubah hampir seluruh aspek dalam industri penyiaran. Tidak hanya berfokus pada teknologi, transformasi ini juga membawa dampak signifikan terhadap pola konsumsi media, produksi konten, serta hubungan antara audiens dan penyedia konten. Di tengah persaingan ketat dengan platform digital, stasiun televisi perlu beradaptasi untuk bertahan dan tetap relevan. Berikut adalah analisis mengenai perubahan yang terjadi dalam produksi program televisi dan konsumsi media yang terus berkembang.

  1. Transisi ke Penyiaran Digital: Kualitas Siaran yang Lebih Baik
    Penyiaran televisi di Indonesia mengalami transformasi besar setelah diberlakukannya siaran digital. Sebagai bagian dari komitmen pemerintah untuk menghentikan penyiaran analog, Indonesia pada 2 November 2022 memulai transisi ke siaran digital dengan menghentikan siaran televisi analog di Jakarta dan beberapa wilayah lainnya. Transisi ini berlangsung hingga 12 Agustus 2023 di mana seluruh Indonesia sepenuhnya beralih ke penyiaran digital. Menurut data Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), perubahan ini membawa sejumlah keunggulan teknis yang sangat signifikan.

Salah satu dampak paling nyata dari digitalisasi adalah peningkatan kualitas gambar dan suara yang jauh lebih baik dibandingkan dengan siaran analog. Teknologi siaran digital memungkinkan penyiaran dengan kualitas HD (High Definition) dan bahkan 4K pada beberapa kanal, memberikan pengalaman menonton yang lebih tajam dan detail. Selain itu, digitalisasi membuka ruang untuk multi-kanal di satu frekuensi yang sebelumnya hanya bisa memancarkan satu kanal, memberikan peluang untuk menyiarkan lebih banyak konten dengan efisiensi yang lebih tinggi. Dengan kualitas siaran yang lebih baik, audiens dapat menikmati tayangan dengan pengalaman visual dan audio yang lebih menyeluruh. Hal ini tentunya meningkatkan kepuasan penonton dan mempengaruhi pola konsumsi media mereka.

  1. Perubahan Pola Konsumsi Media: Dari Komunal ke Personal
    Sebelum era digital, televisi merupakan media yang menghubungkan banyak orang dalam satu rumah atau komunitas. Menonton acara televisi biasanya dilakukan secara bersama-sama dalam keluarga atau lingkungan sekitar. Namun, dengan munculnya internet dan platform digital, pola konsumsi media berubah secara drastis. Masyarakat kini memiliki akses ke berbagai platform streaming seperti Netflix, YouTube, Disney+, dan Amazon Prime yang memungkinkan mereka menonton konten kapan saja dan di mana saja.
Berita Terkait :  Diskominfo Nganjuk Gelar FGD untuk Penerapan SDI

Menurut riset terbaru, lebih dari 70% audiens di Indonesia kini beralih dari menonton televisi tradisional ke layanan streaming digital. Fenomena ini memaksa stasiun televisi untuk berpikir lebih kreatif dalam mempertahankan audiens mereka. Penonton kini cenderung lebih memilih tontonan yang sesuai dengan preferensi pribadi mereka, daripada terikat dengan jadwal siaran televisi yang tetap.

Konten yang tersedia secara on-demand memberi kebebasan bagi pemirsa untuk menonton apa yang mereka inginkan tanpa terikat pada waktu tertentu. Riset menunjukkan bahwa 67% audiens muda (terutama Gen Z) lebih memilih menonton program televisi melalui layanan streaming dan video on demand (VOD) daripada menonton saluran televisi konvensional. Hal ini menunjukkan bahwa audiens kini menginginkan fleksibilitas dan kenyamanan yang lebih besar dalam mengakses media.

  1. Inovasi dalam Produksi Konten
    Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh industri televisi adalah meningkatnya kompetisi dengan platform digital global. Layanan streaming seperti Netflix dan YouTube menawarkan berbagai macam konten dari seluruh dunia, dengan produksi berkualitas tinggi dan tema yang lebih beragam. Akibatnya, stasiun televisi lokal harus berinovasi dalam produksi program mereka untuk tetap menarik perhatian audiens.

Dalam konteks ini, produksi program televisi di Indonesia semakin berfokus pada inovasi konten. Program-program yang dulu mungkin terkesan konvensional kini diubah dengan pendekatan yang lebih kreatif dan berani. Stasiun televisi tidak hanya berkompetisi dengan saluran lain, tetapi juga dengan platform streaming global yang menawarkan konten dengan kualitas produksi tinggi.

