Surabaya, Bhirawa
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) mengadakan Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat (SN-PKM) di Theater Room Lantai 2, Kampus C Unusa.
Kegiatan yang dilaksanakan setiap tahun kali masuk SNPKM ke-5 yang bertajuk “Mewujudkan Perguruan Tinggi Berdampak melalui Integrasi Program Pengabdian dan Inovasi Teknologi”, seminar tersebut meyakini bahwa perguruan tinggi tidak cuman berperan sebagai pusat ilmu pengetahuan, tapi sebagai motor penggerak perubahan sosial melalui tri darma perguruan tinggi, Rabu (24/9).
Rektor Unusa, Prof. Ir. Achmad Jazidie, M.Eng., menjelaskan pentingnya peran perguruan tinggi menghadirkan solusi nyata di tengah masyarakat, publikasi melalui jurnal merupakan salah satu bentuk nyata pengabdian perguruan tinggi kepada masyarakat ilmiah maupun praktisi.
“Perguruan tinggi tidak boleh berhenti pada konsep atau rencana, makna berdampak itu luas, bukan hanya sekadar hilirisasi, serta harus tarus berkontribusi perguruan tinggi dirasakan secara nyata, baik melalui inovasi teknologi maupun ide-ide cemerlang dalam sains, Dari situlah masyarakat akan melihat peran nyata perguruan tinggi,” jelasnya.
Ketua penyelenggara, Muhammad Afwan Romdloni, S.H.I., M.Ag., mengatakan pengetahuan tidak boleh berhenti pada teori, tapi harus berintegrasi dengan inovasi agar mampu memberikan dampak luas bagi masyarakat.
“Pada tahun 2025 kegiatan SN-PKM diikuti 101 pemakalah dari 14 institusi pendidikan yang tersebar di berbagai daerah, mulai dari Malang, Semarang, Makassar, Jambi, Samarinda, hingga Bali, mayoritas topik makalah yang dipresentasikan berfokus pada bidang kesehatan (57%), disusul pendidikan (18%), pemberdayaan komunitas (12%), teknologi (7%), dan bidang lainnya,” ucapnya.
Corporate Secretary PT Pelindo Petikemas, RM. Widyaswendra, S.T., S.H., M.M., megukapkan kerja sama dengan perguruan tinggi menjadi kunci penting dalam mendukung pembangunan bangsa.
“Industri tanpa kolaborasi dengan instansi pendidikan seperti kehilangan arah, adanya kerja sama ada banyak potensi yang bisa digali dan dikembangkan bersama, Pelindo sendiri selama ini sudah bekerja sama dengan Unusa, salah satunya dalam penyediaan air bersih bagi beberapa pesantren yang tersebar di Indonesia,” tutur Widyaswendra.
Widyaswendra menjelaskan kolaborasi terjadi antara PT Pelindo Terminal Petikemas dan Unusa berawal dari kebutuhan Perusahaan, biaya perawatan dermaga itu memiliki nilai yang sangat besar, namun dari tahun ke tahun air laut itu semakin naik, sehingga perlu menaikkan posisi dermaga, yang mana tentunya ini jadi kekhawatiran.
“Hasil beberapa jurnal menunjukkan naiknya air laut ini disebabkan oleh degradasi besar-besar pada air tanah, sehingga disini pengelolaan air menjadi perhatian utama PT Pelindo Terminal Petikemas, yang mana sejalan dengan perhatian Unusa,” pungkasnya.
Ketua LPPM Unusa, Achmad Syafiuddin, S.Si., M.Phil., Ph.D., menujukan bahwa 115.966 jiwa telah merasakan manfaat kesehatan dari program kolaborasi Unusa dengan PT Pelindo Petikemas, klaborasi antara industri dengan perguruan tinggi pasti ada trigger-nya, Industri butuh pengakuan ilmiah, yang mana itu hanya bisa dilakukan oleh perguruan tinggi, termasuk salah satunya Teknologi Mobile Water Treatment and Incinerator Unusa yang kita lihat sebagai peluang kolaborasi, peguruan tinggi dan industri itu harus aktif dan adaptif.
“Dari kolaborasi peran antara perguruan tinggi dan industri berjalan beriringan dan menghasilkan teknologi yang dibutuhkan masyarakat luas, Teknologi Mobile Water Treatment and Incinerator Unusa dan PT Pelindo Terminal Petikemas sudah menjangkau ke berbagai pelosok negeri, jadi bukti kolaborasi memiliki nilai tambah, baik bagi perusahaan, perguruan tinggi maupun masyarakat,” ucap Syafiuddin. [ren.wwn]


