26 C
Sidoarjo
Thursday, December 11, 2025
spot_img

Warek 2 Untag Nilai Society 5.0 Belum Jawab Ketimpangan Digital


Surabaya, Bhirawa
Konsep Society 5.0 yang mengintegrasikan teknologi seperti kecerdasan buatan (AI), big data, dan Internet of Things untuk menciptakan masyarakat yang lebih manusiawi dinilai masih menghadapi tantangan besar dalam penerapannya di Indonesia.

Meski menawarkan kemudahan hidup dan keseimbangan antara kemajuan ekonomi serta nilai sosial, implementasi konsep ini belum dirasakan merata oleh seluruh lapisan masyarakat.

Hal ini diungkapkan Wakil Rektor II Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya, Supangat, Ph.D., ITIL., COBIT., CLA., CISA, . Menurutnya kesenjangan akses digital masih menjadi persoalan utama, terutama di wilayah pinggiran dan pedesaan yang belum terjangkau infrastruktur internet memadai.

“Variasi tingkat literasi teknologi juga membuat efektivitas layanan publik digital tidak seragam. Kondisi ini memperlihatkan bahwa manfaat teknologi belum sepenuhnya menjangkau masyarakat secara luas,”ujar dia, Kamis (11/12).

Selain itu, tambah dia, sejumlah persoalan seperti kebocoran data pribadi dan kontroversi penggunaan AI di sektor pemerintahan menunjukkan bahwa kesiapan ekosistem digital masih perlu diperkuat. Isu fairness dalam algoritma AI serta potensi bias juga menjadi perhatian karena dapat menempatkan sebagian kelompok masyarakat pada posisi yang terpinggirkan.

“Di tengah meningkatnya krisis global, teknologi dinilai belum sepenuhnya menjadi solusi. Automasi dan AI berpotensi meningkatkan produktivitas, namun juga mengancam keberlangsungan pekerjaan konvensional,”papar dia.

Sementara itu, jejak karbon dari perkembangan teknologi masih menjadi tantangan bagi upaya mitigasi perubahan iklim.

Berita Terkait :  Koramil 0815/07 Jetis Tanamkan Nilai Disiplin dan Nasionalisme Siswa MTS Darul Ulum

Supangat juga menegaska pentingnya peran perguruan tinggi dalam menyiapkan generasi yang tidak hanya kompeten secara teknis, tetapi juga kritis terhadap implikasi sosial dan etika teknologi. “Mahasiswa perlu dibekali pemahaman mengenai privasi data, ketimpangan digital, dan keadilan dalam regulasi AI,”urainya.

Supangat menambahkan perguruan tinggi dan masyarakat sipil harus bekerja sama memastikan teknologi menjadi alat pemberdayaan yang inklusif. “Tanpa kesadaran tersebut, penerapan Society 5.0 dikhawatirkan hanya menjadi konsep ideal tanpa menyentuh persoalan mendasar di masyarakat,”pungkas dia. [ina.wwn]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru