25 C
Sidoarjo
Sunday, December 21, 2025
spot_img

Warga Desa Kembang Bondowoso Gotong Royong Bangun Akses Vital Tanpa Sentuhan Dana Desa

Bondowoso, Bhirawa
Kerusakan parah pada jalan utama Desa Kembang, Kecamatan Tlogosari, Kabupaten Bondowoso, akibat banjir berkepanjangan sejak Desember 2024 hingga Desember 2025, memaksa warga mengambil langkah mandiri demi menjaga akses vital desa tetap berfungsi.

Jalan sepanjang kurang lebih 200 meter yang berada di RT 28 RW 04 itu sebelumnya hampir tak bisa dilalui, bahkan oleh kendaraan roda dua. Kondisi tersebut berdampak langsung pada aktivitas harian warga, mulai dari mobilitas ekonomi hingga kebutuhan dasar lainnya.

Di tengah keterbatasan dan belum adanya realisasi perbaikan dari pemerintah desa, warga Desa Kembang memilih tidak menunggu lebih lama. Melalui swadaya penuh dan semangat gotong royong, mereka mulai memperbaiki jalan secara bertahap, tanpa menggunakan Dana Desa (DD) maupun bantuan resmi pemerintah desa.

Salah satu warga, Alvian menegaskan, seluruh proses perbaikan murni berasal dari inisiatif dan kontribusi masyarakat. ”Perbaikan jalan ini sama sekali tidak memakai dana desa. Ini murni swadaya masyarakat Desa Kembang. Saat pengerjaan juga tidak ada satu pun perangkat desa yang ikut membantu, termasuk kepala desa,” ujar Alvian saat dikonfirmasi, Sabtu (20/12).

Menurut alvian, kerusakan jalan sudah berlangsung lama akibat banjir yang terus menggerus badan jalan. ”Jalan kena banjir sejak Desember 2024 sampai Desember 2025. Sekitar 200 meter kami uruk lalu dicor. Sebelumnya rusak parah, motor saja susah lewat,” jelasnya.

Berita Terkait :  Lindungi Kelompok Rentan dan Entas Kemiskinan, Gubernur Salurkan Bansos Rp12,9 Miliar di Bondowoso

Upaya mandiri ini dilakukan setelah warga berulang kali menyampaikan kondisi jalan kepada pemerintah desa, namun tidak kunjung mendapatkan tindak lanjut yang jelas.”Kepala desa tidak merespon, hanya janji-janji saja. Sudah lebih dari setahun tidak ada kejelasan, akhirnya warga berinisiatif memperbaiki sendiri,” tambah Alvian.

Perbaikan dilakukan secara bertahap dan berkala. Tahap awal berupa pengurukan pasir, kemudian dilanjutkan dengan pengecoran jalan. Proses pengerjaan dilakukan seminggu sekali hingga seluruh titik yang rusak dapat ditangani.

”Iya, pengecorannya tiap satu minggu sekali. Pertama diuruk dulu, kedua baru dicor. Dananya murni iuran warga, bukan dari dana desa,” tegasnya.

Salah satu penggerak utama kegiatan ini adalah Samsul (33), warga Desa Kembang yang berprofesi sebagai pengusaha pete. Bersama warga lain dan Ketua RT setempat, ia turut mengoordinasikan pengumpulan dana serta tenaga.

”Dana 100% dari warga, dikerjakan gotong royong setiap hari Jumat. Sudah dua kali dikerjakan hari Jumat, tapi sampai sekarang masih belum selesai,” kata Samsul.

Samsul memaparkan rincian anggaran yang telah digunakan dalam proses perbaikan jalan ini. Untuk pasir uruk tujuh truk, masing-masing Rp500 ribu, total Rp3,5 juta. Pasir halus enam kali Rp120 ribu total Rp720 ribu. Semen 35 sak kali Rp40 ribu jadi Rp1,4 juta. Semua ini hasil murni iuran warga.

Melalui aksi swadaya ini, warga Desa Kembang menunjukkan kuatnya solidaritas sosial dalam menjaga infrastruktur desa. Meski demikian, mereka tetap berharap adanya perhatian serius dari pemerintah desa maupun pihak terkait, mengingat jalan tersebut merupakan akses utama yang sangat menentukan kelancaran aktivitas dan perekonomian masyarakat setempat[san.fen]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru