26 C
Sidoarjo
Friday, November 22, 2024
spot_img

Peran Ayah dalam MeruntuhkanStereotip Gender dalam Mengasuh Anak

Oleh :
Acmad Gilang Racmadani
Mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi Universitas 17 Agustus 1945 (Untag), Surabaya

Dalam bebrapa tahun terakhir, peran ayah sangat memiliki peran yang penting terhadap perubahan yang telah terjadi. Pada saat ini ayah tidak hanya berperan sebagai pencari nafkah, namun saat ini sudah banyak ayah yang terlibat dalam mengasuh anak setiap harinya.

Dalam hal ini saya sebagi penulis memberikan contoh dalam lingkup sekitar saya, yang dimana terdapat seorang ayah yang bekerja sebagi freelance fotografer, seorang ayah tersebut memiliki waktu yang lebih banyak dalam merawat anaknya.
Dari hal tersebut keluarga mereka dapat saliang membantu dalam merawat anak dan dapat mendampingi putrinya dalam tumbuh dan berkembang remaja. Fenomena ini dapat ditunjukan dengan peran gender yag sudah terjadi perubahan. Ayah sudah lebih dari mengembangkan materi, saat ini ayah juga berperan sangat tinggi dalam mengembangkan emosi dan lain lain yang dilalui dalam seorang anak.

Dari hal tersebut peran ayah membuka peluang dalam hal komuniasi yang terjadi dalam keluarga, yang dimana dapat menciptakan hubungan yang lebih memahami. Berbaginya tanggung jawab dalam mengasuh dan pekerjaan rumah, sang suami dan istri juga dapat meringankan beban dari kedua belah pihak. Kehadiran peran ayah tidak hanya memberian dampak positif tetapi juag membantu mengurangi beban pad aperan ibu, yang dimana sering mendapatkan tuntutan dalam membagi petugas pekerjaan.
Peran ayah juga memilii kelebihan seperti lebih banyaknya ruang yanng diberikan kepada sangn istri untu terus berkarya, mengejar karier, dan dapat mengambil waktu untuk merawat diri meskipun itu peran seorang istri namun seorang istri harus melakukan tanpa merasa terbebani oleh ekspetasi daroi lingkungan dan masyarakat sekitar.

Berita Terkait :  Mematahkan Stereotip Ayah di Indonesia

Tradisi dan stereotip gender yang sudah lama terjadi di masyarakat seringkali memberikan batasan terhadap seorang suami untuk merawat sang anak. Seoalah-olah peran merawat hanya bisa dan wajib dilakukan oleh sang istri/ibu.
Sementara tugas merawat sang anak juga menjadi tugas bersama dalam keluarga, terutama pada saat ini sudah banyak suami yang bekerja sebagai freelance. Hal tersebut membuat sang suami memilki peran aktif dalam membantu melakukan tanggung jawab dalam pembesaran anak, seperti mengantar anak sekolah, memberikan pengawasan sang anak ketika bermain, yang dimana hal tersebut memberikan tanda bahwa sang anak lebih dihargai, dicintai, dan diduung dari kedua belah pihak orang tua sang anak.
Dalam merawat anak setiap hari sudah memberikan sang anak pentingnya kerjasama dan kesetaraan dalam berkeluarga.

Hal tersebut memunculkan sifat kasih sayang, empati, dan perhatian dalam seorang anak, telepas dari budaya patriarki anak- anak yang melihat ayah mereka atif dalam merawat dirinya, akan memberikan pengertian bahwa merawat anak bukan hanya soal jenis kelamin, melainkan adanya soal tanggung jawab dan kerja sama antar keluarga dalam membesarkan sang anak. Dari fenomena ini perlahan – lahan memberikan batasan gender . Mengasuh anak bukan lagi tugas ibu atau ayah dalam masyarakat yang lebih egaliter dan terbuka begitu juga sebaliknya, membangun keluarga yang bahagia dan sehat adalah tugas bersama. Contoh kuat peran ayah masa kini yang tidak dibatasi oleh adat istiadat dan prasangka namun dimotivasi oleh dedikasi dan cinta terhadap anak adalah ayah yang bekerja sebagai fotografer lepas dan berpartisipasi aktif dalam mengasuh anak.

Berita Terkait :  Massa Mudah Tersulut Kekerasan, Mengapa?

Peran ayah dalam membesarkan anak telah berubah secara signifikan. Ayah tidak lagi sekedar pencari nafkah, namun juga terlibat aktif dalam pengasuhan dan pengasuhan anak. Contoh seorang ayah yang bekerja sebagai fotografer lepas menunjukkan bagaimana fleksibilitas pekerjaan memungkinkannya untuk lebih terlibat dalam kehidupan anak-anaknya.

Hal ini meningkatkan komunikasi dalam keluarga, membagi tanggung jawab antara suami dan istri, dan menciptakan peluang bagi ibu untuk merasa aman. Perubahan-perubahan ini akan membantu meruntuhkan stereotip gender, menunjukkan bahwa mengasuh anak adalah tanggung jawab bersama berdasarkan cinta dan kerja sama, serta membangun keluarga yang lebih sehat dan bahagia.

————- *** —————

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Berita Terbaru

spot_imgspot_imgspot_img