26 C
Sidoarjo
Friday, December 5, 2025
spot_img

Zulkifli Hasan Umumkan Penurunan Harga Pupuk 20 Persen, Dorong Efisiensi Tanpa Tambah Subsidi

Bondowoso, Bhirawa
Pemerintah menurunkan harga pupuk hingga 20 persen di seluruh Indonesia sebagai bagian dari reformasi besar dalam sistem bisnis Pupuk Indonesia. Kebijakan ini diumumkan langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan saat melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Bondowoso, Rabu (5/11).

Dalam kunjungan tersebut, Zulkifli meninjau Kios Pupuk UD Jaya Mandiri di Desa Taman, Kecamatan Bondowoso, serta berdialog dengan petani dalam agenda Rembuk Tani Bondowoso.

Sejumlah pejabat turut hadir, antara lain Ketua DPRD Bondowoso, Kepala Kejaksaan Negeri Bondowoso, Wakil Bupati Bondowoso, Kadis Pertanian, dan perwakilan Tim Pupuk Indonesia.

Zulkifli memastikan penurunan harga telah diberlakukan di seluruh daerah. “Saya sudah cek ke mana-mana, memang benar Pupuk Indonesia sudah menurunkan harga pupuk 20 persen di seluruh Indonesia, baik urea, NPK, maupun lainnya,” ujar Zulkifli di hadapan awak media.

Menurutnya, kebijakan ini merupakan hasil transformasi sistem bisnis Pupuk Indonesia, yang kini tak lagi menggunakan sistem **cost plus, di mana keuntungan meningkat seiring besarnya biaya produksi. Namun beralih ke sistem market to market yang mengikuti mekanisme pasar.

“Dulu sistemnya cost plus, makin banyak on cost, untung makin besar. Tapi pabrik makin buruk. Sekarang market to market, ikut pasar. Dengan begitu harga pupuk bisa hemat 20 persen dan kita bisa bangun satu pabrik baru tiap tahun,” jelasnya.

Berita Terkait :  Kemarau Panjang, BPBD Kucurkan 23 Ribu Liter Air untuk Ratusan KK di Leces

Zulkifli menegaskan bahwa efisiensi tersebut tidak menambah beban subsidi, melainkan justru menghemat anggaran pemerintah.

“Subsidi bisa dihemat, tapi produksi tetap meningkat. Ini sejalan dengan arahan Bapak Presiden untuk membenahi semua BUMN agar efisien, produktif, dan menguntungkan,” ujarnya.

Lebih jauh, ia menilai langkah reformasi di sektor pupuk menjadi bagian penting dalam strategi menuju kemandirian dan swasembada pangan nasional.

“Kalau dulu kita impor beras 4,5 juta ton, tahun ini menurut BPS kita justru surplus 4,77 juta ton. Itu artinya kebijakan pertanian kita sudah berada di jalur yang tepat,” katanya.

Zulkifli juga mengungkapkan, kenaikan nilai tukar petani menjadi indikator nyata peningkatan kesejahteraan. “Nilai tukar petani naik dari 116 menjadi 124. Artinya, harga produk naik, pendapatan petani naik, dan semangat mereka juga meningkat,” ucapnya.

Menutup kunjungan, Zulkifli mengajak semua pihak untuk menjaga momentum positif di sektor pangan nasional. “Kami terus berusaha agar rakyat kita makin sejahtera. Pupuk tersedia, harga terjangkau, dan hasil panen meningkat,” tambahnya.

Kegiatan ditutup dengan sesi dialog bersama petani, termasuk pembahasan mengenai pemanfaatan pupuk bersubsidi bagi petani di kawasan hutan.

Menteri menjawab singkat sambil tersenyum, “Kita bahas lagi nanti, ya. Sampai jumpa.”

Kunjungan kerja di Bondowoso ini menjadi bagian dari agenda nasional Kementerian Koordinator Bidang Pangan untuk memastikan kebijakan subsidi pupuk berjalan efektif hingga tingkat petani desa. [san.ca]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru