Oleh :
M. Syaprin Zahidi, M.A.
Dosen Pada Prodi Hubungan Internasional, Universitas Muhammadiyah Malang
Terpilihnya Prabowo sebagai Presiden Indonesia tentu membuka lembaran baru bagi hubungan Indonesia- China. Secara tersirat China terlihat ingin semakin meningkatkan hubungan bilateralnya dengan Indonesia, Hal ini diindikasikan oleh kunjungan Menteri luar negeri China, Wang Yi pada April 2024 lalu ke Indonesia. Dalam kunjungan tersebut selain bertemu dengan Presiden Joko Widodo, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Ia juga secara khusus bertemu dengan Menteri Pertahanan dan Presiden Terpilih Indonesia, Prabowo Subianto. Dalam pertemuan dengan Prabowo Wang Yi secara jelas menyatakan keinginan China untuk semakin meningkatkan hubungan dengan Indonesia dibidang pertahanan, ekonomi, sosial maupun budaya.
Dalam konteks pertahanan hubungan Indonesia dengan China didasarkan pada konsensus yang ditandatangani di Beijing pada 7 November 2007, selain itu dasar kerja sama pertahanan Indonesia-China juga diperkuat dengan Memorandum of Understanding antara kementerian pertahanan Republik Indonesia dengan State Administration of Science, Technology, and Industry for National Defence (SASTIND) pada 22 Maret 2011.
Pasca penandatangan MoU tersebut bisa dikatakan hubungan Kerjasama Indonesia dengan China terutama di bidang pertahanan semakin erat. Adapun dalam konteks ekonomi hubungan Indonesia dengan China didasarkan pada perjanjian perdagangan bebas ASEAN-China (ACFTA) sejak tahun 2010, dalam konteks sosial dan budaya hubungan China dan Indonesia didasarkan pada beberapa perjanjian diantaranya Memorandum of Understanding (MoU) on Cultural Exchange and Cooperation dan Memorandum of Understanding (MoU) on Interfaith Dialogue and Cooperation.
Adanya beberapa perjanjian tersebut sebenarnya menunjukkan bahwa potensi hubungan Indonesia dan China di era Prabowo akan semakin erat apalagi ditambah dengan inisiatif awal Prabowo ketika mengunjungi China untuk tujuan belajar terkait program “makan bergizi gratisnya”. Tepatnya pada tanggal 2 April 2024 lalu Prabowo mengunjungi Beijing No. 2 Middle School, di Dongcheng District, Ia mempelajari secara seksama mekanisme pemberian makan bergizi gratis di sekolah tersebut yang direncanakan sebagai bentuk percontohan bagi pengadaan makan bergizi gratis pada sekolah-sekolah di Indonesia.
Namun, sebenarnya ada satu aspek yang sepertinya cukup mengganjal dalam hubungan Indonesia-China yaitu belum selesainya masalah kontroversi klaim China di laut China selatan yang berdampak pada salah satu wilayah laut Indonesia yaitu laut natuna utara. Tidak dipungkiri agresivitas China yang ditunjukkan dengan masuknya kapal patroli penjaga pantai (coast guard) China ke wilayah laut natuna utara dan intervensi yang dilakukan oleh coast guard China ketika otoritas berwenang Indonesia hendak menangkap para nelayan china yang menurut otoritas Indonesia menangkap ikan secara illegal di wilayah laut Indonesia cukup mengganggu hubungan bilateral kedua negara.
Kontroversi di laut China Selatan ini menurut penulis menjadi penting untuk segera diluruskan oleh China karena suka atau tidak masalah ini akan menjadi duri dalam daging bagi hubungan bilateral kedua negara. Menurut penulis harusnya ada win-win solution yang di kemukakan oleh kedua negara dalam konteks masalah di laut china selatan ini. Win-win solution tersebut bisa saja dirancang dalam bentuk code of Conduct antara kedua negara dalam beraktivitas di laut china selatan yang kemudian kedua belah pihak menyatakan diri terikat dengan code of conduct yang disusun tersebut.
Dalam konteks ASEAN penting juga disusun hal serupa walaupun sudah pernah dibicarakan dalam KTT ASEAN, karena isu laut china selatan ini bukan hanya menjadi isu hubungan China dengan Indonesia saja bahkan dengan beberapa negara ASEAN hubungan China sempat berada di titik nadir contohnya dengan filipina sehingga memang jika dilihat juga dari sisi kepentingan China sangat urgent sekali untuk sesegera mungkin bagi China untuk mulai mendengan dari sisi negara-negara ASEAN terkait Laut China Selatan sehingga hubungan yang sudah sangat baik selama ini akan tetap terjaga, karena Asia Tenggara tidak dipungkiri merupakan kawasan yang penting bagi China baik dalam aspek politik, militer maupun ekonomi.
————– *** —————-