Pemprov Jatim, Bhirawa.
Jelang akhir tahun 2024, fenomena hidrometeorologi kembali melanda Jatim sejak awal Desember, intensitas hujan tinggi memicu berbagai bencana seperti banjir luapan, banjir bandang, tanah longsor, rob, dan angin puting beliung.
Merespons kondisi ini, Dinas Sosial (Dinsos) Jatim mengerahkan Taruna Siaga Bencana (Tagana) untuk mengantisipasi dan menangani dampak bencana. Kepala Bidang Penanganan Bencana Dinsos Jatim Sukardi SH MSi memastikan seluruh personel Tagana di 38 kabupaten/kota telah bersiaga maksimal.
“Untuk mengurangi dampak kerusakan, kerugian materi, hingga korban jiwa, kami telah siagakan 1.854 personel Tagana yang tersebar di 38 kabupaten/kota di Jawa Timur. Mereka bertugas melakukan kaji cepat, asesmen dampak, evakuasi warga, pelayanan kebutuhan dasar (Dapur Umum dan logistik), serta layanan dan pendampingan psikososial warga terdampak,” ujar Sukardi saat ditemui pada Selasa (17/12).
Ia juga mengapresiasi respons cepat Tagana dalam penanganan bencana seperti banjir, longsor, dan angin puting beliung yang melanda sejumlah daerah. Seperti Kabupaten Malang, Kabupaten Blitar, Kabupaten Mojokerto, Kota Mojokerto, Kabupaten Jombang, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Ngawi, Kabupaten Jember, Kabupaten Tuban, Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Trenggalek, dan Kabupaten Sumenep.
“Kami menghimbau seluruh personel tetap waspada, menjaga kesehatan, dan menjaga kekompakan selama menjalankan tugas kemanusiaan di tengah cuaca ekstrem,” tegasnya.
Potensi cuaca ekstrem diprediksi masih akan berlangsung hingga beberapa waktu ke depan. Oleh karena itu, Dinsos Jatim terus berkoordinasi dan bersinergi dengan semua lembaga terkait untuk memastikan kebutuhan warga terdampak terpenuhi. Penanganan darurat, mulai dari evakuasi hingga penyediaan layanan Dapur Umum (DU), dan Layanan Dukungan Psikososial (LDP) terus dioptimalkan.
“Tagana tidak hanya menangani kebutuhan fisik, tetapi juga memberikan dukungan psikososial untuk membantu warga memulihkan kondisi mental pasca bencana,” tambah Sukardi.
Masyarakat diminta untuk tetap siaga, terutama di wilayah rawan bencana seperti lereng pegunungan, kawasan pesisir, dan daerah aliran sungai. Informasi terkini terkait cuaca ekstrem dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga diharapkan menjadi acuan utama untuk mengambil langkah mitigasi.
Dengan tingginya curah hujan belakangan ini, bencana seperti banjir dan longsor diprediksi masih mungkin terjadi. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim terus memperkuat sinergi lintas sektor agar penanganan bencana lebih efektif dan dampaknya bisa diminimalkan.
Sukardi berharap seluruh pihak tetap bersatu dan meningkatkan kewaspadaan hingga kondisi cuaca kembali stabil. “Tagana adalah garda terdepan dalam tugas kemanusiaan ini. Tetap semangat dan terus berikan yang terbaik untuk masyarakat,” pungkasnya. [rac.gat]