Berita Terkait :  Cabup Jombang Mundjidah Kunjungi Kampung Manik-manik Plumbon Gambang

Salah satu contoh inovasi konten yang sedang tren di Indonesia adalah penggabungan format reality show dengan konten yang berfokus pada nilai-nilai lokal. Program seperti MasterChef Indonesia atau The Voice Indonesia telah berhasil menarik audiens dengan mengadaptasi format global namun tetap mempertahankan elemen budaya lokal.

Selain itu, produksi program juga semakin memperhatikan kualitas visual dan narasi yang lebih menarik untuk dapat bersaing dengan platform streaming. Produksi serial drama dan film dengan anggaran besar yang sering kali menghadirkan kualitas setara dengan produksi internasional menjadi salah satu langkah strategis yang ditempuh oleh stasiun televisi.

  1. Kebijakan Pemerintah dan Regulasi Penyiaran Digital
    Sebagai respons terhadap perkembangan teknologi dan perubahan pola konsumsi media, pemerintah Indonesia juga berperan aktif dalam mengatur transisi ini. Kebijakan mengenai penyiaran digital ditetapkan dalam bentuk regulasi yang mengatur standar kualitas siaran, distribusi frekuensi, hingga konten yang disiarkan. Pemerintah melalui Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) terus memantau dan menegakkan kebijakan untuk menjaga keberagaman program siaran dan kualitas penyiaran yang adil dan merata di seluruh wilayah Indonesia.

Pada tahun 2023, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengeluarkan kebijakan yang mendorong stasiun televisi untuk lebih mengembangkan program-program yang berbasis pada kebutuhan audiens lokal, mengingat semakin berkembangnya pemirsa yang beragam. Kebijakan ini diharapkan dapat membantu stasiun televisi untuk tetap bersaing di pasar yang sangat dinamis ini.

Selain itu, kebijakan penyiaran digital juga memperhatikan masalah hak cipta, di mana ada regulasi yang mengatur penggunaan konten yang dilindungi hak cipta di berbagai platform, baik itu televisi tradisional maupun platform digital.

  1. Masa Depan Televisi di Era Digital
    Melihat perubahan yang terjadi, masa depan industri televisi di Indonesia akan sangat bergantung pada bagaimana stasiun televisi beradaptasi dengan era digital yang semakin maju. Di tengah persaingan ketat dengan platform streaming, televisi tradisional harus lebih kreatif dalam menghasilkan konten, serta lebih responsif terhadap kebutuhan dan preferensi audiens yang semakin cerdas dan terinformasi.
Berita Terkait :  Cegah Peredaran Narkoba di Kalangan Pelajar, Polres Pasuruan Kota Gandeng Tiga Dinas Pemkot Pasuruan

Salah satu arah yang dapat ditempuh adalah mengembangkan konten yang lebih interaktif, memanfaatkan teknologi seperti augmented reality (AR) dan virtual reality (VR) untuk meningkatkan pengalaman menonton. Dengan cara ini, stasiun televisi tidak hanya menawarkan hiburan, tetapi juga pengalaman yang lebih mendalam dan personal bagi pemirsa.

Stasiun televisi juga harus memperkuat keberadaan digital mereka dengan menyediakan konten yang dapat diakses melalui berbagai perangkat, termasuk smartphone dan tablet. Ke depannya, integrasi antara televisi konvensional dan platform digital menjadi semakin penting, dengan stasiun televisi yang lebih fleksibel dalam mendistribusikan konten melalui berbagai saluran dan perangkat.

Kesimpulan
Peralihan dari penyiaran analog ke digital di Indonesia membawa perubahan besar dalam produksi program televisi, pola konsumsi media, dan regulasi penyiaran. Kualitas siaran yang lebih tinggi, peningkatan fleksibilitas bagi audiens, serta meningkatnya kompetisi dengan platform streaming global menjadi tantangan sekaligus peluang bagi industri televisi. Dengan inovasi konten yang kreatif dan strategi distribusi yang tepat, televisi di Indonesia dapat tetap relevan dan berdaya saing di era digital ini. Adaptasi yang tepat akan memastikan bahwa televisi tetap menjadi media yang penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia, meskipun di tengah revolusi digital yang terus berkembang.

————— *** —————-

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru