Pemprov Jatim, Bhirawa.
Tim Patroli Air Terpadu Provinsi Jawa Timur kembali menggelar rembuk lingkungan, yang kali ini berlangsung di Kelurahan Karangpilang, Kota Surabaya.
Dalam pertemuan selama hampir tiga jam tersebut, ternyata warga Stren kali Karangpilang ingin sekali berbenah agar wilayah tempat tinggal mereka bisa tertata dengan baik.
Sebelumnya, dalam kegiatan ini Tim Patroli Air Terpadu Provinsi Jawa Timur dihadiiri Perum Jasa Tirta I, Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur, dua NGO Lingkungan Hidup, Praktisi P3LSI (Perhimpunan Praktisi Pengendalian Limbah dan Sampah Indonesia). Dan selama jalannya rembuk lingkungan itu juga hadir Lurah Karangpilang, Aditya.
Salah satu warga stren kali Karangpilang, Iswanto yang berada di RW 1 menyampaikan kalau di RW nya saat ini sudah mengalami pembenahan, sejak adanya pelengsengan/tanggul sungai yang anggaran berasal dari CSR dan DPRD, sehingga RW nya tidak mengalami banjir lagi.
Seiring dengan keberadaan plengsengan/tanggul,maka warga stren kali turut berbenah dengan peduli terhadap lingkungan sungai. Dan kini tinggal dilakukan pemberdayaan masyarakat untuk bisa menghasilkan nilai ekonomi.
Untuk pemberdayaan, lanjut Iswanto, masyarakat ingin ada pembangunan wisata air tetapi masih terkendala. Untuk itu, warga stren kali ini berharap ada bantuan baik itu CSR atau lainnya yang bisa turut membantu terealisasinya wisata sungai.
Untuk itu, warga stren bersama kelurahan ingin berkomunikasi BBWS Brantas. “Sayangnya, dalam rembuk lingkungan BBWS Brantas tidak hadir ” ujarnya,
Disisi lain, Iswanto juga berharap adanya bantuan dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas atau Perum Jasa Tirta I untuk bisa membangun plengsengan/tanggul yang ada disepanjang RW 2, 3 dan 4.
Sebenarnya keberadaan plengsengan/tanggul itu banyak manfaatnya, selain tidak banjir namun meminimalisir keberadaan pembangunan bangunan liar.
Lurah Karangpilang, Aditya mengatakan, rembuk lingkungan sangat ditunggu oleh warga stren kali. Sosialisasi yang dilakukan Tim Patroli Air Terpadu Provinsi Jawa Timur ini sangat bermanfaat untuk warga agar bisa menjaga lingkungannya.
Untuk kelurahan sendiri, lanjutnya, akan membantu menindaklanjuti usulan warga stren kali sesuai tupoksi baik Pemkot Surabaya untuk bisa berkomunikasi dengan BBWS Brantas maupun Perum Jasa Tirta I.
“Terutama BBWS untuk pembangunan tanggul sekaligus perizinan untuk pembangunan wisata air,” katanya.
Perwakilan Perum Jasa Tirta I juga menyampaikan kalau pihaknya siap membantu namun harus ada surat resmi baik dari kelurahan maupun kecamatan yang ditujukan ke Perum Jasa Tirta I dan nantinya Perum Jasa Tirta I akan berkomunikasi juga dengan BBWS Brantas untuk pembangunan plengsengan/tanggul.
Namun, dari Perum Jasa Tirta I juga meminta agar warga stren juga menyediakan lahannya agar bisa membangun jalan yang nantinya dimanfaatkan untuk melintasnya alat alat berat. Selain itu, Perum Jasa I meminta agar dalam proses pembangunan tidak ada konflik warga.
Koordinator Tim Patroli Air yang juga NGO Konsorsium Lingkungan Hidup, Imam Rochani mengatakan, banyak bahasan masukkan hingga usulan dalam rembuk lingkungan kali ini, seperti masalah sedimen atau pendangkalan sungai, eceng gondok, CSR, hingga partisipasi masyarakat.
Selain itu, Tim Patroli Air Terpadu Provinsi Jawa Timur juga membawa Praktisi P3LSI yang juga untuk menjelaskan manfaat eceng gondok agar bisa menghasilkan nilai tambah. Salah satunya untuk pakan ternak dan pupuk. Harapannya, warga stren membuat peternakan ayam dengan pakan eceng gondok.
“Saya juga bilang ke Pak Lurah agar anggaran dari kelurahan untuk mendampingi masyarakat, sebagai awalnya bisa dianggarkan mesinnya dulu untuk mengubah eceng gondok jadi pakan ternak maupun pupuk. Selain juga mengandalkan anggaran dari CSR. Warga tentunya koordinasi dengan kelurahan untuk bisa mendapatkan CSR,” katanya.
Ia berharap, kedepan masyarakat bisa bersinergi dengan pemangku kebijakan seperti Pemkot. Pemprov, Penegak Hukum, Masyarakat Peduli Sungai beserta ormas yang ada untuk menjadikan sungai Kali Surabaya menjadi indah.
“Jika dulu rumah membelakangi sungai, sekarang menghadap sungai. Sehingga bisa turut mengawasi dan menjaga kebersihan sungai,” katanya.
Perwakilan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur menilai rembuk lingkungan kali ini sangat bagus karena ada usulan serta ide yang dilontarkan oleh warga masyarakat, dan ada interaksi langsung dengan beberapa instansi yang tergabung dalam Tim Patroli Air Terpadu Provinsi Jawa Timur.
Sebelumnya DLH Jatim juga telah menjelaskan mengenai pengelolaan dan pengolahan sampah, hingga hak dan kewajiban warga juga larangan warga sesuai PP 22 Tahun 2021.
Sehingga harapannya dengan rembuk lingkungan maka warga yang belum tahu menjadi semakin tahu dan akan menerapkan serta bisa mengajak warga yang lainnya.
DLH Jatim juga berpesan agar masyarakat bisa melestarikan fungsi lingkungan, masyarakat turut serta kegiatan pengendalian pencemaran lingkungan dengan saling mengingatkan, dan masyarakat mencegah terjadinya kerusakan. Itu semua merupakan amanat UU 32 Tahun 2009. [rac.dre]