24 C
Sidoarjo
Monday, February 24, 2025
spot_img

Adat “Nyadran” Ruwahan

Adat ziarah kubur ke makam leluhur dan kerabat, sudah mulai dilaksanakan masyarakat di daerah-daerah seantero Indonesia. Seluruh makam dipenuhi peziarah, dan penjual kembang. Makam dibersihkan dari rumput yang tumbuh lebat pada musim hujan. Juga ditaburi kembang. Ziarah dilakukan pada akhir-akhir bulan Sya’ban (jelang Ramadhan, dalam bahasa daerah Nusantara disebut bulan Ruwah). Diyakini sebagai periode “menjemput” arwah leluhur dan kerabat, pulang ke rumah (saat di dunia). Tujuannya, bersama-sama melaksanakan ibadah selama bulan Ramadhan.

Adat Ruwahan, bertujuan memperkuat pertalian dan ke-saleh-an sosial. Pada beberapa kampung juga dilakukan “Nyadran.” Yakni, doa bersama, dipimpin tokoh agama, berlanjut makan bersama. Tapi bukan sembarang makan nasi, melainkan sajian nasi ambeng, di atas tampah, yang sudah dikelilingi berbagai lauk-pauk. Juga terdapat buah-buahan, dan kue tradisional. Cara makan tanpa sendok dan garpu, langsung dengan jari tangan. Penyajian nasi ambeng menjadi permohonan agar semua pihak yang turut dalam Ruwahan, dikaruniai banyak rezeki.

Ramadhan 1446 Hijriyah, sudah di depan mata, tiga hari lagi. Terasa istimewa, karena bersamaan dengan ke-khawatiran pemotongan anggaran. Khawatir proyek-proyek pemerintah pusat, proyek pemerintah propinsi, serta proyek kabupaten dan kota, tidak berjalan. Selama sepekan akhir bulan Ruwah (kalender Jawa), bisa menjadi penglipur keguyuban sosial. Terutama bersama men-ziarahi makam kerabat sekampung. Sekaligus persiapan mental menyambut bulan Ramadhan.

Pada masa kini, “nyekar” telah menjadi kegiatan ekonomi kreatif. Rata-rata sebungkus kembang boreh paling murah seharga Rp 10 ribu. Berderet penjual kembang boreh di sekitar makam. Di Surabaya, terutama antara lain nampak di makam Jalan Ngagel, makam Rangkah, dan makam Tembok. Ribuan peziarah memerlukan sebungkus kembang. Sehingga omzet penjual bunga melonjak drastis, sampai 10 kali biasanya. Setiap penjual bunga bisa memiliki penghasilan Rp 500 ribu per-hari!

Berita Terkait :  Terjerat Utang, Bendahara Pemkot Pasuruan Diduga Aniaya Pegawai Koperasi

Tradisi menyambut bulan Ramadhan dengan ziarah kubur, sekaligus menjadi arena “reuni” sahabat yang telah lama berpisah. Kunjungan ke makam biasanya akan bertemu sahabat lama, yang masing-masing telah pindah rumah. Namun masih memiliki makam leluhur yang sama. Menjadi arena menyambung kembali silaturahim sahabat masa kanak-kanak. Bisa bertukar nomor telepon. Maka ziarah kubur sangat mem-bahagiakan. Selain juga bermanfaat membangun spiritual.

Sesungguhnya, persiapan (perilaku) jelang bulan Ramadhan, menjadi hari muhasabah (introspeksi). Bukan untuk bersenang-senang. Terdapat tradisi kirim doa dan sedekah makanan, dilakukan di mushala dan di masjid. Berlatih memperbanyak sedekah. Bulan Ramadhan, selalu menjadi magnitude di Indonesia. Beragam spanduk menyambut bulan puasa, yang ditebar di berbagai lokasi juga diselingi saran beribadah di masjid.

Mal, perkulakan dan tempat perbelanjaan lain nampak mulai makin semarak. Toko dan stand pakaian mulai buka lebih lama. Begitu pula lapak baru kuliner mulai tumbuh di jalan sekitar permukiman. Hampir seluruh kampung ramai dengan persiapan ekonomi kreatif. Suasana Ramadhan di Indonesia memang berbeda dengan negara lain yang dihuni warga muslim. Terdapat pergerakan sosial budaya paling panjang. Dimulai dengan adat megengan masyarakat mempersiapkan spirit dan suasana kebatinan.

Terutama ziarah ke makam. Ini sekaligus menjadi penyambung silaturahim antar rakyat. Juga antara yang masih hidup dengan leluhur yang telah meninggal. Ada pula adat Megengan, berasal dari kata meng-agung-kan bulan yang dianggap paling suci, keramat dan penuh berkah. Terdapat pra-mudik (sehari), untuk mendatangi kuburan leluhur. Biasanya pada akhir pekan.

Berita Terkait :  Ketua Dewan Penasehat KADIN Jatim: Ekonomi Kerakyatan Bukan Sebatas Usaha Mikro dan PKL

Akhir Ruwah, terdapat budaya ater-ater. Yakni, mengantar hidangan makanan ke rumah tetangga, dan kerabat. Hidangan diantar, tak terkecuali yang sedang bermusuhan.

——— 000 ———

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

spot_img

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru