Wabup Bojonegoro didampingi Kadinkes turun kelapangan tinjau ke Puskemas evaluasi Program MBG
Bojonegoro, Bhirawa
Puluhan siswa dari tiga sekolah di Kabupaten Bojonegoro mengalami keracunan massal diduga usai mengonsumsi makanan dari Program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Kamis (2/10). Insiden ini terjadi di SMA Negeri 1 Kedungadem, SDN Tumbrasanom, dan MTs Plus Nabawi, yang mengakibatkan puluhan siswa harus mendapatkan perawatan medis.
Berdasarkan data sementara, 61 siswa SMA Negeri 1 Kedungadem dilaporkan tidak masuk sekolah akibat keluhan mual, muntah, dan pusing. Dari jumlah tersebut, 22 siswa dirawat di Puskesmas Kedungadem, sementara 6 lainnya dirujuk ke Puskesmas Kesongo. Selain itu, 5 siswa SDN Tumbrasanom dan 4 siswa MTs Plus Nabawi juga turut dirawat di fasilitas kesehatan setempat.
Menanggapi kejadian ini, Wakil Bupati Bojonegoro, Nurul Azizah bersama Kepala Dinas Kesehatan Ninik Susmiati langsung turun ke lapangan. Keduanya meninjau langsung kondisi siswa yang dirawat serta memantau penanganan di sekolah-sekolah terdampak.
‘’Kami sangat prihatin atas insiden ini. Pemerintah Kabupaten Bojonegoro akan segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan Program MBG, terutama dalam pengawasan kualitas makanan dan proses distribusinya,’’ tegas Nurul Azizah.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Bojonegoro, Ninik Susmiati, menyebut bahwa seluruh fasilitas kesehatan telah dikoordinasikan untuk menangani kasus ini secara cepat dan tepat. Ia menyoroti pentingnya pengawasan terhadap penyedia makanan agar insiden serupa tidak terulang.
‘’Keamanan pangan adalah prioritas utama. Kami akan memperkuat pembinaan dan pengawasan kepada seluruh pihak yang terlibat dalam penyediaan makanan Program MBG,’’ ujarnya.
Sebagai bentuk tanggung jawab, Pemkab Bojonegoro juga akan melaporkan kasus ini ke Sistem Pemantauan Program Gizi (SPPG) sebagai bagian dari evaluasi nasional atas pelaksanaan program MBG.
Dari pihak pendidikan, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Wilayah Bojonegoro-Tuban, Hidayat Rahman, menyatakan bahwa pengawasan akan ditingkatkan di setiap satuan pendidikan.
‘’Kami akan terus melakukan monitoring agar pelaksanaan program MBG tetap mendukung tumbuh kembang siswa dengan aman dan berkualitas,’’ kata Hidayat.
Hingga berita ini diturunkan, petugas masih melakukan investigasi serta pengujian sampel makanan untuk memastikan penyebab pasti keracunan. Program MBG sendiri merupakan inisiatif pemerintah yang bertujuan meningkatkan asupan gizi bagi pelajar, namun kini menuai sorotan tajam akibat lemahnya pengawasan. (bas.fen).


