Realisasikan Jatim Akses
Pemprov Jatim, Bhirawa.
Sebanyak sembilan dermaga telah berhasil dibangun di wilayah Madura dalam lima tahun terakhir. Melalui program Jatim Akses, Pempeov Jatim serius untuk memperlancar akses transportasi demi mewujudkan kesejahteraan bagi warga masyarakat Madura.
Kepala Dinas Perhubungan Jawa Timur Nyono menegaskan bahwa akses perhubungan memang menjadi prioritas dalam pembangunan lima tahun terakhir. Pasalnya, kelancaran akses transportasi menjadi penumpu aktivitas ekonomi di wilayah kepulauan.
“Selama lima tahun terakhir, pembangunan dermaga dilakukan di sembilan titik. Ini menjadi wujud keseriusan dalam pembangunan wilayah Madura dan kepulauan,” kata Nyono, Minggu (20/10).
“Sebab selama ini dermaga banyak belum tersedia di wilayah Madura kepulauan. Padahal ini sangat krusial. Kalau dermaga tidak tersedia, transportasi, distribusi logistik maupun mobilitas barang menjadi tidak lancar,” imbuhnya.
Sembilan dermaga yang dibangun Pemprov Jatim dalam lima tahun terakhir tersebut yang pertama adalah dermaga di Gili Mandangin Kabupaten Sampang. Dermaga ini dibangun dengan anggaran Rp10 miliar.
Berikutnya dermaga di bangun di Pulau Bawean. Ada dua dermaga sekaligus yang dibangun di sana. Satu untuk dermaga kapal penumpang dan satunya lebih besar untuk kapal barang atau cargo.
Tidak hanya itu, dermaga juga dibangun di Dungkek Kabupaten Sumenep. Pembangunan dermaga di pelabuhan Dungkek berangkat dari keluhan masyarakat yang kesulitan saat mengirimkan hewan ternak. Karena tidak ada dermaga, maka hewan ternak sapi maupun kerbau terpaksa harus dipaksa berenang menuju kapal di tengah laut.
“Pembangunan dermaga di Dungkek dilakukan dengan anggaran Rp43 miliar. Kami berkoordinasi dengan pemkab setempat agar masyarakat di sana bisa melakukan aktivitas perdagangan dengan lebih layak,” ujar Nyono.
Selanjutnya dermaga yang dibangun adalah dermaga di Masalembu, dengan anggaran sebesar Rp20 miliar. Selain itu di dermaga di Kangean dan Sapeken, yang masing-masing dibangun dengan anggaran Rp1 miliar.
Tidak hanya itu, program Jatim Akses Nawa Bhakti Satya juga memperhatikan akses di kawasan wisata. Dimana dermaga dan pengembangan fasilitas pelabuhan dilakukan di Gili Iyang dan Gili Ketapang.
Untuk revitalisasi pelabuhan dan dermaga di Gili Ketapan dilakukan dengan anggaran Rp10 miliar. Sedangkan revitalisasi pelabuhan di Gili Iyang termasuk pembangunan dermaga menghabiskan anggaran Rp20 miliar.
“Pembangunan pelabuhan dan dermaga di Gili Iyang ini bertujuan untuk memudahkan mobilitas masyarakat di kawasan wisata. Sebelumnya, kapal tidak bisa sandar sampai pantai sehingga penumpang harus turun agak jauh dan harus nyincing pakaian hingga basah, tentu ini tidak nyaman bagi wisatawan maupun masyarakat,” tegas Nyono.
Pembangunan infrastruktur pelabuhan dan dermaga di Gili Iyang ini sengaja didorong seiring dengan gencarnya mempromosikan wisata Gili Iyang yang memiliki keunggulan kadar oksigen tertinggi kedua di dunia setelah Yordania, yaitu 20,9 persen lebih tinggi dari daerah lain.
“Pembangunan dermaga maupun merevitalisasi fasilitas pelabuhan di wilayah Madura dan kepulauan Madura akan bentuk nyata untuk memuliakan warga Madura. Dan upaya untuk meningkatkan kesejahteraan warga Madura,” pungkas Nyono. [tam.gat]