Revitalisasi Kota Lama Lewat Media Mural
Surabaya, Bhirawa
Berkolaborasi dengan Universiti Teknologi Malaysia (UTM), Universitas Ciputra (UC) menginisiasi Program Uniting Colors in Creativity and Heritage. Program ini telah berlangsung pada 16 hingga 22 Februari lalu, salah satu kegiatannya pembuatan mural dengan tema sejarah masyarakat Surabaya tempo dulu.
Vice Head, International Relation Universitas Ciputra, Gelar Nanggala Wahyu Sagara Putra SHum MHan menyebut sebanyak 20 mahasiswa UTM dari berbagai jurusan dengan empat dosen pebimbing mengikuti kegiatan ini.
“Kami mengandeng Program Studi Visual Communication Visual (VCD) UC yang terdiri dari dosen, tenaga kependidikan dan juga mahasiswa untuk terlibat aktif dalam kegiatan pembuatan mural ini,” terang Gelar, Sabtu (22/2).
Mengusung tema Sejarah Masyarakat Surabaya Tempo Dulu, pemilihan tema didasarkan dari hasil koordinasi antara UC, Disbudporapar Kota Surabaya, dan pihak terkait untuk mendukung program revitalisasi kawasan Kota Lama Surabaya.
Lokasi mural dipilih di Jl Mliwis, yang berada dalam jarak pejalan kaki dari kawasan Kota Lama dan memiliki tingkat kunjungan yang tinggi. Dengan mural ini, diharapkan tercipta daya tarik wisata baru yang dapat dinikmati oleh masyarakat Surabaya maupun wisatawan.
“Program ini bertujuan untuk memperkuat kerja sama internasional khususnya dalam bidang non-akademik yang menonjolkan kreativitas, pertukaran budaya, dan keterlibatan mahasiswa lintas negara,” jelasnya.
Program ini juga merupakan bentuk dukungan UC terhadap upaya Pemerintah Kota Surabaya dalam merevitalisasi kawasan Kota Lama sebagai destinasi wisata baru. Sebagai bagian dari agenda, mahasiswa UTM juga akan diajak mengunjungi Deskranasda Tunjungan guna mempromosikan produk-produk UMKM lokal.
Gelar berharap, kegiatan ini dapat menjadi media diplomasi budaya yang mempererat hubungan baik antara UC dan UTM, serta Indonesia dan Malaysia sebagai negara tetangga yang bersahabat. Selain itu, diharapkan masyarakat Surabaya dapat menjaga dan melestarikan mural ini agar dapat dinikmati dalam jangka waktu Panjang.
Ditambah konseptor Mural, Pandu Rukmi Utomo SDs MDs, Dosen VCD, pengerjaan mural dengan objek dokar, penjual semanggi, penjual lontong balap, cangkrukan, icon semanggi ini akan memakan waktu sekitar tiga hari, dengan durasi kerja enam jam per hari.
“Mural dibuat pada permukaan seluas 7,5 kali 3 meter melibatkan kolaborasi kreatif antara mahasiswa UC dan UTM. Para peserta juga diberikan kesempatan mengeksplorasi Kota Surabaya dalam sesi jalan-jalan sebagai bagian dari pengalaman budaya. Kita ajak teman-teman UTM untuk menikmati kuliner Surabaya seperti lontong balap, semanggi dan juga Sinom,” terang Pandu.
Pandu berharap, melalui kegiatan ini dapat membuka wawasan dan bisa berdampak untuk pengembangan karakter mahasiswa. “Kami ingin ikut serta mengembangkan calon designer dimasa depan dengan tidak meninggalkan nilai dan identitas budaya,” harapnya.
Shym Pei Xun, mahasiswa UTM Jurusan Mechanical Engineering, menyampaikan rasa kagumnya atas kolaborasi dalam pembuatan mural ini. Menurutnya, hal ini merupakan pengalaman luar biasa sebab tidak pernah membuat mural.
“Saya senang diajari teman – teman dan pembina dari VCD. Saya bangga bisa membuat karya di ikon kota Surabaya. Kesulitannya adalah terhalang orang berlalu-lalang karena memang jalan umum, namun tak begitu menjadi masalah,” katanya.
Cleo, salah satu mahasiswa Universitas Ciputra mengaku senang ikut program ini. Diungkapkannya, momen pengerjaan muralini sangat berkesan dan tidak terlupakan. ”Saya senang ketika melihat antusiasme teman dari UTM. Saya bersyukur bisa mengikuti program ini karena saya dapat memperkaya wawasan terkait perbedaan budaya dan mempererat pertemanan saya dengan teman-teman lain, baik dari UC maupun UTM,” terangnya. [ina.fen]