31 C
Sidoarjo
Friday, November 22, 2024
spot_img

Lawan Ujaran Kebencian Melalui Penguatan Literasi Digital


Oleh :
Berlinda Galuh P. W
Dosen PPKn Universitas Muhammadiyah Malang

Pada era digital saat ini, teknologi melaju semakin pesat dan sulit terhindarkan, termasuk teknologi termutakhir intelegensi artifisial (AI) yang dapat melampaui kemampuan. Oleh karena itu, penerapan literasi digital menjadi semakin penting di tengah arus informasi yang luas. Sehingga, upaya untuk terus memajukan kapasitas kemampuan literasi digital masyarakat umum dalam menggunakan teknologi digital layak terhadirkan guna mendukung transformasi digital. Terlebih, tantangan masyarakat modern saat ini adalah penggunaan internet yang tidak terkontrol, karena di saat yang bersamaan dengan tumbuh besarnya penggunaan teknologi digital, juga membuka ruang penyalahgunaan teknologi dan komunikasi serta internet.

Intensitas pengguna internet
Masifnya kemajuan teknologi informasi serta jaringan internet yang begitu luar biasa, tentu membawa kemudahan, peluang sekaligus ancaman tersediri bagi masyarakat. Untuk itu, agar tidak terjadi kemungkinan dan potensi buruk atas dampak kemajuan teknologi informasi dan jaringan internet saat ini, maka sudah semestinya pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) perlu melakukan edukasi dan sosialisasi akan pentingnya penguatan keterampilan digital pada masyarakat.

Survei terbaru Laporan We Are Social mencatat, jumlah pengguna internet di Indonesia telah mencapai 212 juta pada Januari 2023. Ini berarti sekitar 77% dari populasi Indonesia telah menggunakan internet. Jumlah pengguna internet pada Januari 2023 lebih tinggi 3,85% dibanding setahun lalu. Pada Januari 2022, jumlah pengguna internet tercatat sebanyak 205 juta jiwa dan rata-rata orang Indonesia menggunakan internet selama 8 jam 42 menit setiap harinya

Berita Terkait :  Dorong Pelaku UMKM Perempuan Lewat Akses Pembiayaan

Hasil survei jelas menunjukkan bahwa perkembangan teknologi informasi telah mampu menciptakan ruang baru yakni sebagai ruang digital. Melalui digital itulah, berbagai aktivitas publik seperti politik, sosial, ekonomi, kultural, spiritual di ‘dunia nyata’ masuk ke dalam berbagai bentuk substitusi artificial. Sehingga, hasilnya media sosial mendominasi sumber utama masyarakat mendapat informasi. Dominasi ini dapat berdampak pada akurasi dan kualitas berita yang beredar hingga pada akhirnya ditengah berkembang pesatnya ruang digital menjadikan tantangan bagi media dan publik adalah memastikan informasi yang diterima dapat dipercaya.

Itu artinya, teknologi digital bisa membuka akses informasi di tengah persaingan kualitas SDM yang semakin besar sebagai langkah awal dalam mempersiapkan generasi masa depan untuk menghadapi tantangan global yang semakin kompleks. Sehingga, menjadi logis jika seiring kemajuan pengguna internet berbasis teknologi saat ini dituntut adaptif dan responsif terhadap kemajuan teknologi baru, serta kreatif dalam memanfaatkan teknologi yang ada.

Oleh sebab itulah, kemajuan literasi digital meski didukung oleh semua pihak agar penerapan literasi digital bisa membawa dampak positif bagi bangsa dan negeri ini. Terutama demi mempersiapkan generasi masa depan untuk menghadapi tantangan global yang semakin kompleks. Selain itu, pemerintah harus berkolaborasi dengan masyarakat untuk membekali dan memberitahukan etika serta nilai-nilai kebenaran tanpa meninggalkan nilai-nilai budaya, juga diperlukannya kampanye untuk menghilangkan kebiasaan negatif dari pengaruh penyebaran informasi yang bersifat pribadi di media sosial. Minimal idealnya untuk melakukan literasi kepada masyarakat didasarkan pada 4 Pilar Utama Literasi Digital, yaitu kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital.

Berita Terkait :  Jaminan Sosial, Bebaskan Pekerja dari Jebakan Sandwich Generation

Dukung kemajuan literasi digital
Seiring masifnya perkembangan serta penggunaan teknologi komunikasi saat ini, maka menjadi hal yang urgen jika literasi dan kreativitas digital perlu mendapat perhatian lebih dari pemerintah dan masyarakat. Upaya mewujudkan literasi dan kreativitas digital sejak dini ke masyarakat tersebut, setidaknya bisa mendorong masyarakat memiliki kemampuan berpikir kritis dalam memilah dan mengevaluasi informasi yang beredar secara online atau daring.

Berangkat dari kenyataan itu literasi digital di dunia pendidikan saat ini tentu menjadi suatu keharusan yang meski dimiliki oleh semua pelaku dunia pendidikan di negeri ini. Pasalnya, literasi digital ini penting untuk terkuasai dengan baik oleh semua pihak seiring dengan meningkatnya ketergantungan masyarakat terhadap internet dan komunikasi digital. Terlebih, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menjelaskan, berdasarkan Survei Indeks Literasi Digital Nasional yang dilakukan Kemenkominfo dan Katadata Insight Center pada 2023, didapatkan skor atau tingkat literasi digital masyarakat Indonesia sebesar 3.49 dari 5.00. Dengan skor tersebut, tingkat literasi digital di Indonesia masuk dalam kategori “sedang”.

Sedangkan, secara keseluruhan, Indeks Literasi Digital Indonesia 2023 mencapai 3.49 dari skala 1-5, naik dari pencapaian tahun sebelumnya 3.46. Skor tertinggi indeks literasi digital Indonesia diraih pilar budaya digital (digital culture) dengan skor 3.90. Diikuti etika digital (digital ethics) dengan skor 3.53 dan kecakapan digital (digital skill) sebesar 3.44. Keamanan digital (digital safety) mendapat skor terendah, 3.10 atau sedikit diatas sedang. Sedangkan, berdasarkan survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) dan We Are Social, pengguna internet dan media sosial di Indonesia pada periode 2022-2023 telah mencapai 220 juta orang. Padahal, pada 2021, jumlah itu tidak lebih dari 175 juta orang.

Berita Terkait :  Nyalakan Potensi Perempuan dalam UMKM

Itu artinya, pengguna internet telah mengalami kenaikan yang sangat signifikan. Masyarakat idealnya perlu saling memperkuat literasi digital sebagai bagian dari pendidikan Kewarganegaan untuk bersama-sama melawan ujaran kebencian, dengan menguatkan literasi digital. Oleh sebab itulah, kemampuan untuk mengakses, menyeleksi, memahami, menganalisis, memverifikasi, mengevaluasi, dan mendistribusikan informasi dalam dunia digital sangat perlu mendapat perhatian. Termasuk dalam literasi digital yang mencakup kecakapan, keamanan, budaya, dan etika digital. Masyarakat yang cerdas secara kultural internet tentu sadar bahwa teknologi sebagai alat, bukan alat yang memperalat pengguna alat, dari peran konsumen menjadi produsen, dari pasif ke aktif, dari follower ke trendsetter, dari hoaks ke pesan kebaikan, dari pepesan kosong ke informasi bermanfaat. Pemahaman tersebut penting publik miliki agar penyebaran pesan kebaikan di ruang digital terkawal dan terjaga dengan baik ,sehingga potensi munculnya ujaran kebencian di ruang digital bisa diminimalisir.

——— *** ———–

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Berita Terbaru

spot_imgspot_imgspot_img