Oleh :
Berlinda Galuh P. W
Dosen PPKn Univ. Muhammadiyah Malang
Kemajuan teknologi di era digital telah membawa perubahan besar dalam dunia pendidikan. Teknologi memberikan kemudahan dalam mengakses informasi, namun tanpa karakter, etika, dan moralitas yang kuat, penggunaannya dapat menimbulkan berbagai dampak negatif. Maraknya hoaks, cyberbullying, serta kecanduan media sosial menjadi bukti bahwa teknologi yang berkembang pesat tidak selalu sejalan dengan nilai-nilai kebaikan. Dalam situasi ini, peran pendidik semakin krusial, tidak hanya sebagai pengajar ilmu pengetahuan tetapi juga sebagai pembimbing moral yang membentuk karakter peserta didik. Tantangan bagi para pendidik adalah bagaimana memastikan bahwa siswa tidak hanya mahir dalam menggunakan teknologi, tetapi juga memiliki kesadaran etis dalam memanfaatkannya secara bijak dan bertanggung jawab.
Dampak teknologi tanpa karakter
Perkembangan teknologi yang pesat telah membawa perubahan besar dalam kehidupan peserta didik, baik dalam aspek akademik maupun sosial. Namun, tanpa dibarengi dengan karakter, etika, dan moral yang kuat, penggunaan teknologi justru dapat menimbulkan berbagai dampak negatif. Penyebaran hoaks yang tidak terfilter, maraknya cyberbullying, serta kecanduan media sosial menjadi fenomena yang semakin mengkhawatirkan. Banyak peserta didik yang terjebak dalam arus informasi tanpa kemampuan berpikir kritis, sehingga mudah terpengaruh oleh konten negatif. Selain itu, interaksi sosial secara langsung semakin berkurang karena ketergantungan pada dunia digital.
Oleh karena itu, memahami dampak teknologi tanpa karakter terhadap perilaku peserta didik menjadi langkah awal dalam mencari solusi untuk menyeimbangkan kemajuan teknologi dengan nilai-nilai moral dan etika. Di era digital, informasi dapat menyebar dengan sangat cepat melalui berbagai platform media sosial. Sayangnya, tidak semua informasi yang beredar bersifat valid dan dapat dipercaya. Banyak peserta didik yang masih belum memiliki kemampuan berpikir kritis yang memadai untuk memilah dan mengevaluasi kebenaran suatu informasi. Akibatnya, mereka mudah terpengaruh oleh hoaks, propaganda, dan berita palsu yang dapat membentuk opini keliru serta memicu kesalahpahaman. Tanpa pembekalan karakter dan literasi digital yang baik, generasi muda bisa menjadi korban sekaligus pelaku penyebaran informasi yang menyesatkan.
Perkembangan teknologi juga membawa dampak negatif dalam bentuk meningkatnya kasus cyberbullying. Peserta didik yang kurang memiliki empati dan kesadaran moral sering kali menggunakan media sosial untuk melakukan perundungan digital, baik melalui komentar kasar, penyebaran fitnah, maupun tindakan merendahkan orang lain. Hal ini dapat berdampak buruk pada kesehatan mental korban, seperti menurunnya rasa percaya diri, kecemasan, bahkan depresi. Kurangnya pengawasan dari orang tua dan pendidik membuat fenomena ini semakin sulit dikendalikan.
Itu artinya, dampak teknologi tanpa karakter terhadap perilaku peserta didik sangat nyata dan mengkhawatirkan. Dari penyebaran hoaks, maraknya cyberbullying, hingga kecanduan teknologi, semua ini menunjukkan bahwa penggunaan teknologi yang tidak diimbangi atau diiringi dengan nilai-nilai moral dapat berpotensi merusak perkembangan generasi muda. Oleh karena itu, pendidik dan orang tua sangat memiliki peran penting dalam mengawasi sekaligus membimbing anak-anak agar mereka mampu memanfaatkan teknologi secara bijak dan bertanggung jawab. Literasi digital, pendidikan karakter, serta pengawasan yang lebih intensif menjadi langkah utama dalam menghadapi tantangan ini.
Guru dan pembentukan etika digital
Di era digital yang berkembang pesat, peserta didik dihadapkan pada berbagai tantangan dalam menggunakan teknologi secara bijak. Kemudahan akses informasi dan interaksi di dunia maya sering kali tidak diimbangi dengan pemahaman tentang etika dan karakter yang baik. Dalam hal ini, peran guru menjadi sangat penting kehadirannya sebagai pendidik dan pembimbing yang tidak hanya mentransfer ilmu, tetapi juga menanamkan nilai-nilai moral dan etika digital. Dengan bimbingan yang tepat, peserta didik dapat memanfaatkan teknologi secara positif, bertanggung jawab, serta memiliki karakter yang kuat dalam menghadapi dinamika dunia digital. Untuk memastikan peserta didik memiliki etika dan karakter yang baik dalam menggunakan teknologi, guru dapat menerapkan berbagai strategi berikut ini.
Pertama, memberikan pendidikan etika digital secara terstruktur. Guru dapat memasukkan materi tentang etika digital ke dalam pembelajaran, seperti tata krama dalam berkomunikasi di dunia maya, pentingnya menjaga privasi, serta dampak negatif penyebaran hoaks dan cyberbullying.
Kedua, menjadi teladan dalam penggunaan teknologi. Guru harus menunjukkan contoh penggunaan teknologi yang baik, seperti berkomunikasi dengan sopan di media sosial, menghargai hak cipta, dan memanfaatkan teknologi untuk hal-hal positif. Dengan begitu, peserta didik akan lebih mudah meniru perilaku yang benar.
Ketiga, mendorong diskusi dan refleksi kritis. Guru dapat mengajak peserta didik untuk berdiskusi mengenai kasus nyata terkait etika digital, seperti penyalahgunaan media sosial atau dampak kecanduan teknologi. Diskusi ini membantu mereka memahami konsekuensi dari setiap tindakan di dunia digital.
Keempat, mengintegrasikan teknologi ke dalam pembelajaran secara positif. Dengan mengajak peserta didik menggunakan teknologi untuk proyek kreatif, penelitian, atau kegiatan pembelajaran kolaboratif, mereka akan terbiasa memanfaatkan teknologi dengan cara yang bermanfaat dan bertanggung jawab.
Kelima, menjalin kerja sama dengan orang tua dan masyarakat. Guru dapat bekerja sama dengan orang tua dalam mengawasi dan membimbing peserta didik di lingkungan digital mereka. Selain itu, melibatkan komunitas dalam kampanye literasi digital dapat memperkuat pemahaman mereka tentang etika dan karakter dalam dunia digital.
Dengan menerapkan berbagai cara di atas, yang disertai dengan pendekatan yang konsisten dan kolaboratif, pembentukan karakter digital dapat menjadi bagian dari budaya belajar yang berkelanjutan. Hingga pada akhirnya, peran guru dalam membangun etika dan karakter digital akan berkontribusi pada lahirnya generasi yang tidak hanya mahir dalam teknologi, tetapi juga bertanggung jawab dalam menggunakannya.Dengan begitu, guru dapat membantu membentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara teknologi, tetapi juga memiliki karakter kuat dan etika yang baik dalam dunia digital.
————– *** —————


