Situbondo, Bhirawa
Rumah Sakit dr Abdoer Rahem (RSAR) Situbondo terus berbenah. Selain fokus pada peningkatan pelayanan medis, RSAR juga menaikkan honor ratusan tenaga non ASN, yang semula di bawah Rp 1,5 juta, kini menjadi diatas Rp 1,5 juta. Ini dilakukan RSAR untuk memberikan kualitas pelayanan yang prima kepada masyarakat yang ada di Kota Santri Situbondo.
Menurut Direktur RSAR Situbondo, Roekmy Prabandini Ario, saat ini ada sekitar 540 tenaga non ASN yang menerima kenaikan honor diatas Rp 1,5 juta. “Sisanya ada sekitar puluhan tenaga non ASN yang masih menerima honor dibawah Rp 1,5 juta,” beber Roekmy.
Masih kata Roekmy, dari besaran honor yang diterima para tenaga non ASN tersebut, dipotong 1 persen untuk membayar premi BPJS. Sedangkan sisanya, aku Roekmy, sebesar 4 persen ditanggung oleh RSAR Situbondo. “Ya kami yang menanggung untuk premi BPJS para tenaga non ASN tersebut. Besarannya sekitar 4 persen. Tenaga non ASN hanya menanggung 1 persennya saja,” tutur mantan Direktur RSUD Asembagus, Situbondo itu.
Kenapa tidak seluruh tenaga non ASN yang dinaikkan honornya ? Kata Roekmy, alasan itu karena didasarkan kepada kemampuan keuangan yang dimiliki RSAR Situbondo. “Ini karena kami (RSAR) Situbondo masih
harus membayar obat, membiayai KRIS (Kamar Rawat Inap Standar KRIS) dan membayar sektor lain,” kupas Roekmy.
Roekmy kembali melanjutkan, untuk honor non ASN sebenarnya semua flat (sama) sebesar Rp 1,5 juta. Dengan perincian, ungkap Roekmy, honor sebesar Rp 1 juta dan uang jasa sebesar Rp 500 ribu. “Besaran ini tidak mengikuti naik turunnya pendapatan RSAR Situbondo,” terang Roekmy.
Untuk tenaga non ASN yang masih menerima honor dibawah Rp 1,5 juta, tegas Roekmy, oleh RSAR Situbondo diberi subsidi sampai menyentuh angka Rp 1,5 juta. “Ya, kalau honor totalnya dengan jasa sebesar Rp 1,2 juta, ya kami subsidi sebesar Rp 300 ribu. Begitu seterusnya tinggal melihat kekurangan honornya,” kupas Roekmy.
Roekmy menambahkan, saat ini ada sekitar puluhan tenaga non ASN di RSAR Situbondo yang masih menerima honor dibawah Rp 1,5 juta. Sedangkan 540 tenaga non ASN lainnya, sudah menerima honor di atas angka Rp 1,5 juta.
“Untuk angka pastinya saya tanyakan dahulu ke Bagian Keuangan ya. Berapa jumlah non ASN yang belum menerima honor sebesar Rp 1,5 juta dan kemudian itu disubsidi,” pungkas Roekmy.(awi.ca)


