Buat Inovasi Artificial Nose Tentang Informasi Udara Bau di Wisata Pantai Pandean
Oleh:
Sawawi, Kabupaten Situbondo
Keluarga besar SMPN 2 Banyuputih, Kabupaten Situbondo berhasil meraih medali perak pada lomba NALATICO 2025. Lomba ini merupakan lomba hasil kolaborasi antara PT Riset Juara Abadi dengan Fakultas Kedokteran Universitas Hang Tuah Surabaya. Terbaru tim ini juga meraih medali emas pada ajang lain.
Menurut Budi Cahyono, guru SMPN 2 Banyuputih mengatakan team SMPN 2 Banyuputih Situbondo diikuti oleh Adi dan teman teman dengan mengangkat karya yang sangat relevan dan dibutuhkan disekitarnya.
“Di Desa Wonorejo (desa paling dekat dari kawasan Taman Nasional Baluran), ada tempat Wisata Pantai Pandean. Disisi lain ada pabrik olahan ikan pindang, dimana ketika produksi dan membuang limbah langsung ke pantai,” aku Budi Cahyono seraya mengaku kondisi itu mengganggu wisatawan yang berkunjung.
Budi melanjutkan, inovasi team Adi adalah membuat Artificial Nose yang akan memberikan informasi terkait kondisi udara (bau) yg ada di sekitar tempat wisata Pantai Pandean.
“Sehingga wisatawan lebih tau sejak pertama masuk hingga sampai ke kawasan,” ujar Budi.
Ide ini, tambah Budi, juga sesuai dengan perkembangan zaman yang menggabungkan AI (Artificial Intelegent) di kalangan siswa SMP. Ide ini, urai Budi, juga muncul pada saat Adi dkk mengikuti kegiatan research adventure pada Juli 2025 lalu bersama beberapa sekolah dari Surabaya dan Sidoarjo serta daerah lain.
“Karya ini dilombakan dalam event lomba NALATICO 2025, pada 27-30 November 2025 di di Fakultas Kedokteran Universitas Hang Tuah Surabaya. Alhamdulillah berhasil meraih medali perak dari 211 team yang ada di Indonesia,” tutur Budi.
Dari sini, akunya, team siswa SMPN 2 Banyuputih, berhasil membuktikan bahwa anak daerah juga mampu bersaing di kancah nasional dan menjadikan kebanggaan Desa Wonorejo, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo.
“Ya, event NALATICO 2025 ini memasuki tahun ke 2 dengan peserta 211 baik Online (148) dan Offline (63) atau Hybrid. Lomba NALATICO ini sudah masuk dalam Kurasi PUSPRESNAS (Pusat Prestasi Nasional) Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah. Peserta berasal dari 11 Provinsi yang ada di Indonesi, dengan juri berasal dari latar belakang Dosen, Peneliti BRIN, Praktisi Lingkungan dan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat),” beber Budi.
Lebih jauh Budi memaparkan, acara berlangsung mulai tanggal 27-30 November di aula lantai 4 Fakultas Kedokteran UHT. Acara dibuka dengan seminar Nasional, penjurian Online dan offline dan berakhir dengan 30 November dengan penghargaan. Lomba NALATICO 2025.
“Acara mengambil tema Riset Berkualitas Menuju Indonesia Emas 2045, menjadi langkah awal untuk mewujudkan cita-cita Generasi Emas melalui Riset Berkualitas,” urai Budi.
Diharapkan oleh Budi Cahyono, dengan adanya lomba NALATICO melahirkan generasi mulai tingkat SD (Sekolah Dasar), SMP, SMA sampai mahasiswa dengan berkualitas dengan menjunjung tinggi kejujuran dan integritas serta mengedepankan inovasi sesuai kapasitas peserta berdasarkan jenjang pendidikan.
“Dalam lomba NALATICO ini peserta berlima merebut berbagai macam hadiah mulai medali, sertifikat, special award sampai grand prize (Penelitian Bersama di Pulau Bawean 2026),” kupas Budi.
Lomba NALATICO ini, masih kata Budi, didukung oleh Syavire Kosmetik, Amidis, PT Robries, Tempe Sabar (komunitas tempat pemilahan sampah Barakah) Malang, Sago mee dengan Official Partner GYPEM dan Face of Indonesia. [awi.gat]


