32 C
Sidoarjo
Friday, November 22, 2024
spot_img

Tak Ada Susu Sapi, Susu Ikan pun Jadi

Oleh :
Sutawi
Kepala LPPM dan Guru Besar Agribisnis Universitas Muhammadiyah Malang

Salah satu program unggulan pasangan capres-cawapres terpilih Prabowo-Gibran adalah pemberian susu gratis untuk anak sekolah dan pesantren. Realisasi program ini ditunggu publik pasca dilantik sebagai presiden dan wakil presiden pada 20 Oktober 2024 mendatang. Menurut Prabowo program ini akan menjangkau sekitar 80 juta anak yang harus diberi susu sapi segar 500 cc per anak, sehingga dibutuhkan sebanyak kurang lebih 40 juta liter susu sapi. Untuk mewujudkan program tersebut, Prabowo berencana mengimpor 1-2,5 juta ekor sapi perah. Sapi perah impor tersebut diharapkan akan melahirkan dalam dua tahun, sehingga menambah populasi sapi menjadi 3 juta ekor. Program pemberian susu gratis, bersama program Makan Bergizi Gratis, diperkirakan menelan anggaran Rp450 triliun per tahun. Program itu digagas guna mengentaskan stunting di Indonesia. Mereka menargetkan lebih dari 80 juta penerima manfaat dengan cakupan 100 persen pada tahun 2029. Program makan siang dan susu gratis masuk dalam ‘8 Program Hasil Terbaik Cepat’ dalam visi dan misi Asta Cita yang disusun Prabowo-Gibran pada Pilpres 2024.

Kebutuhan 40 juta liter susu sapi tidak mungkin dipenuhi dari produksi dalam negeri. Produksi ternak sapi perah di Indonesia telah dimulai sejak abad ke-19, atas jasa kontrolir van Andel yang bertugas di Kawedanan Tengger, Pasuruan (1891-1893). Dokter hewan Bosma menganjurkan mengimpor 105 ekor sapi pejantan Fries Holland (FH) dari negeri Belanda. Perkawinan antara sapi-sapi impor dengan sapi lokal Pasuruan inilah yang menjadi dasar terbentuknya sapi perah Peranakan Fries Holland (PFH) yang tersebar di Jawa. Meskipun telah dikembangkan selama 125 tahun, jumlah populasi sapi perah di Indonesia sampai tahun 2022 hanya sebanyak 592.897 ekor. Sebaran polusi terbanyak ada di Jawa sebanyak 98,19 persen, di mana 51,79 persen berada di Jawa Timur, 24,99 persen di Jawa Tengah, dan 20,78 persen di Jawa Barat. Populasi sebanyak itu menghasilkan produksi susu 926.348 ton per tahun. Produksi susu ini hanya mampu berkontribusi sebesar 33,84 persen kebutuhan susu nasional, sedangkan 66,16 persen sisanya harus diimpor dalam bentuk skim milk powder, anhydrous milk fat, dan butter milk powder dari berbagai negara seperti Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat, dan Uni Eropa.

Berita Terkait :  Pendidikan Tinggi yang Kritis dan Membahagiakan

Gagasan Prabowo mengimpor 1-2,5 juta ekor, setara dua sampai lima kali populasi saat ini, tergolong tidak realistis. Pertama, akan dipelihara di mana sapi sebanyak itu ? Produksi susu bukan sekedar memperbanyak populasi sapi, melainkan berkaitan juga lahan, pakan, tenaga kerja, peralatan, dan industri pengolahan. Dengan populasi 592.897 ekor saat ini, peternak sudah mulai kesulitan lahan, pakan, tenaga kerja, dan peralatan. Kedua, masalah dana. Mengimpor sapi sebanyak 1-2,5 juta ekor dengan harga Rp20 juta/per ekor diperlukan dana Rp20-50 triliun. Sektor pertanian itu masalahnya banyak, sedangkan anggarannya sedikit. Dengan anggaran terbatas Kementan harus mempertahankan prioritas swasembada beras, bukan mengejar swasembada susu. Sebagai contoh, pada Tahun Anggaran 2024, Kementan memperoleh pagu APBN sebesar Rp14,734 triliun. Dari anggaran tersebut Ditjen Tanaman Pangan memperoleh anggaran sebesar Rp3,002 triliun (20,30%), sedangkan Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan memperoleh bagian sebesar Rp2,543 triliun (17,26%). Memang anggaran bisa dialokasikan dari kementerian lain, namun ada prioritas yang lebih penting di sektor pangan, seperti penyediaan pupuk subsidi dan swasembada daging sapi.

Bagai pepatah ‘Tak ada rotan, akar pun jadi’, kekurangan susu sapi untuk memenuhi program susu gratis menimbulkan gagasan penggunaan susu ikan sebagai pengganti susu sapi. Secara ilmiah, definisi susu adalah cairan berwarna putih yang disekresi oleh kelenjar mammae (ambing) pada binatang mamalia betina untuk bahan makanan dan sumber gizi bagi anaknya. Dengan demikian, istilah susu ikan sebenarnya bukanlah susu, melainkan produk berbasis protein ikan yang diolah dan dicampur dengan zat-zat lain sehingga menyerupai susu. Susu ikan atau serbuk protein ikan adalah minuman serbuk yang meniru bentuk susu sapi sebagai hasil dari pemisahan hidrolisat protein ikan (HPI) dan dicampur dengan bahan lain untuk memperbaiki cita rasa seperti penampilan, bau, rasa, tekstur, dan suhu.

Berita Terkait :  Jalan Tol Semakin Panjang, Pangan Semakin Berkurang

Hidrolisat protein didefinisikan sebagai campuran oligopeptida, peptida dan asam amino bebas yang dihasilkan oleh hidrolisis parsial atau ekstensif (Zulfiqar et al., 2020). Hidrolisat protein merupakan sumber protein yang mudah tersedia bagi manusia dan hewan karena sifat fungsionalnya yang baik. Hidrolisat protein ikan (HPI) adalah produk yang dihasilkan dari penguraian protein ikan menjadi peptida sederhana dan asam amino melalui proses hidrolisis oleh enzim, asam, atau basa. HPI menarik perhatian besar dengan komposisi nutrisinya yang baik, profil asam amino, dan aktivitas antioksidan. Bagian ikan yang dijadikan bahan untuk HPI bisa berasal dari ikan secara keseluruhan, maupun produk sisa pengolahan, misalnya tulang, kulit, maupun sisa perut ikan yang tertinggal setelah filet ikan dipisahkan untuk konsumsi. HPI merupakan sumber peptida penting dengan bioaktivitas dan sifat fungsional yang memiliki efek menguntungkan bagi kesehatan manusia karena sifat nutrisi atau farmasinya.

HPI memiliki kelebihan dapat memperkuat cita rasa, memiliki kelarutan tinggi, serta dapat membentuk tekstur dan kualitas bahan pangan menjadi lebih baik karena lebih mudah dicerna, kandungan asam amino lengkap, dan protein tinggi (Prayudi dan Suhrawardan, 2022). HPI dilaporkan mengandung protein 80-90%, lemak kurang 5%, abu 3-8% dan kelembaban 1-8% (Dara et al., 2020). Kandungan protein tinggi ini memungkinkan HPI digunakan sebagai sumber protein dalam nutrisi manusia. Protein ikan yang diekstraksi secara kimia dan enzimatis dari ikan memiliki berbagai kegunaan industri sebagai pengganti susu, suplemen protein, penstabil, dan penambah rasa. Beberapa penelitian membuktikan bahwa protein hidrolisat atau peptida pada HPI memiliki potensi penggunaan sebagai agen nutrisi dan peningkatan kesehatan. Dilaporkan bahwa biomolekul ini memiliki sifat antioksidan, antiobesitas, antiinflamasi, imunomodulator, hipolipidemik, hipokol-terolemik, antikanker, dan antihipertensi dalam tubuh manusia. HPI dapat digunakan sebagai penggnati susu dan sebagai suplemen untuk beberapa makanan seperti sup, produk roti, dan makanan bayi.

Berita Terkait :  Dorong Pendidikan Perubahan Iklim Masuk dalam Kurikulum

Menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), HPI merupakan ekstrak protein ikan hasil penelitian tim bioteknologi Libang KKP tahun 2017 dengan memanfaatkan ikan rendah ekonomi seperti petek, selar, tamban, dan belok. Pabrik HPI sudah ada di Indramayu Jawa Barat dengan kapasitas 30 ton/bulan susu ikan yang beroperasi sejak tahun 2021. HPI yang menjadi bahan baku utama susu ikan memiliki karakteristik multifungsi dan praktis, sehingga dapat mendorong terciptanya inovasi produk pangan lokal unggulan lainnya melalui fortifikasi bahan makanan dan minuman. KKP beberapa kali memamerkan demo penggunaan HPI pada jajanan seperti cookies, cilok, kue sus, roti gambang dan aneka jenang yang semuanya tinggi protein. Susu ikan diluncurkan KKP dan Kementerian Koperasi-UMKM di Indramayu pada Agustus 2023 menjelang momen kemerdekaan Republik Indonesia ke-78. Susu ikan merupakan produk inovasi yang menggabungkan antara manfaat protein ikan untuk kesehatan dengan diversifikasi produk olahan sehingga dapat meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk perikanan. Susu ikan sekaligus menjadi upaya peningkatkan asupan protein harian masyarakat yang saat ini baru berada di angka 62,3 gram/kapita/hari masih di bawah rata-rata di negara Asean, bahkan jauh dibanding negara maju yang telah melampaui 100 gram/kapita/hari. ***

———— *** ————–

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Berita Terbaru

spot_imgspot_imgspot_img