33 C
Sidoarjo
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Tekan Potensi Banjir-Tanah Longsor, Pemkot Batu Normalisasi Sungai dan Hutan

Kota Batu,Bhirawa.
Mulai memasuki musim penghujan telah meningkatkan potensi musibah banjir dan tanah longsor di Kota Batu. Dan untuk mendeteksi sekaligus mengantisipasi terjadinya musibah ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Batu melalui BPBD setempat mulai melakukan normalisasi sungai.

“Kami telah memetakan ada empat aliran sungai di kawasan hutan yang berpotensi memicu terjadinya banjir bandang,” ujar Agung Sedayu, Kepala BPBD Kota Batu, Rabu (30/10).

Ia menjelaskan dari empat aliran sungai di kawasan hutan tersebut, tĆØcatat ada 144 titik rawan terjadinya banjir maupun tanah longsor. Karena itu BPBD bersama para relawan terus secara aktif melakukan normalisasi dengan membersihan sungai- sungai tersebut.

“Selain BPBD, upaya pembersihan sungai ini juga melibatkan para relawan seperti Relawan Taman Hutan Raya, Perhutani, relawan bencana, linmas, dan masyarakat setempat,” jelas Agung.

Diperkiarakan proses pembersihan terus dilakukan selama selama beberapa hari ke depan. Dan dengan gerakan bersama ini maka ketika memasuki intensitas hujan mulai tinggi maka potensi bencana banjir maupun tanah longsor bisa diantisipasi.

Dari gerakan bersama ini titik-titik rawan memicu terjadinya banjir telah dibersihkan. Dan untuk mengoptimalkan gerakan ini pemkot telah mengalokasikan anggaran susur sungai sebesar Rp30 juta.

Anggaran tersebut digunakan untuk mem back-up proses pembersihan sungai. Seperti untuk makan minum serta vitamin petugas, peralatan pembersihan, dan biaya alat pengeruk maupun pemotong kayu.

Berita Terkait :  Dirut PD Pasar Surya Surabaya Akui THP Lebih Besar dari Dividen

“Pembersihan di aliran sungai kawasan hutan ini sangat perlu dilakukan untuk mengantisipasi peristiwa banjir bandang yang pernah terjadi tahun 2021 silam agar tidak terjadi lagi,” tambah Agung.

Diketahui, dalam pantauan BPBD potensi tertinggi banjir bandang ada di wilayah Kecamatan Bumiaji. Penyebabnya adalah kebakaran hutan yang pernah melanda pada Tahun 2019 lalu.

Dalam musibah tersebut menimbulkan banyak pohon tumbang. Dan material pohon ini menyebabkan aliran sungai terhambat dan membuat bendungan alam. Dan ketika bendungan itu jebol maka aliran deras air banjir yang bercampur lumpur akan menerjang perkampungan warga.

Karena itu, proses pembersihan aliran sungai difokuskan di dalam hutan. Meliputi pembersihan pohon-pohon tumbang sisa kebakaran hutan maupun pembersihan sampah.

Adapun untuk membersihkan material kayu atau bambu, petugas melakukan pemotongan per 30 – 50 centimeter. Setelah dipotong pendek-pendek, kayu maupun bambu langsung dibakar bersama sampah hutan hingga benar-benar habis dan api padam.

Setiap dilakukan operasi pembersihan, BPBD menerjunkan sekitar 30 orang personel. Adapun untuk pembersihan satu sungai paling tidak memerlukan waktu sekitar satu minggu dengan cakupan sekitar 20 titik pembersihan setiap harinya. Dan proses pembersihan ini selalu dipanatau oleh petugas Perhutani. Hal itu bertujuan agar proses pembersihan tidak sampai merusak ekosistem hutan.

Selain itu, hujan Intensitas yinggi yang terjadi di Wilayah Kota Batu menyebabkan saluran drainase tidak mampu menampung bebit air. Akiibatnya, air hujan bercampur lumpur meluap kejalan hingga ketebalan lumpur mencapai 5 cm dan mengganggu aktivitas warga.

Berita Terkait :  Klinik Perisai Mudahkan Urusan Izin Usaha Mikro dan Kecil di Kota Mojokerto

Untuk mengantisipasi hal ini, Pusdalops BPBD Kota Batu melaksanakan kegiatan pemantauan dan monitoring di tiga kecamatan yang ada di Kota Batu. Hal ini dilakukab dengan mengaktifkan perangkat radio komunikasi Repeater VHF, internet, SMS, WA dan Call Center. Selain itu jugq diaktifkan Piket Standby Force Tim Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana 24 jam.[nas.ca]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Berita Terbaru

spot_imgspot_imgspot_img