26 C
Sidoarjo
Friday, December 5, 2025
spot_img

Toleransi di Unusa, Mahasiswa Kristen dan Katolik Ikuti Proses Wisuda


Tak Merasa Dikucilkan, Bebas Menjalankan Ibadah dan Diperlakukan Seperti keluarga
Surabaya, Bhirawa
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) menggelar wisuda ke-19 digelar di Dyandra Convention Hall, Surabaya. Sebanyak 275 wisudawan, yang dimana 60,36% diwisuda tepat waktu, sebanyak 7,64% dinyatakan lulus lebih cepat dengan waktu kuliah 3,5 tahun. Rabu, (23/4).

Rektor Unusa, Prof Dr. Ir. Achmad Jazidie, M.Eng menjelaskan bahwa berhasil mencatatkan lulusan terbanyak dalam waktu lebih cepat 3,5 tahun adalah Program Studi D4 Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) sebanyak 16 wisudawan. “Selamat kepada wisudawan yang telah menempuh waktu kuliah lebih cepat dan yang juga membanggakan kami mereka sudah diterima bekerja,” ujarnya.

Lanjut Prof Jazidie mengatakan yang telah diperoleh Prodi D4 K3 menyiapakan lulusan lebih cepat dari waktu selama 8 semester adalah sebuah berkah dari berjalanya program Kampus Merdeka Belajar.

“Dari program Kampus Merdeka Merdeka Belajar mahasiswa diberikan kesempatan magang di perusahaan atau indsutri dan sekaligus digunakan untuk mengambil data dalam penyusunan tugas akhir,” tutur Prof Jazidie.

Prof Jazidie menambahkan pola kami mendorong bagi mahasiswa yang kami anggap mampu untuk memprogram bisa lulus lebih cepat, dan tentu saja kerjasama dengan dosen wali serta dosen pembimbing tugas akhir kami lakukan intens supaya target tersebut tercapai.

Wisuda kali ini terasa berbeda terdapat unsur toleransi dan keberagaman di lingkungan kampus berbasis ke-Islaman, dimana ada wisudawan beragama Kristen dan Katolik. Mereka Waryani dan Ana Zenetia Paulo Soares de Rosa ke dua mahasiswa tersebut sama-sama menempuh pendidikan di Program Studi S1 Kebidanan Unusa yang telah terakreditasi Unggul, lewat jalur alih RPL dan alih jenjang.

Berita Terkait :  Petani Tebu Menjerit, Produksi Meningkat, Panen Melimpah, Tapi Gula Tak Terjual

Wisudawan Program Studi S1 Kebidanan Unusa Waryani tercatat sebagai wisudawan tertua, usianya sudah 54 tahun dan sudah mempunyai menantu warga Kanada dan sehari-hari dia bekerja di RS Darmo.

“Awalnya dosen yang mengajar saya ada yang teman satu angkatan saat menempuh pendidikan D3, tapi saya akui beliau memang sejak kuliah pandai, jadi pantas kini menjadi dosen saya,” ungkap Waryani.

Waryani menyampaikan Meski berasal dari latar belakang agama minoritas di kampus dan teman-teman Muslim banyak yang berjilbab, saya tidak pernah merasa dikucilkan. “Bersyukur kuliah di Unusa, saya justru merasa dihormati dan diterima apa adanya, juga senang menggunakan krudung,” tuturnya.

Sementara itu, Wisudawan Program Studi S1 Kebidanan Ana Zenetia Paulo Soares de Rosa, menceritakan sama dimana Unusa memberinya pengalaman belajar yang bukan hanya akademis, tapi juga nilai-nilai kemanusiaan.

“Saya tetap bisa menjalankan ibadah dan merayakan hari-hari besar agama saya, bahkan teman-teman Muslim mengucapkan selamat Natal dan memperlakukan saya seperti keluarga” ceritanya.

Ana Zenetia merasa diberi ruang aman dan nyaman bagi semua mahasiswa, tanpa memandang latar belakang agama, budaya, atau asal negara.”Kami sering belajar bersama, berdiskusi terbuka, dan saling memahami, justru jadi lebih mengenal nilai-nilai Islam dari teman-teman saya”. Imbuhnya. [ren.wwn]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru