Salurkan Bansos Rp 7,239 miliar di Besuki
Kabupaten Probolinggo, Bhirawa
Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak menyebut swasembada gula harus berpihak pada petani. Komitmen ini disampaikannya saat melakukan kunjungan kerja ke Pabrik Gula (PG) Gending, milik PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) di Desa Sebaung, Kecamatan Gending, Selasa (9/9).
Wagub Emil hadir ditemani Bupati Probolinggo Gus dr. Mohammad Haris, Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jatim Dydik Rudy Prasetya, serta Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Probolinggo Reno Handoyo.
Dalam kesempatan itu, Giat ini untuk memastikan kelancaran operasional pabrik sekaligus memantau serapan gula petani tebu rakyat di tengah dinamika pasar nasional. Emil menegaskan keberhasilan program swasembada gula sangat ditentukan oleh keberpihakan kepada petani. Dari sekitar 400 ribu ton gula nasional, sebagian besar telah terserap, namun sekitar 100 ribu ton masih menunggu pasar.
“Petani berharap produknya terserap optimal. Karena itu, peran pemerintah dan BUMN sangat penting untuk memastikan harga tetap stabil,” ujar Emil.
Ia mengapresiasi PT SGN yang dinilai tidak hanya menjaga keberlangsungan perusahaan, tetapi juga melindungi petani. Emil menambahkan, kolaborasi lintas sektor dibutuhkan agar target swasembada gula 2026 sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto dapat tercapai.
Sementara itu, Dirut PT SGN Mahmudi menyebut masih ada gula petani yang belum terserap. Pemerintah telah membeli gula petani senilai Rp1,5 triliun, namun 100 ribu ton lainnya masih menunggu pasar.
“Langkah pembelian ini harus dibarengi penertiban gula rafinasi yang beredar tidak sesuai peruntukan. Kami berharap swasembada bisa benar-benar terwujud,” tegas Mahmudi.
Bupati Probolinggo Gus Haris menyambut baik perhatian pemerintah provinsi dan pusat. Menurutnya, Kabupaten Probolinggo secara historis pernah menjadi sentra gula nasional dengan tiga pabrik besar, meski kini hanya dua yang masih aktif.
“Harapan kami, momentum ini bisa mengembalikan kejayaan Probolinggo sebagai pusat gula nasional. Bahkan kalau memungkinkan, PG Pajarakan bisa hidup kembali,” katanya.
Ia menegaskan, Pemkab siap memberikan dukungan penuh melalui pendampingan petani. “Kami ingin petani mendapat edukasi bahwa tebu tetap prospektif. Ini untuk meningkatkan kesejahteraan sekaligus mendukung ketahanan pangan nasional,” pungkasnya.
Salurkan Bansos
Sebelumnya Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak berkesempatan menyalurkan bantuan senilai Rp 7.329.048.000 kepada warga Situbondo di Pendopo Kawedanan Besuki, Selasa (9/8).
Bantuan tersebut mencakup Bantuan Sosial (Bansos) dari Dinas Sosial (Dinsos) Jatim serta Bantuan Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) melalui Dinas PMD Jatim.
Dari total bantuan itu, Rp 6.119.048.000 dialokasikan untuk enam program prioritas Dinsos Jatim, termasuk perluasan dari Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (PAPBD) Jatim 2025 sebesar Rp 471.000.000.

Wagub Emil menegaskan, bantuan juga dibarengi dengan pendampingan dari pilar-pilar sosial. Dengan demikian, penerima manfaat baik dari program penguatan ekonomi maupun pemberdayaan masyarakat dapat merasakan manfaat yang lebih berkelanjutan.
“Pendekatan Pemprov Jatim dalam menurunkan angka kemiskinan bukan hanya menyalurkan, tapi mendampingi secara holistik. Agar mereka merasa punya partner untuk meningkatkan taraf hidup yang lebih baik,” jelasnya.
Bansos yang disalurkan di antaranya Program Keluarga Harapan (PKH) Plus senilai Rp 3.396.000.000 untuk 1.698 lansia, masing-masing menerima Rp 2.000.000 per tahun dengan pencairan setiap triwulan. Bantuan Kemiskinan Ekstrem senilai Rp 1.065.000.000 juga diberikan kepada 710 jiwa, ditambah Rp 153.000.000 dari PAPBD Jatim 2025 untuk 102 jiwa. Setiap penerima memperoleh Rp 1.500.000 untuk penguatan ekonomi.
Asistensi Sosial Penyandang Disabilitas (ASPD) senilai Rp 262.800.000 diberikan untuk 73 jiwa, ditambah Rp 18.000.000 dari PAPBD Jatim 2025 untuk 10 jiwa, dengan nilai bantuan setiap penerima Rp 900.000. per triwulan. Kemudian, lewat PAPBD Jatim 2025, juga disalurkan program Kewirausahaan Inklusif Produktif Perempuan Tangguh Mandiri Jawa Timur Sejahtera (KIP Putri Jawara) senilai Rp 300.000.000 untuk 100 penerima manfaat di Kabupaten Situbondo.
Selain itu, 40 unit alat bantu mobilitas bagi lansia dan penyandang disabilitas ikut dibagikan dengan nilai Rp 192.248.000. Sebanyak 201 anggota pilar sosial yang terdiri dari SDM PKH Plus, pendamping disabilitas, Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK), dan Taruna Siaga Bencana (Tagana) juga memperoleh Bantuan Operasional (BOP) atau tali asih senilai Rp 732.000.000.
Sementara itu, bantuan dari Dinas PMD Jatim disalurkan untuk penguatan BUMDesa senilai Rp 400.000.000 kepada empat desa, program Desa Berdaya di tiga desa masing-masing Rp 100.000.000, serta program Jatim Puspa di tiga desa senilai Rp 510.000.000.
“Program-program ini tentu akan terus dilanjutkan dan disempurnakan agar lebih tepat sasaran serta mampu mengatasi kemiskinan secara menyeluruh,” pungkasnya. [fir.rac.awi.gat]


