Oleh:
Rendy Agung Prakoso, Bhirawa
Udara pagi perdesaan yang dingin di kabupaten kaki Gunung Lawu ujung barat Jawa Timur. Dalam rumah warga sederhana dengan aksitektur Rumah Joglo ratusan warga berdatangan ingin berpartisipasi pada pesta demokrasi untuk memilih ulang pemimpin mereka.
Warga berbaris rapi menuggu kesempatan memilih, terutama para Lansia yang masih memiliki sisa tenaga untuk memberikan hak suara meraka sebagai bentuk demokrasi di Indonesia, dengan harap bisa menuntun mereka lima tahun kedepan.
Kabupaten Magetan berkesempatan melaksanakan kegiatan Pemugutan Suara Ulang (PSU) dikarena menemukan pelagaran di beberapa TPS, yaitu TPS 001 Desa Nguri, Kecamatan Lambeyan, TPS 001 dan 004 Desa Kinandang, Kecamatan Bendo, serta TPS 009 Desa Selotinatah, Kecamatan Ngariboyo.
Para panitia Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) telah mempersiapakan dengan matang untuk para warga agar masih antusias dan nyaman saat melaksanakan coblosan ulang. Kesiapan terlihat saat melayanani warga-warga yang telah lanjut usia dan warga yang memiliki Keterbatasan.
Warga yang khusus tersebut diberikan kesempatan untuk tidak mengikuti urutan barisan antre, mereka di dahulukan dan sebelumnya untuk memberikan kemudahan, apabila memang tidak memungkinkan menuju bilik suara sendiri, karena keterbatasan kondisinya, himbauan sosilisaasi tersebut telah di sampaikan jauh-jauh.
Upaya pelayan tersebut sebagai keserius penyelenggara memberikan layanan terbaik bagi masyarakat pemilih, kerja dan sinergi penyelenggara dalam semua tingkatan mulai KPPS, KPU Kabupaten Magetan, KPU Provinsi Jawa Timur, KPU RI yang juga ikut turun langsung, Forkopimda dan berbagai pihak lainnya.
Seperti di TPS 009 Desa Selotinatah, Kecamatan Ngariboyo, salah satu warga lansia Suminem yang terlihat berat untuk berjalan beliau ditutun jalan oleh anaknya saat mendatangi tempat TPS dengan semangat dan tetap antusias.
“Tidak keberatan meski membgikuti pemilihan ulang, menyalurkan hak pilih ialah tanggung jawab sebagai warga negara, dan itung saya olah raga jalan kaki rumah ke tempat TPS,” tutur perempuan umur sekitar 70 tahun.
Selanjutnya lansian lain bernama Bukinem yang di gendong keponakan untuk mengikuti pemilihan di TPS 009 Desa Selotinatah, beliau sudah susah berjalan tatapi karena ingin mengikuti pemilihan tetap memaksakan datang.
“Saya ingin pemimpin yang bisa membawa Magetan lebih baik,” penjelasan singkatnya.
Ketua KPU Jawa Timur, Aang Kunaifi, menjelaskan kinerja KPU Magetan serta seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam suksesnya pelaksanaan PSU, pentingnya PSU dilakukan dengan hati-hati dan sesuai regulasi.
“Batas PSU dalam waktu 30 hari sejak putusan ditetapkan, sehingga harus dilaksanakan dengan cermat dan sesuai regulasi,” pungkasnya.
Lanjut Aang Kunaifi mengukapkan bahwa sempat adanya antrean panjang akibat proses verifikasi dokumen pemilih yang ketat, atrean tersebut karena pencocokan antara nama dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) dengan dokumen kependudukan menjadi faktor utama.
“Koordinasi yang baik, proses ini berhasil diselesaikan tanpa hambatan berarti, berharap hasil PSU dapat diterima masyarakat sehingga pasangan calon (paslon) terpilih bisa segera ditetapkan tanpa ada gugatan atau rekomendasi tambahan” tutur Aang Kunaifi.
Sementara itu Divisi Teknis Penyelenggaraan KPU Jatim, Choirul Umam, mengukapkan Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pilkada Magetan pada satu hari ini, jumlah pemilih, hanya 88,7 persen warga yang menggunakan hak suaranya ulang.
“Total DPT 2.117 orang, tercatat yang menggunakan hak pilihnya hanya mencapai 1.878 orang di empat TPS,” ujarnya.
Pendidikan Pemilih dan Partisipasi Masyarakat Komisi Pemilihan Umum Provinsi Jawa Timur, Nur Salam menyampaikan, rincian partisipasi setiap TPS sangat tinggi.
“Partisipasi pemilih di TPS 001 Desa Nguri, Kecamatan Lembeyan mencapai 89,7%. Lalu, partisipasi pemilih di TPS 001 Desa Kinandang, Kecamatan Bendo mencapai 88,5%, TPS 004 Desa Kinandang, Kecamatan Bendo mencapai 86,1%, partisipasi pemilih di TPS 009 Desa Selotinatah mencapai 88,7%,” jelas Nur Salam. [ren.gat]