Siap Kolaborasi Tekan Angka Kemiskinan 11,5 Persen
Situbondo, Bhirawa
DPRD Kabupaten Situbondo, menggelar dua agenda penting dengan dihadiri Wagub Emil E Dardak dan Ketua TP PKK Provinsi Jatim, Arumi Bachsin serta sederet Pimpinan OPD Pemprov Jatim, Kamis (6/3).
Dari lingkungan Kabupaten Situbondo hadir Bupati, Wakil Bupati bersama jajaran Forkopimda berikut seluruh pimpinan OPD, Kabag berikut Camat se-Situbondo. Sejumlah pimpinan partai, pimpinan organisasi kemasyarakatan dan organisasi pemuda juga ikut hadir dalam acara sakral tersebut.
Dua agenda penting tersebut adalah serahterima jabatan bupati dan wakil bupati periode 2025-2030 serta rapat paripurna dengan agenda penyampaian visi misi Bupati dan Wakil Bupati 2025-2030.
Dalam sambutannya Wagub Emil Dardak banyak mengupas berbagai bidang di Kabupaten Situbondo. Salah satunya yakni kesiapan Pemprov Jatim untuk bersama sama berkolaborasi menekan angka kemiskinan di Kabupaten Situbondo dari angka 80 ribu lebih atau setara 11,5 persen.
“Ya kami (Pemprov Jatim) siap untuk bersama Pemkab Situbondo menekan angka kemiskinan di Situbondo,” tutur Ketua DPD Partai Demokrat Jatim itu.
Masih kata Wagub Emil, Situbondo memiliki wilayah laut panjang 150 km lebih dan memiliki dua kota Second City yakni Besuki dan Asembagus. Untuk itu, ia berharap ada perkembangan pusat ekonomi baru. Artinya tidak hanya terpusat di Kota Situbondo saja, melainkan merata di Kecamatan lain.
“Dengan dibuka tol probowangi yang kini sampai ke Besuki, bisa menjadi pusat perkembangan ekonomi baru. Termasuk bisa memudah orang atau pengunjung yang akan melanjutkan ke Banyuwangi dan Bondowoso, Jember. Atau yang mau ke Kalibaru, wilayah Banyuwangi barat bisa dijangkau dari tol Besuki,” tutur Emil.
Wagub dua periode itu melanjutkan, dengan adanya sarana baru tol Besuki, sejak saat ini sudah harus dipersiapkan kuliner, penginapan baru. Untuk warga Surabaya, Sidoarjo dan Pasuruan yang mau ke pantai Situbondo bisa melewati akses tol di Besuki. Khusus pengunjung yang hendak ke Ijen, ujar Emil, pengunjung bisa melewati Bondowoso dan Besuki.
“Terkait angka kemiskinan melebihi angka rata rata Jatim tetapi saat ini sudah ada penurunan. Selain itu, kebanyakan warga Situbondo banyak yang tergantung kepada komoditas tebu. Untuk itu tata niaga tebu menjadi sangat penting untuk diatur,” papar Emil.
Emil mengaku persoalan gula dari pusat diatur dengan Inpres.untuk ditingkat hilir harus ada jaminan harga yang lebih baik bagi petani dengan ditunjang produktivitas.
“Total kan ada 850 ribu ton. Nah angka itu apa bisa terus digenjot. Nah angka kemiskinan yang berada diangka 11,5 persen tapi pengangguran hanya 3-4 persen,” jelas Emil.
Sementara itu Bupati Rio menimpali, fokus untuk peningkatan UMKM di Situbondo. Bupati Rio membandingkan negara lain tertimpa resesi ekonomi karena sektor UMKM nya lemah. “Sebaliknya, di Indonesia sektor UMKM nya kuat. Termasuk di Situbondo harus tumbuh pesat,” ujar Bupati Rio.
Bupati Rio tidak ingin visi Situbondo naik kelas dilihat dari makna harfiah saja. Tetapi sebaliknya harus berubah dari kebiasaan yang berjalan sebelumnya. Situbondo kedepan akan berubah maju dengan syarat merubah mainset dari saat ini. Termasuk di jajaran ASN, pejabat dan sebagainya harus bekerja dengan profesional.
“Saya mencontohkan, jangan kalau saya turun ke bawah diberi kalung bunga, foto Bupati dan wakil bupati yang besar. Bukan itu, tetapi pajang foto siswa yang berprestasi di lokasi setempat,” pungkas Rio. [awi.kt]