32.8 C
Sidoarjo
Friday, March 14, 2025
spot_img

Target Penyerapan Gabah 14.400 Ton Setara Beras Fokus di Situbondo

Situbondo, Bhirawa.
Perum Bulog Cabang Bondowoso mengikuti sosialisasi penyerapan gabah petani dan Gapoktan sebagai penyalur pupuk bersubsidi tahun 2025. Sosialisasi digelar Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dispertangan) Kabupaten Situbondo, dihadiri Sekda Wawan Setiawan, Dandim 0823 Situbondo, Alexander AB, perwakilan Polres dan kalangan petani berikut Gapoktan.

Menurut Kepala Perum Bulog Cabang Bondowoso, Hesty Retno Kusumastuti, penyerapan gabah Kabupaten Situbondo menjadi target optimal sebesar 14.400 ton setara beras. Angka sebesar itu diperuntukkan sampai dengan target April 2025.

”Itu breakdown dari target yang 3 juta ton pemerintah. Dari pemerintah sudah ada pembaharuan terkait 1 juta ton. HPP ( Harga Pembelian Pemerintah) dulu kan bukan Rp6.500. Harga ini yang terbaru. Kemudian, harga diluar GKP Rp6.500 juga ada pembelian beras di gudang Bulog. Artinya pembelian di pintu Bulog dengan Rp12 spesifikasi,” tutur Hesty.

Hesty juga menjelaskan, pihaknya perlu koordinasi dengan Pemkab dan Kodim, karena Bulog Bondowoso itu tidak punya sentra penggilingan padi maka Bulog perlu melakukan kerjasama dengan penggilingan padi dan Gapoktan yang punya alat

”Ini agar gabah hasil petani wilayah setempat bisa digiling di penggilingan padi terdekat. Hasil olahan beras tadi akan di beli Bulog. Penyerapan gabah ada ketentuannya karena pemerintah meminta Bulog agar langsung membeli dari petani,” urai Hesty.

Wanita berhijab itu melanjutkan, yang bisa memverifikasi di lapangan pihak PPL dan Babinsa. Agar petani itu klir karena Bulog sebagai BUMN itu diperiksa eksternal seperti BPK dan semua data dilaporkan ke Kementan. ”Jadi ini transparan dan bukan orang yang asal,” urai Hesty.

Berita Terkait :  Kilas Balik 2024, Angka Kriminalitas dan Narkoba Turun Laka Lantas Meningkat di Kota Madiun

Hesty berharap di Kabupaten Situbondo ada mitra maklon, yang bisa di titipi dalam proses drying dan giling sehingga nanti berasnya disetor ke Bulog. Itu karena sejak awal gabahnya milik Bulog atau pemerintah dengan menyewa alatnya.

”Ini harga dan tarif sewanya dibahas di pusat. Nanti digelar sosialisasi di sini. Siapa saja mitra penggilingannya, ada yang tertarik atau tidak. Dari awal sampai akhir ada aturannya sendiri. Ini sedikit kompleks karena ada pembahasan intens,” tutur Hesty.

Selain itu, sambung Hesty, pihaknya membuka lebar mitra mana saja kepada Bulog dengan harga beras Rp12 ribu untuk penyerapan beras. Tetapi khusus mitra maklon, tidak semua penggilingan padi berkenan untuk transparan karena mereka tidak mau ribet.

”Harga sewa alat itu secara nasional kini sedang digodok angkanya dipusat. Kalau posisinya tidak semena – mena, dan jika tak berkenan juga tak bisa memaksa. Kalau ada ya Alhamdulillah,” tandas Hesty. [awi.fen]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru